Berita Terkini

Musyawarah Kerja Nasional, PP Lidmi Siapkan Program Keummatan

MAKASAR (Jurnalislam.com) – Pimpinan Pusat Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (PP LIDMI) akan menggelar Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) yang ke-II, bertempat di kota Daeng, Makassar, mulai Sabtu (28/04/2018) hingga Ahad (29/04/2018).

Dengan tema “Mewujudkan Profesionalitas Manajemen Lembaga Menuju Visi 2029”, PP Lidmi akan memperkenalkan program-program keummatan kepada forum Mukernas yang terdiri dari utusan Lembaga Dakwah Kampus serta Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah Lidmi se-Indonesia.

Sebagaimana diungkapkan oleh Hamri Muin, Ketua Umum PP Lidmi periode 1439-1441 H/ 2017-2019 M. Menurutnya, akan ada beberapa program andalan yang akan dipresentasikan saat Mukernas nanti.

“Program utama PP Lidmi kedepan adalah tebar Da’i kampus Untuk pembentukan Kelompok Dakwah Mahasiswa Islam (KDMI) dan cabang Lidmi di berbagai daerah di Indonesia. Usaha ini digagas dengan harapan agar seluruh kampus bisa melahirkan generasi qurani, walaupun dari kampus umum,” terangnya.

Untuk menggagas generasi qurani di kampus-kampus, Lanjut Hamri, adalah dengan program pemberantasan buta aksara Alquran bagi mahasiswa Islam di seluruh indonesia, yang hingga saat ini rutin dilakukan oleh PP Lidmi tiap tahunnya.

Dalam bidang sosial, Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin ini mengungkapkan, Lidmi memiliki departemen Sosial yang akan digagas serentak di seluruh Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah se-Indonesia dengan jargon “Lidmi Peduli”.

“Diharapkan mahasiswa dan pengurus Lidmi memiliki kepekaan dan kepedulian kepada saudara yang terkena bencana sosial dengan menggalang simpati dan bantuan dari warga kampus dan masyarakat, khususnya tragedi kemanusiaan yang terjadi di negeri muslim seperti Suriah, Palestina, Rohingya dan lainnya,” tukasnya.

Pria asal Sebatik ini menambahkan, masalah politik dan ekonomi juga menjadi salah satu titik perhatian PP Lidmi, dengan adanya Departemen Kajian Strategis yang akan merutinkan kajian-kajian permasalahan bangsa dan Ghazwul Fikr (Perang Pemikiran) kepada seluruh kader dan pengurus Lidmi di seluruh Indonesia.

“Semoga kedepan dakwah sunnah di seluruh kampus Indonesia bisa terus kami jalankan dan peradaban Islam semoga yang mengawali adalah dari kampus itu sendiri, Insya Allah,” tutupnya.

MUKERNAS II Lidmi akan diselenggarakan di Balai Latihan Kerja Kementrian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia (KEMENDESA) kota Makassar, yang akan diawali dengan pelantikan jajaran pengurus PP Lidmi serta Pimpinan Wilayah (PW) Lidmi se-Indonesia. []

Indonesia Leaders Forum, Wadah Munculnya Pemimpin Baru Indonesia

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Indonesia Leaders Forum (ILF) adalah wadah untuk memmunculkan calon pemimpin baru Indonesia di masa depan. Demikian dikatakan pemandu ILF Ustaz Bachtiar Nasir (UBN) dalam mukadimahnya.

“ILF digelar dalam rangka menjawab kegelisahan umat yang sedang mencari pemimpin. Nah dari sini (ILF) bisa melahirkan pemimpin untuk umat,” kata UBN di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (26/4/2018) malam.

UBN menyebut ILF punya tujuan untuk membantu calon-calon pemimpin yang tidak punya dana, media dan kekuatan di partai. “Jangan gara-gara mereka tidak punya kekuatan di partai, enggak punya uang, enggak punya media terus dibiarkan begitu saja. Ini tugas kami memberi wadah. Jadi bisa kami bantu dalam segi isu dan popularitas,” ujarnya.

