Gus Aab : "NU tidak boleh lagi kalem terhadap Syiah!"

DEPOK (Jurnalislam.com) – Berkembangnya Syi'ah di tengah-tengah umat Islam Indonesia yang mayoritasnya warga Nadliyin membuat tokoh Nadlatul Ulama (NU) Jember KH. Abdullah Syamsul Arifin khawatir. Beliau melihat, perkembangan Syi'ah itu disebabkan ketidaktahuan umat tentang perkembangan Syiah dan liberal secara umum, karenanya hingga warga NU bersikap tenang-tenang saja.

“NU tidak boleh lagi kalem terhadap Syi'ah. Kalau Hadratus Syaikh Hasyim Asyari saja sebelum Syi'ah mengancam dan potensinya berkembang seperti saat ini, sudah secara tegas mengatakan bahwa Syiah itu tidak boleh diikuti dan sebagai mazhab yang sesat. Tentu, NU harus terus menjaga komitmen ini, tidak boleh mengakomodir apalagi mengirim mahasiwanya ke Iran,” tegasnya dalam acara Silaturahmi Nasional ‘Penguatan Aswaja dan Penanggulangan Terorisme dalam Ketahanan Nasional’ di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, Beji, Depok, Ahad (7/12/2014).

Menurut Gus Aab, sapaan akrabnya, sikap penolakan NU terhadap Syiah perlu ditegaskan kembali karena situasinya sudah sangat mengkhawatirkan, banyak pengaburan perbedaan antara Sunni dengan Syiah, terutama ketika terbentuknya lembaga pendekatan (taqrib) antara Sunni-Syiah.

“Ketika terbentuknya Lajnah Taqrib Baina Mazahib (Majelis Pendekatan Antar Mazhab, red) yang ada di Mesir, banyak tokoh kita yang berbicara di sana. Itu yang kemudian banyak mengkaburkan sekat antara Syiah dengan Sunni, seakan-akan Syiah dengan Sunni itu tidak ada perbedaan dan bisa dipertemukan, walaupun secara teologis berbeda tetapi dapat dipertemukan dalam aspek-aspek fungsionalis sosiologis. Ini yang sangat membahayakan bagi warga Jam’iyah Nahdlatul Ulama, dimana Syiah itu berada ditengah-tengah mereka,” paparnya.

Oleh karena itu, menurutnya, NU tidak boleh bersikap tenang-tenang saja terhadap Syiah, terlebih mengakomodirnya di Indonesia. Dia pun berharap, penolakan Syiah oleh Hadratusy Syaikh Hasyim Asyari dapat diteruskan oleh mantan Ketua PBNU KH.Hasyim Asyari selaku tuan rumah acara. (kiblat)

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.