Jubir JAS : Menaikan Harga BBM Adalah Pendzaliman Yang Luar Biasa

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Juru bicara Jama’ah Ansharusy Syari’ah (JAS) Ahmad Fatih mengecam keras rencana pemerintah yang akan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi Rp.9.000/liter dari sebelumnya Rp.6.500/liter. Jika rencana itu disahkan, maka Ahmad Fatih menilai itu sebagai kedzaliman yang luar biasa terhadap rakyat Indonesia.

“Kenaikan BBM adalah pendzoliman buat rakyat Indonesia, karena seharusnya bukan BBM yang dinaikkan yang berdampak kepada susahnya kehidupan rakyat. Namun kontrak-kontrak perusahaan minyak asing yang harus dibatasi dan dikaji ulang,” tandasnya kepada Jurnalislam.com saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (17/11/2014).

Menurutnya, Indonesia adalah negara yang kaya akan minyak, mustahil jika sampai kekurangan pasokan. Adapun jika ada kekurangan, itu disebabkan karena minyak Indonesia telah dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing.

“Saya serukan kepada rakyat untuk menolak kenaikan BBM ini dan mendesak pemerintah untuk bersikap tegas terhadap perusahaan-perusahaan minyak asing yang nyari hidup di Indonesia, semisal BJ Service, Halliburton, PetroChina, Shell, dl. Bila perlu usir perusahaan-perusahaan itu…..itu solusinya!” tegas Ahmad Fatih.

Selain akan mendzalimi rakyat, menurut Ahmad Fatih, jika disahkan, rencana pemerintah menaikan harga BBM itu adalah kebijakan yang menyimpang karena bertentangan dengan UUD 45 pasal 33.

Salah satu alasan Jokowi menaikan harga BBM adalah untuk membatasi penggunaan BBM bersubsidi, karena penggunaannya yang tidak tepat sasaran.

Namun Ahmad Fatih menilai alasan tersebut hanya akal-akalan pemerintah untuk menguras kekayaan minyak Indonesia dan menjualnya kepada asing.

“Jika kenaikan bbm ini untuk membatasi BBM agar tepat sasaran itu bohong besar, hanya akal-akalan pemerintah saja. Apalagi pemimpinnya berkiblat ke AS dan sekutunya, maka yang ada sumber daya alam di Indonesia termasuk minyak bumi akan dikuras dan disetorkan kepada mereka,” sanggahnya.

Lebih jauh Ahmad Fatih memandang, selama pemerintah tidak berpijak kepada Syariat Islam, maka rakyat akan terus didzalimi. 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.