Forum yang disiarkan langsung secara streaming oleh AQL media dan channel Youtube Salingsapa TV ini mengundang empat tokoh. Yakni Mantan Presiden PKS Anis Matta, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dalam forum ini, para calon-calon pemimpin diberi waktu memaparkan ide-ide dan pandangannya tentang Ke-Indonesiaan. Forum ILF juga menghadirkan beberapa panelis dari perwakilan ulama seperti sekretaris jenderal MUI Anwar Abbas, Ustaz Zaitun Rasmin, Ustaz Jazir Ysp dan beberapa lain lagi.

Reporter: Gio

Hadapi Agenda Tahunan Taliban, NATO akan Kawal Pemilu di Afghanistan

AFGHANISTAN (Jurnalislam.com) – Pasukan NATO dapat membantu memastikan berlangsungnya pemilihan umum yang akan datang, kata kepala aliansi Jens Stoltenberg, Kamis (26/04/2018), tiga tahun setelah NATO mengakhiri operasi tempur mereka di negara itu.

Aliansi pimpinan AS tersebut menyerahkan tanggung jawab untuk keamanan di Afghanistan kepada pasukan lokal pada akhir 2014 tetapi masih memiliki kekuatan 13.000 personel misi pelatihan dan dukungan di negara itu.

“Kontribusi utama kami untuk memastikan bahwa pemilu dapat diselenggarakan dengan cara yang aman dan terjamin adalah terus memberikan dukungan kepada pasukan keamanan Afghanistan dengan pelatihan, saran dan juga pendanaan,” kata Stoltenberg kepada wartawan pada malam pertemuan menteri luar negeri NATO, World Bulletin melaporkan.

“Setelah mengatakannya, saya juga membayangkan peran terbatas pasukan NATO untuk membantu memastikan bahwa pemilihan dapat diselenggarakan dengan cara yang aman.”

Taliban dan kelompok pejuang bersenjata lainnya telah bangkit kembali sejak NATO mengakhiri peran tempurnya dan pada hari Rabu kelompok jihadis tersebut mengumumkan serangan musim semi tahunan mereka, yaitu awal “musim pertempuran” Afghanistan.

Target Utama AS dan NATO, Taliban Umumkan Operasi Musim Semi Baru

Taliban mengatakan serangan itu merupakan lanjutan serangan tahun-tahun sebelumnya dan sebagian merupakan tanggapan terhadap strategi baru Presiden AS Donald Trump untuk Afghanistan yang diumumkan Agustus lalu oleh Trump, yang memberi pasukan AS lebih banyak peluang untuk menyerang mujahidin.

NATO juga dalam proses memperluas misi Resolute Support dengan 3.000 tentara dan Stoltenberg mengatakan komitmen aliansi untuk Afghanistan tidak akan goyah.

“Taliban harus memahami bahwa mereka tidak akan pernah menang di medan perang,” kata Stoltenberg.

“Kami akan terus melatih, memberi saran dan mendukung pasukan Afghanistan dan akan menyediakan kerangka kerja, sampai pada kondisi bagi Taliban pada tahap tertentu untuk duduk dan bernegosiasi untuk solusi damai.”

Taliban Bunuh Lebih dari 10 Pasukan Elit Afghanistan Bentukan AS

Namun deklarasi serangan musim semi Taliban 2018 tampaknya merupakan penolakan terhadap penawaran pembicaraan perdamaian Presiden Ashraf Ghani pada Februari, meskipun pengumuman kelompok militan itu tidak merujuk secara langsung.

Pemerintah Ghani berada di bawah tekanan di beberapa front tahun ini karena bersiap untuk mengadakan pemilu yang tertunda lama sejak bulan Oktober sementara pasukannya berusaha untuk memenangkan medan perang dan mencegah korban sipil.

Seorang pejabat NATO mengatakan aliansi itu akan perencanaan keamanan dan koordinasi demi membantu keamanan pemilu “sesuai mandat yang ada.”

HAMAS: Jenazah Fadi al Batsh Telah Dikembalikan ke Rumahnya

PALESTINA (Jurnalislam.com) – Jenazah seorang ilmuwan Palestina yang dibunuh di Malaysia dikembalikan ke tempat asalnya di Jalur Gaza pada hari Kamis (26/4/2018), kata Hamas, setelah keluarganya menuduh agen Israel membunuhnya, AFP melaporkan.

Fadi al-Batsh adalah anggota kelompok pejuang Islam Hamas, yang memerintah Gaza, dan dikatakan sebagai ahli pembuatan roket.

