Berita Terkini

Forum Me-DAN Bagikan Sembako untuk Korban Banjir Banyuwangi

BANYUWANGI (Jurnalislam.com) – Ratusan warga korban banjir bandang yang melanda Kecamatan Singojuruh dan Songgon, Kabupaten Banyuwangi memadati Posko Peduli Forum Media dan Aksi Kemanusiaan (Me-DAN) di Jl. Aruji Karta Winata, Karangasem, Alasmalang, Singojuruh. Mereka rela mengantri berjam-jam untuk mendapatkan bantuan berupa paket sembako dan kebutuhan lainnya.

Dalam pantauan Jurnalislam.com di lapangan, antrian mulai nampak pada jam 9 pagi hingga jam 8 malam, Jumat (29/6/2018). Mereka berdatangan dari berbagai desa yang terdampak langsung seperti Desa Bangunrejo, Karangasem, Wonoreksi, dan Garit.

Masyarakat korban Banjir bandang rela mengantri di Pos Peduli Forum Medis dan Kemanusiaan (MeDAN) sejak hari ke 4 hingga sepekan pasca banjir untuk mendapatkan paket sembako dan kebutuhan harian lainnya. Antrian tampak sejak jam 9 pagi hingga jam 8 malam. Mereka berasal dari 4 dusun terdampak yaitu Bangunrejo, Karangasem, Wonorekso, dan Garit.

“Kebutuhan yang mendesak saat ini adalah beras, gula, dan minyak goreng. Karena hari ke 4 pasca bencana, warga sudah mulai bisa masuk rumah dan memiliki dapur mandiri” terang Sekjen Forum Me-DAN, Sunaryo kepada Jurnalislam.com.

Selain itu, lanjut Sunaryo, warga juga membutuhkan alat kebersihan untuk membersihkan rumah-rumah mereka.

Sementara itu, seorang warga Garit, Sobirin mengungkapkan rasa syukurnya atas keberadaan posko Forum Me-DAN. Ia mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan dari Forum Me-DAN.

“Kami bersyukur di pos relawan MeDan ini memudahkan urusan kami dan gak ribet ambil bantuannya sehingga bisa segera kami manfaatkan bersama keluarga. Saya juga salut dengan relawan yang sangat sabar dan cekatan melayani masyarakat, padahal mereka datang membludak” ungkapnya.

Hingga hari ke 6 pasca bencana, Forum Me-DAN menjadi koordinator relawan lokal dari beberapa desa dan Kecamatan di Banyuwangi serta dari sejumlah komunitas Relawan independent di jawa Timur.

Banjir bandang melanda kecamatan Singojuruh dan Songgon Kabupaten Banyuwangi pada Jumat (22/6/2018). Banjir bandang disebabkan longsor di kawasan lereng Gunung Raung di Kecamatan Songgon. Sehingga, saat terjadi hujan lebat material berupa balok kayu terseret arus hingga ke hilir sungai dan menyumbat aliran sungai mengakibatkan air meluap ke pemukiman warga. Sedikitnya 300 rumah warga terdampak, puluhan diantaranya rusak parah.

Reporter: Fikri

Meski Meneror, OPM Tak Pernah Disebut Teroris

SOLO (Jurnalislam.com) – Ketua Majelis Mujahidin (MM) Klaten Ustadz Boni Azwar mengatakan, ketidaktegasannya pemerintah dalam menangani kasus penembakan pesawat Trigana Air di Papua oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) semakin membuktikan adanya tebang pilih hukum yang dilakukan pemerintahan Jokowi.

Meskipun perbuatan teror OPM itu sangat jelas, akan tetapi tuduhan dan label teroris selalu ditujukan kepada Islam. Padahal, kata dia, selain meneror OPM juga mengancam kedaulatan negara.

“Maka kita lihat selama ini pemerintahan Jokowi ini tidak tegas masalah itu, tegasnya kepada umat Islam, kepada yang lain seperti OPM tidak pernah ditindak,” katanya kepada Jurnalislam.com di Solo, Jumat (29/6/2018).

Menurutnya, hal itulah yang selama ini menimbulkan rasa ketidakadilan bagi umat Islam. Pemerintah terkesan menganaktirikan umat Islam. Sebesar apapun kejahatan yang dilakukan oleh non muslim tidak pernah dianggap sebagai perbuatan terori.

“Yang menjadi kecemburuan umat Islam itu kalau ada kasus yang dilakukan oleh umat Islam baik kecil atau besar tuduhannya pasti terorisme, tapi kalau separatis seperti di Papua itu malah kesannya bukan urusan teroris dan kriminal murni padahal jelas-jelas seperti OPM ini dari dulu kan berbuat makar, mereka mempunyai cita-cita untuk merdeka,” paparnya.

