UNRWA: Setengah Juta Warga Palestina Mengungsi dalam Sebulan Terakhir di Gaza

UNRWA: Setengah Juta Warga Palestina Mengungsi dalam Sebulan Terakhir di Gaza

GAZA (jurnalislam.com)- Sekitar 500.000 warga Palestina terpaksa mengungsi dari rumah mereka akibat serangan militer Israel di Jalur Gaza selama sebulan terakhir, demikian laporan dari Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Jumat (25/4/2025).

Sejak melanjutkan kembali operasi militernya pada pertengahan Maret, militer Israel mengeluarkan sejumlah perintah evakuasi besar-besaran yang memaksa warga Palestina berpindah ke wilayah-wilayah yang semakin sempit dan terbatas. Israel juga dilaporkan menyita wilayah tambahan dan menjadikannya bagian dari apa yang mereka sebut sebagai “zona keamanan”.

“Selama sebulan terakhir, sekitar setengah juta orang telah mengalami pengungsian kembali,” kata UNRWA dalam keterangannya.

Badan tersebut juga menyoroti bahwa perintah pemindahan yang terus-menerus dari militer Israel membuat warga Palestina kini hanya memiliki kurang dari sepertiga wilayah Gaza yang dapat dihuni. “Wilayah yang tersisa itu pun terfragmentasi, tidak aman, dan hampir tidak layak huni,” lanjutnya.

Pada 18 Maret lalu, pasukan Israel kembali memasuki wilayah Gaza dan merebut sejumlah daerah, termasuk Koridor Netzarim di Gaza tengah. Militer Israel juga mengumumkan pembentukan zona militer baru di bagian selatan Gaza yang dinamakan ‘Poros Morag’, yang memisahkan Kota Rafah dari wilayah Gaza lainnya.

Saat ini, hampir 70 persen wilayah Gaza telah menjadi zona terlarang bagi penduduk sipil, termasuk sebagian besar wilayah Rafah, kawasan timur Kota Gaza, serta zona penyangga luas di sepanjang perbatasan.

Menteri Pertahanan Israel bahkan mengancam akan terus menduduki wilayah tersebut setelah perang berakhir, serta memperluas zona keamanan yang ada.

Dalam lima pekan terakhir sejak serangan kembali dilancarkan, hampir 2.000 warga Palestina dilaporkan tewas. Total korban jiwa sejak dimulainya agresi militer Israel di Gaza mencapai hampir 51.400 orang, sementara lebih dari 117.200 lainnya terluka. Puluhan ribu warga lainnya masih diyakini tertimbun di bawah reruntuhan bangunan yang hancur.

Israel juga kembali memberlakukan pengepungan ketat atas Gaza selama hampir dua bulan terakhir, menutup total akses bantuan kemanusiaan, memutus aliran listrik sejak 9 Maret, serta mencegah masuknya makanan, bahan bakar, dan pasokan medis penting.

“Tempat penampungan penuh sesak dalam kondisi yang sangat buruk. Layanan kemanusiaan kewalahan dan sumber daya terakhir kini mulai habis,” ujar UNRWA.

Sejumlah LSM yang beroperasi di Gaza menyatakan bahwa krisis kelaparan sudah dimulai, dan situasi kemanusiaan memburuk secara drastis dari hari ke hari.

Reporter: Bahry
Sumber: The New Arab

 

Bagikan