Dia ditembak mati setelah diberondong peluru oleh penyerang dari atas sepeda motor saat dia berjalan ke Masjid Kuala Lumpur untuk sholat subuh pada hari Sabtu.

Keluarga dan teman-teman ilmuwan berusia 35 tahun tersebut mengatakan agen mata-mata Israel Mossad yang melakukan pembunuhan tetapi Yahudi membantah klaim tersebut.

Jenazahnya dibawa melintasi perbatasan antara Gaza dan Mesir pada hari Kamis menjelang pemakamannya.

Konferensi Brusel, Menlu Qatar: Suriah Bencana Kemanusian Terburuk di Dunia

ANKARA (Jurnalislam.com) – Menteri Luar Negeri Qatar pada hari Rabu (25/4/2018) menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menemukan solusi politik atas krisis di Suriah.

“Suriah adalah bencana kemanusiaan terburuk di dunia,” kata Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di Twitter, lansir Anadolu Agency Kamis (26/42018).

“Ini tanggung jawab kolektif kami sebagai komunitas internasional untuk segera bertindak demi meningkatkan akses kemanusiaan dan menemukan solusi politik,” katanya.

85 Negara Hadiri Konferensi Masa Depan Suriah di Brussels

Konferensi internasional dua hari mengenai Suriah yang diselenggarakan oleh PBB dan Uni Eropa berakhir hari Rabu di ibukota Belgia, Brussels.

Konferensi tersebut menjanjikan $ 4,4 miliar untuk pengungsi Suriah, kata Christos Stylianides, komisaris Eropa untuk bantuan kemanusiaan dan manajemen krisis.

Stylianides mengatakan prioritas nomor satu pertemuan adalah solusi politik untuk mendukung pembicaraan yang dipimpin PBB di Jenewa dan transisi bagi Suriah yang damai, demokratis dan stabil.

Kebakaran di Ponpes Al Fadililah Ciamis Hanguskan Puluhan Kobong

CIAMIS (Jurnalislam.com) Pondok Pesantren al Fadliliah di Dusun Cibeunying Desa Pusakanagara Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis Jawa Barat pada Kamis (26/4/2018) siang terbakar. Sebanyak puluhan kobong (kamar santri) dengan luas bangunan 25 m x 8 m x 20 m ludes terbakar.

Salah satu pengasuh Ponpes Al Fadliliah Cibeunying Nasihin mengungkapkan, bangunan yang terbakar sudah berdiri sejak sekitar 1950. Sehingga, kondisi itu menyebabkan material kayu dari bangunan sudah lapuk dan mudah terbakar.

“Bangunan sudah berdiri sejak 50-an. Hanya ini saja yang masih terbuat dari kayu. Kalau bangunan lain sudah modern pakai beton,” katanya.

Saat api terus membesar, penghuni ponpes dan masyarakat tidak bisa berbuat banyak. Api dengan mudah melahap bahan-bahan yang mudah terbakar seperti kayu, kasur dan pakaian. Walau tak menimbulkan korban jiwa, kebakaran menciptakan kerugian materil hingga ratusan juta.

“Ya lihat saja semuanya habis terbakar. Mulai dari pakaian para santri, kitab-kitab, empat karung padi dan sepeda motor. Kerugian diperikirakan mencapai Rp 200 juta,” ujarnya.

Akibat kebakaran itu, sekitar 70 orang santri pria yang menempati 32 kobong (kamar) terpaksa kehilangan tempat bernaung. Mereka pun untuk sementara dipindahkan ke bangunan lain. “Santri dipindah sementara ke kobong lain yang ada,” ucapnya.

Tidak ada korban dalam insiden tersebut karena saat terbakar para santri sedang tidak berada di dalam kobong.

Menhan AS: Kami akan Lanjutkan Pertempuran di Suriah Meski Tanpa Donald Trump

WASHINGTON (Jurnalislam.com) – Menteri Pertahanan Jim Mattis pada hari Kamis (26/4/2018) mengatakan AS akan memperluas operasinya di Suriah meskipun Presiden Donald Trump menyatakan kesediaan untuk mundur dari negara yang dilanda perang itu.

“Kami akan melanjutkan pertempuran di Suriah,” kata Mattis dalam sidang Komite Senat Bersenjata (Senate Armed Services Committee) tentang anggaran Departemen Pertahanan, lansir Anadolu Agency.

