Hamas Ajak Fatah Bangun Kekuatan Baru Lawan Penjajahan Isreal

Hamas Ajak Fatah Bangun Kekuatan Baru Lawan Penjajahan Isreal

GAZA (Jurnalislam.com) Kelompok perlawanan Islam Palestina (Hamas) yang berbasis di Gaza mengumumkan sebuah inisiatif baru pada hari Kamis (3/8/2017) yang bertujuan mengakhiri satu dekade divisi politik antar-Palestina.

Dalam konteks inisiatif barunya, Hamas telah menyuarakan kesiapan mereka untuk membubarkan sebuah “komite administratif” yang didirikan pada bulan Maret dengan tugas mengkoordinasikan antara institusi publik Gaza.

Sejak berdirinya komite tersebut, Otoritas Palestina Presiden Mahmoud Abbas (Palestinian Authority-PA), yang berbasis di Ramallah, telah berulang kali menyerukan pembubarannya dipimpin oleh faksi Palestina saingannya, Fatah.

Dalam sebuah pernyataan di hari Rabu (02/08/2017), Salah al-Bardawil, seorang anggota biro politik Hamas yang berpengaruh, berjanji bahwa – dalam konteks prakarsa baru – komite administratif “akan mengakhiri misi daruratnya di Gaza segera setelah Pemerintah persatuan menyatakan tanggung jawabnya di Jalur Gaza,” lansir Anadolu Agency.

Al-Bardawil kemudian menjelaskan bahwa dorongan baru Hamas untuk melakukan hubungan antar-Palestina muncul sebagai respons terhadap suara rakyat Palestina yang berjuang di Yerusalem dan memenangkan Pertempuran Gerbang Al-Aqsha.

Pada pertengahan Juli, zionis memberlakukan serangkaian tindakan otoriter draconian di dan sekitar kompleks Masjid Al-Aqsha di Yerusalem Timur setelah dua pasukan penjajah Israel terbunuh di daerah tersebut, yang diduga oleh penyerang warga Palestina.

Warga Palestina menanggapi tindakan tersebut dengan melakukan unjuk rasa di seluruh wilayah Palestina dan menolak memasuki kompleks Masjid di Yerusalem.

Selama 15 hari, Muslim Palestina sholat berjamaah secara massal di luar gerbang tempat suci dan menarik perhatian media internasional secara luas.

Karena malu dengan gelombang aksi damai dan menghadapi kritik internasional yang meningkat, Israel membatalkan langkah-langkah otoriter zionis pada Jumat lalu dalam sebuah langkah yang dielu-elukan oleh rakyat Palestina sebagai sebuah kemenangan yang langka.

Hamas memanfaatkan kesempatan yang ditimbulkan oleh pertunjukan langka persatuan Palestina untuk memulai usaha baru memperbaiki pagar dengan Fatah dan membentuk front persatuan melawan pendudukan Israel selama beberapa dekade.

“Hamas memperluas tangannya [ke Fatah] dengan maksud mencapai rekonsiliasi Palestina dengan jelas dan kuat,” kata al-Bardawil.

Dia juga meminta pemerintah yang berbasis di Ramallah untuk membatalkan “semua tindakan yang diberlakukan terhadap Gaza sejak pembentukan komite administratif” pada bulan Maret.

Pada bulan April, Abbas bersumpah untuk mengambil “langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya” terhadap Jalur Gaza, yang telah diatur oleh Hamas sejak 2007, ketika kelompok perlawanan tersebut merebutnya dari Fatah.
Dalam beberapa bulan terakhir, Abbas tampaknya berhasil melaksanakan ancamannya, dengan pemerintah Ramallah memotong gaji semua pegawai PA yang berbasis di Gaza sekitar 30 persen.

PA yang berbasis di Ramallah juga mengurangi jumlah yang dibayarkan kepada Israel untuk penyediaan sekitar 10 persen kebutuhan listrik Gaza, hingga memperburuk kekurangan energi yang telah terjadi di wilayah pesisir pantai tersebut.

Dengan harapan untuk menghindari eskalasi lebih lanjut dan menghadapi Israel – musuh utama mereka – dengan sebuah front persatuan Palestina, al-Bardawil menyuarakan keinginan Hamas untuk memulai kembali dialog nasional Palestina dengan maksud membentuk pemerintah persatuan nasional yang mumpuni.

Dia menyimpulkan dengan menyerukan kepada seluruh kelompok politik Palestina untuk menyetujui tanggal pemilihan legislatif, presiden dan dewan nasional Palestina.

Pada tahun 2014, Hamas dan Fatah – yang mengatur Jalur Gaza yang diblokade dan Tepi Barat yang diduduki Israel – sepakat pada prinsipnya untuk membentuk sebuah pemerintahan persatuan nasional Palestina.

Bagikan