Untuk itu, ustaz Boni meminta pemerintah bersikap adil terhadap umat Islam. Ia juga mendesak presiden Jokowi untuk menurunkan Densus 88 ke Papua guna menangkap pelaku teror yang selama ini sudah sangat meresahkan masyarakat tersebut.

“Kita sebagai umat Muslim menuntut keadilan agar Densus tidak hanya mengobok-obok ‘umat Islam’ coba Densus itu juga turun ke Papua menangani tindakan teroris yang dikalakukan OPM, itu yang kita minta,” pungkasnya.

Novel Baswedan Minta Media Islam Soroti Masalah Korupsi

KARANGANYAR (Jurnalislam.com) – Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan meminta media Islam untuk proaktif dalam pemberantasan korupsi di Indonesiai. Dengan mengedepankan nilai-nilai agama, Novel berharap media Islam dapat memberikan sentuhan baru dalam upaya pemberantasan korupsi.

“Yang pertama, terutama bagi media Islam marilah kita terus menyoroti dan terus memantau setiap korupsi yang terjadi dengan harapan bisa dilihat menjadi permasalahan publik dan mendorong untuk diusut dengan tuntas,” katanya kepada Jurnalislam.com belum lama ini.

Media Islam bisa memberikan semacam pembelajaran bagi masyarakat bahwa melakukan tindak korupsi hanya akan berujung pada kehinaan dunia dan akhirat. “Hal ini suatu hal yang bisa dimunculkan oleh media Islam,” ujarnya.

Novel juga meminta media Islam untuk tetap kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dan aparat yang dirasa melindungi para pelaku tindak pidana korupsi.

“Saya juga berharap media Islam mau mengkritisi setiap kebijakan-kebijakan pemerintah atau tindakan penegak hukum yang justru melindungi atau menutupi perilaku-perilaku korupsi atau membiarkan dan lain-lain. Hal ini penting, karena peran media adalah membuka, memberikan pembelajaran bagi masyarakat umum, dan mengkritisi,” paparnya.

Novel mengungkapkan, saat ini KPK sedang menghadapi banyak ujian. Kasus penyerangan kepada dirinya pun hingga saat ini belum menemui titik terang. Novel berpesan kepada rekan-rekannya di KPK untuk bersabar dan terus saling menguatkan.

“Kita terus menguatkan semangat dan stamina karena berjuang juga membutuhkan stamina,” kata dia.

“Kita harus keluar dari zona nyaman, orang di KPK adalah sebagai pejuang bukan orang yang hanya bekerja biasa tetapi orang yang berjuang memberantas korupsi,” tegasnya.

Umat Islam Berperan Penting dalam Upaya Pemberantasan Korupsi

KARANGANYAR (Jurnalislam.com) – Umat Islam mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Hal ini disampaikan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan kepada Jurnalislam.com belum lama ini.

“Sebab umat Islam mempunyai kesadaran penuh bahwa perbuatan korupsi adalah perbuatan buruk yang akan mendapatkan laknat dari Allah Subhanahu wa ta’ala,” katanya.

Novel menjelaskan, korupsi itu cakupannya luas. Ada yang terkait dengan kerugian keuangan negara, sumber daya negara, sumber daya alam milik negara, dan pelayanan publik.

“Ketika kita memilih memberikan uang untuk mendapatkan kemudahan dalam pelayanan publik ini adalah suatu tindakan yang terlaknat oleh Allah. Dan tentunya sebagai umat Islam kita harus memilih mendapatkan kesulitan dalam pelayanan publik daripada mendapatkan laknat dari Allah,” paparnya.

Ia juga mengingatkan bahwa korupsi adalah perilaku yang mempunyai sifat adiktif atau candu. Pelaku korupsi cenderung akan mengulang perbuatannya meskipun ia sudah mengetahui resikonya.

“Umat Islam harus berani melaporkan setiap tindak korupsi yang terjadi, dengan harapan ini bisa memberantas korupsi atau meminimalisir tindak korupsi di tengah masyarakat,” tandasnya.

5 Orang Tewas dalam Serangan Bersenjata di Gedung Perkantoran AS

ANNAPOLIS (Jurnalislam.com) – Para pejabat mengatakan sedikitnya lima orang tewas dalam penembakan di tempat kerja di sebuah gedung di Annapolis, Maryland yang menaungi koran The Capital Gazette dan kantor lainnya.