“Kami akan memperluas dan membawa lebih banyak dukungan regional; yang kemungkinan adalah pergeseran terbesar yang kami buat sekarang.”

Menhan AS: Amerika akan Lanjutkan Operasi Militer Jika Assad

Menekankan pada kehadiran anggota koalisi anti-IS di wilayah itu, dia mengatakan pertarungan akan berlanjut sampai Suriah sepenuhnya dibersihkan dari IS.

Mattis juga mengatakan operasi melawan sisa-sisa IS akan meningkat di perbatasan sisi Irak sementara Perancis telah memperkuat AS di Suriah dengan pasukan khusus dalam dua pekan terakhir.

Pada awal bulan, Trump mengatakan negaranya akan “segera” meninggalkan Suriah karena IS telah dikalahkan, dengan alasan pembelanjaan AS di Timur Tengah adalah sia-sia dan mengurangi pengeluaran domestik.

Inilah 3 Tujuan Pokok Pasukan Amerika di Suriah Sebelum Pulang ke AS

Namun, Pentagon menggambarkan laporan tentang rencana AS untuk menarik pasukan dari Suriah sebagai “rumor”, menambahkan bahwa AS akan terus bertempur melawan sisa-sisa IS di Suriah. Kemudian, Trump setuju untuk menjaga mereka di negara yang dilanda perang tersebut untuk jangka pendek.

Baru-baru ini, Trump, pada konferensi pers bersama dengan Presiden Prancis Emanuel Macron di Gedung Putih, mencatat bahwa ia ingin pasukan Amerika kembali dari Suriah tetapi juga tidak ingin Iran memperkuat pengaruhnya di kawasan itu, terutama setelah kekalahan IS.

Lancarkan Propaganda, Rusia Buat Sandiwara di Gedung Pelarangan Senjata Kimia

LONDON (Jurnalislam.com) – Duta Besar Inggris untuk Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (the Organization for the Prohibition of Chemical Weapons-OPCW) menggambarkan sebuah upaya pengarahan (briefing) oleh Rusia dan Suriah sebagai “akting pengganti” untuk membantah hasil penyelidikan, mengatakan bahwa Inggris tidak akan hadir dengan sekutu-sekutunya dalam acara itu.

“OPCW bukan teater,” kata Duta Besar Peter Wilson dalam sebuah pernyataan Kamis (26/4/2018), lansir Anadolu Agency.

“Keputusan Rusia untuk menyalahgunakannya adalah upaya lain Rusia untuk merongrong pekerjaan OPCW, dan khususnya hasil kerja Fact Finding Mission yang menyelidiki penggunaan senjata kimia di Suriah; direktur jenderal OPCW telah meminta Rusia dan Suriah untuk bekerja dengan Misi Pencarian Fakta, dan menunggu laporannya. Namun Rusia dan Suriah mengabaikan kekhawatiran OPCW,” kata Wilson.

Tim Penyelidik Serangan Senjata Kimia Tiba di Lokasi Kedua

Rusia dan Suriah menggelar briefing untuk menunjukkan dugaan serangan kimia di pinggiran Damaskus pada 7 April adalah “insiden buatan … dengan partisipasi komedian yang tidak menyadari tindakannya dan juga saksi-saksi lain dari ‘White Helmets’ yang terkenal.”

Pasukan rezim Syiah Bashar al-Assad menyerang sasaran di distrik Douma di pinggiran kota Damaskus pada 7 April menggunakan gas beracun, yang menyebabkan sedikitnya 78 warga sipil tewas, menurut White Helmets, sebuah badan pertahanan sipil lokal.

Menyusul insiden tersebut, AS, Inggris dan Prancis bersama-sama meluncurkan serangan udara, menargetkan kekuatan senjata kimia rezim Assad sebagai pembalasan atas dugaan serangan kimia.

Serangan itu menargetkan pusat penelitian senjata kimia rezim Assad di dekat Damaskus, serta gudang senjata kimia dan pusat komando yang terkait dengan senjata kimia yang terletak di barat Homs.

Setelah Serangan Koalisi Amerika di Douma, Rusia akan Kirim Pertahanan Udara Canggih

Briefing oleh Rusia dan Suriah di gedung OPCW saat ini adalah akting. Direktur Jenderal menentang keputusan Rusia untuk memimpin briefing tersebut hari ini. Inggris tidak akan hadir, begitu juga sekutu kami,” kata Wilson.

