JENEWA (Jurnalislam.com) – Sekitar 607.000 Muslim Rohingya telah menyeberang dari Myanmar ke Bangladesh sejak 25 Agustus, PBB mengatakan pada hari Selasa (31/10/2017).
“Meskipun jumlah pendatang baru sekarang melambat, orang-orang terus berdatangan di permukiman darurat Cox’s Bazar setiap hari, sehingga jumlah penduduk Rohingya di distrik tersebut menjadi lebih dari 820.000,” Joel Millman, juru bicara Badan Internasional untuk Migrasi PBB (International Agency for Migration-IOM) mengatakan dalam sebuah konferensi pers di PBB di Jenewa pada hari Selasa.
“Permukiman menjadi sangat padat dan penuh sesak dan kebutuhan sumber air minum bersih dan sanitasi dasar sangat besar. Setelah berjalan berhari-hari tanpa air dan makanan, para pengungsi tiba di pemukiman kehabisan tenaga dan kehausan. Banyak yang sakit,” kata Millman.
Senator AS: Ribuan Anak Dibantai dan Ribuan Wanita Diperkosa di Rohingya, Donald Trump Bisu
Juru bicara UNHCR Babar Baloch mengatakan empat pengungsi Rohingya tewas pada hari Selasa pagi di sebuah kecelakaan kapal baru di Teluk Benggala ketika kapal mereka terbalik di tepi pantai selatan Bangladesh.
Para pengungsi tersebut melarikan diri dari sebuah tindakan sadis militer di mana pasukan Budh Myanmar dan gerombolan Buddha membunuhi pria, wanita dan anak-anak, menyiksa, memperkoasa, menjarah rumah dan membakar desa Rohingya.
Muslim Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai kelompok etnis yang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat atas serangan tersebut sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.
Digunakan untuk Meneror Muslim Rohingya, Israel Masih Kirim Senjata ke Angkatan Laut Myanmar
PBB telah mendokumentasikan perkosaan massal, pembunuhan – termasuk bayi dan anak kecil – pemukulan brutal, mutilasi dan penghilangan yang dilakukan oleh petugas keamanan Myanmar.
Dalam sebuah laporan, penyidik PBB mengatakan bahwa pelanggaran tersebut merupakan kejahatan berat terhadap kemanusiaan.