Giliran AS Selidiki Pembantaian Muslim Rohingya, Begini Laporannya

Giliran AS Selidiki Pembantaian Muslim Rohingya, Begini Laporannya

MYANMAR (Jurnalislam.com) – Penyelidikan pemerintah AS telah menemukan bahwa militer Myanmar melancarkan operasi pembunuhan masal yang terencana dan terkoordinasi, pemerkosaan massal dan kekejaman lainnya terhadap minoritas Muslim Rohingya.

Laporan Departemen Luar Negeri, ditinjau oleh kantor berita Reuters lebih awal dari rilis yang diharapkan pada hari Senin (24/9/2018), dapat digunakan untuk membenarkan kelanjutan sanksi AS terhadap pemerintah Myanmar, kata pejabat AS.

Namun laporan itu berhenti saat menjelaskan tentang penindasan sebagai genosida atau kejahatan terhadap kemanusiaan.

Baca juga: 

Penemuan ini didasarkan pada lebih dari 1.000 wawancara terhadap pria dan wanita Rohingya di kamp-kamp pengungsi di negara tetangga Bangladesh, tempat lebih dari 700.000 warga Rohingya melarikan diri setelah operasi militer tahun lalu di negara bagian Rakhine, Myanmar.

“Survei itu mengungkapkan bahwa kekerasan baru-baru ini di negara bagian Rakhine utara adalah ekstrim, berskala besar, meluas, dan tampaknya diarahkan untuk meneror penduduk dan mengusir warga Muslim Rohingya,” kata laporan 20 halaman itu.

“Ruang lingkup dan skala operasi militer menunjukkan bahwa mereka terencana dan terkoordinasi dengan baik,” tambahnya.

Pada 25 Agustus 2017, Myanmar melancarkan serangan militer – yang diistilahkan oleh PBB sebagai contoh buku teks pembersihan etnis – setelah pejuang bersenjata Rohingya melakukan serangan balasan terhadap pasukan militer perbatasan.

Mereka yang selamat menceritakan detail mengerikan yang mereka saksikan, termasuk tentara yang membunuh bayi dan anak-anak kecil, memutilasinya, penembakan secara brutal terhadap warga, dan korban yang dikubur hidup-hidup atau dilemparkan ke lubang kuburan massal.

Mereka menggambarkan serangan seksual yang meluas dan perkosaan perempuan Rohingya oleh militer Myanmar, yang sering dilakukan di depan umum.

Baca juga: 

Seorang saksi menggambarkan bagaimana empat gadis Rohingya diculik, diikat dan diperkosa selama tiga hari berturut-turut. Mereka dibiarkan berdarah hebat dan “setengah mati”, katanya, menurut laporan itu.

Laporan Departemen Luar Negeri bertepatan dengan janji AS memberikan bantuan $ 185 juta untuk pengungsi Rohingya.

Pada hari Senin, duta besar AS untuk PBB Nikki Haley mengumumkan pendanaan baru untuk makanan, air, perawatan kesehatan dan bantuan penting lainnya selama pertemuan tingkat menteri mengenai krisis Myanmar di sela-sela pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.

Laporan AS muncul hampir satu bulan setelah sebuah tim penyelidik PBB mengeluarkan laporannya sendiri, mengatakan  militer Myanmar bertindak dengan “niat genosida” dan menyerukan agar panglima tertinggi dan lima jenderal negara itu untuk diadili oleh Pengadilan Kriminal Internasional (the International Criminal Court).

Baca juga: 

Sementara itu, kepala militer Myanmar pada hari Senin memperingatkan campur tangan asing saat para pemimpin dunia berkumpul di PBB untuk menemukan cara menahan para jenderal yang kuat di negara itu demi bertanggung jawab atas kekejaman terhadap Muslim Rohingya.

Dalam komentar publik pertamanya sejak laporan pencarian fakta PBB, Min Aung Hlaing mengatakan Myanmar mematuhinya dengan pakta PBB, tetapi memperingatkan bahwa “pembicaraan untuk ikut campur dalam urusan internal” dapat menyebabkan “kesalahpahaman”.

“Karena setiap negara menetapkan standar dan norma yang berbeda, negara, organisasi dan kelompok lain mana pun tidak memiliki hak untuk ikut campur dan membuat keputusan atas kedaulatan suatu negara,” kata Min Aung Hlaing dalam komentar yang dilaporkan dalam bahasa Inggris di situsnya.

Min Aung Hlaing juga mengabaikan tuntutan para penyelidik PBB agar tentara mundur dari politik di Myanmar. Militer tetap sangat berpengaruh meski ada transisi nominal ke pemerintahan sipil pada 2011.

Bagikan

One thought on “Giliran AS Selidiki Pembantaian Muslim Rohingya, Begini Laporannya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.