LONDON (Jurnalislam.com) – Duta Besar Inggris untuk Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (the Organization for the Prohibition of Chemical Weapons-OPCW) menggambarkan sebuah upaya pengarahan (briefing) oleh Rusia dan Suriah sebagai “akting pengganti” untuk membantah hasil penyelidikan, mengatakan bahwa Inggris tidak akan hadir dengan sekutu-sekutunya dalam acara itu.
“OPCW bukan teater,” kata Duta Besar Peter Wilson dalam sebuah pernyataan Kamis (26/4/2018), lansir Anadolu Agency.
“Keputusan Rusia untuk menyalahgunakannya adalah upaya lain Rusia untuk merongrong pekerjaan OPCW, dan khususnya hasil kerja Fact Finding Mission yang menyelidiki penggunaan senjata kimia di Suriah; direktur jenderal OPCW telah meminta Rusia dan Suriah untuk bekerja dengan Misi Pencarian Fakta, dan menunggu laporannya. Namun Rusia dan Suriah mengabaikan kekhawatiran OPCW,” kata Wilson.
Tim Penyelidik Serangan Senjata Kimia Tiba di Lokasi Kedua
Rusia dan Suriah menggelar briefing untuk menunjukkan dugaan serangan kimia di pinggiran Damaskus pada 7 April adalah “insiden buatan … dengan partisipasi komedian yang tidak menyadari tindakannya dan juga saksi-saksi lain dari ‘White Helmets’ yang terkenal.”
Pasukan rezim Syiah Bashar al-Assad menyerang sasaran di distrik Douma di pinggiran kota Damaskus pada 7 April menggunakan gas beracun, yang menyebabkan sedikitnya 78 warga sipil tewas, menurut White Helmets, sebuah badan pertahanan sipil lokal.
Menyusul insiden tersebut, AS, Inggris dan Prancis bersama-sama meluncurkan serangan udara, menargetkan kekuatan senjata kimia rezim Assad sebagai pembalasan atas dugaan serangan kimia.
Serangan itu menargetkan pusat penelitian senjata kimia rezim Assad di dekat Damaskus, serta gudang senjata kimia dan pusat komando yang terkait dengan senjata kimia yang terletak di barat Homs.
Setelah Serangan Koalisi Amerika di Douma, Rusia akan Kirim Pertahanan Udara Canggih
“Briefing oleh Rusia dan Suriah di gedung OPCW saat ini adalah akting. Direktur Jenderal menentang keputusan Rusia untuk memimpin briefing tersebut hari ini. Inggris tidak akan hadir, begitu juga sekutu kami,” kata Wilson.
Wilson mengatakan bahwa “menggambarkan korban senjata kimia sebagai ‘komedian’ itu adalah tindakan tercela.”
“Ini menunjukkan bahwa Rusia dan Suriah mengabaikan penderitaan rakyat Suriah, dan norma global yang menentang penggunaan senjata kimia,” tambahnya.
Mengenai “laporan luas tentang intimidasi saksi terhadap serangan Douma”, Wilson mengatakan bahwa mereka sebenarnya adalah penyebab keprihatinan nyata.
“Direktur Jenderal [OPCW] telah meminta negara-negara untuk memberikan informasi tentang serangan Douma ke Misi Pencarian Fakta OPCW. Rusia dan Suriah seharusnya melakukannya, daripada malah melancarkan kampanye propaganda yang menyesatkan informasi,” kata Wilson.
“Kami tidak akan berkompromi dengan negara-negara yang berusaha menurunkan struktur dan perjanjian yang membuat kami aman,” tambahnya.