Wilson mengatakan bahwa “menggambarkan korban senjata kimia sebagai ‘komedian’ itu adalah tindakan tercela.”

“Ini menunjukkan bahwa Rusia dan Suriah mengabaikan penderitaan rakyat Suriah, dan norma global yang menentang penggunaan senjata kimia,” tambahnya.

Mengenai “laporan luas tentang intimidasi saksi terhadap serangan Douma”, Wilson mengatakan bahwa mereka sebenarnya adalah penyebab keprihatinan nyata.

“Direktur Jenderal [OPCW] telah meminta negara-negara untuk memberikan informasi tentang serangan Douma ke Misi Pencarian Fakta OPCW. Rusia dan Suriah seharusnya melakukannya, daripada malah melancarkan kampanye propaganda yang menyesatkan informasi,” kata Wilson.

“Kami tidak akan berkompromi dengan negara-negara yang berusaha menurunkan struktur dan perjanjian yang membuat kami aman,” tambahnya.

Fadli Zon: Fondasi Terkuat Indonesia adalah Umat Islam, Tapi Rezim Tidak Mengerti Sejarah

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Wakil Ketua DPR-RI Fadli Zon mengatakan, fondasi terkuat yang dimiliki bangsa Indonesia adalah umat Islam. Sebab, kata dia, kebangkitan nasionalisme di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari Islam dan umat Islam.

“Peran dari tokoh-tokoh Islam dalam mendirikan Republik ini sangat sentral. Mulai dari perjuangan merebut kemerdekaan hingga mosi integral Muhammad Natsir, dan seterusnya,” kata Fadli Zon dalam edisi perdana acara Indonesia Leader Forum (ILF) bertema ‘Sejarah Pergerakan Islam dan Masa Depan Bangsa’ pada Kamis (27/4/2018) malam.

Oleh sebab itu, lanjutnya, jika saat ini ada penguasa yang melihat Islam sebagai ancaman terhadap keutuhan NKRI maka dapat dipastikan penguasa tersebut tidak mengerti sejarah.

Fadli menambahkan, ketidakpahaman rezim akan sejarah umat Islam di Indonesia juga yang membuat penguasa salah dalam memposisikan umat Islam.

“Sehingga terjadilah kriminalisasi, penistaan agama, perppu ormas, dll. Padahal fondasi terkuat dari Republik ini adalah umat Islam, tapi rezim tidak mengerti,” tegasnya.

Hal itulah yang menurut dia menyebabkan mayoritas umat Islam hari ini seolah-olah menjadi tertuduh sebagai pihak yang anti NKRI.

“Jadi orang kalau tidak mengerti masa lalu dia tidak mengerti saat ini, kalau dia tidak mengerti hari ini dia tidak akan bisa merancang masa depan,” pungkasnya.

Transit di Jeddah, Keluarga DR Fadi Disambut Dubes Palestina

KUALA LUMPUR (Jurnalislam.com) – Jenazah ilmuwan Palestina As-Syahid -kama nahsabuhu wa laa nuzakki ahadan- Imam Dr Fadi Al Batsh dan keluarganya dilaporkan telah selamat tiba di Bandara Jeddah pada pukul 04.41 pagi hari waktu Malaysia, Kamis (26/4/2018).

Mereka tengah transit selama 3 jam di Jeddah sebelum bertolak kembali ke Kairo, Mesir.

Menurut informasi yang dihimpun wartawan Jurnalis Islam Bersatu (JITU), relawan MyCARE Farisul Islam yang turut dalam perjalanan mengatakan sepanjang perjalanan pihak keluarga dilayani dengan baik sepanjang penerbangan.

Cabbin crew layan kami sangat-sangat baik. Rasa nak menangis tengok kapten semua sambut siap cium kepala. Kapten sendiri yang bukakan cerita untuk hiburkan anak-anak,” ujar dia.

“Semoga mengubat kesedihan mereka,” harap Farisul Islam.

Setiba di Jeddah pihak kedutaan Palestina di Saudi menyambut kedatangan mereka. Duta Besar Palestina untuk Saudi Bassam Al Agha turun langsung menemui pihak keluarga.

Reporter: Fajar Shadiq | Jurnalis Islam Bersatu (JITU)