The Baltimore Sun, yang memiliki surat kabar Annapolis tersebut, mengatakan seorang wartawan melaporkan kepada mereka tentang penembakan itu pada Kamis sore (28/6/2018), lansir Aljazeera.

Seorang wartawan The Capital Gazette, Phil Davis, tweeted bahwa “pria bersenjata menembak melalui pintu kaca ke kantor dan menembaki beberapa karyawan”. Dia mengatakan beberapa orang tewas.

26 Tewas Dibantai di Gereja, FBI: Penembakan Massal Bukan Kasus Terorisme

“Tidak ada yang lebih mengerikan daripada mendengar beberapa orang tertembak saat Anda berada di bawah meja Anda dan kemudian mendengar pria bersenjata itu kembali,” kata Davis.

Davis kemudian tweeted bahwa dia aman dan tidak lagi berada di dalam kantor.

Letnan Ryan Frashure dari Anne Arundel County Police mengatakan bahwa “kami memang menempatkan” penembak aktif di gedung tempat The Capital Gazette berada dan ada korban cedera.

Dia tidak mengatakan apakah seorang tersangka berada dalam tahanan, atau memberikan rincian tentang sejauh mana korban luka-luka.

Frashure mengatakan polisi pertama kali mencoba untuk memastikan semua orang di gedung keluar dengan selamat dan tidak ada bom di dalamnya, menambahkan bahwa kami “tidak mengantisipasi ini menjadi korban besar massal”.

Ngeri, Bunuh 58 Orang dalam 4 Menit di Acara Konser, Sheriff Las Vegas: Itu Bukan Serangan Teroris

Gedung Putih mengatakan Presiden Donald Trump telah mendapat laporan.

“ATF Baltimore menanggapi insiden penembakan di Capital Gazette di Annapolis,” kata Biro Alkohol, Senjata Api, dan Tembakau di Twitter.

Gubernur Maryland Larry Hogan mengatakan bahwa dia “benar-benar hancur” mendengar tragedi itu.

Kantor surat kabar itu terletak di gedung empat lantai sekitar empat kilometer dari Maryland State House dan Akademi Angkatan Laut AS di dekatnya.

Armada Perang Turki Selesaikan Patroli Militer Keenam di Manbij

ANKARA (Jurnalislam.com) – Militer Turki pada hari Kamis (28/6/2018) menyelesaikan patroli putaran keenam di kota Manbij di Suriah utara sebagai bagian dari kesepakatan dengan AS untuk menyingkirkan kelompok teror YPG dukungan AS.

Menurut seorang koresponden Anadolu Agency di lapangan, kendaraan lapis baja milik militer Turki melakukan patroli di sekitar sungai Sacu, yang memisahkan wilayah Jarabulus dari Manbij.

Misi patroli independen Turki dilakukan dengan koordinasi dengan tentara AS.

Patroli pertama oleh pasukan Turki dan AS di wilayah itu dimulai pada 18 Juni.

Milisi Penguasa Kota Manbij Tolak Kehadiran Pasukan Turki

Kesepakatan Manbij, yang dibuat antara Turki dan AS, berfokus pada penarikan kelompok teror YPG yang didukung AS yang berafiliasi dengan PKK dari kota Suriah utara untuk menstabilkan kawasan itu.

Dalam lebih dari 30 tahun kampanye teror melawan Turki, PKK telah membunuh sekitar 40.000 jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak. YPG adalah cabang Suriah PKK.

Jika operasi Manbij terbukti sukses, Turki akan mengatur operasi serupa di Suriah timur.

Turki mengatakan kehadiran pasukan YPG di dekat perbatasannya merupakan ancaman dan telah meluncurkan operasi militer dan upaya lain untuk menyingkirkan teroris dari wilayahnya.

Ujug-ujug Pasukan Zionis Culik 17 Warga Palestina dalam Semalam

PALESTINA (Jurnalislam.com) – Pasukan penjajah Israel menculik 13 warga Palestina dalam serangan semalam yang dilakukan di Tepi Barat yang diduduki, militer Israel mengatakan Kamis (28/6/2018), lansir World Bulletin.

Para individu ditangkap “dicurigai terlibat dalam kegiatan perlawanan,” militer zionis menegaskan dalam sebuah pernyataan tanpa merinci.

Mereka telah diserahkan ke tahanan untuk penyelidikan lebih lanjut, tambah pernyataan itu.

The Palestinian Prisoners Club, sebuah LSM, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa total 17 orang – tidak hanya 13 seperti diklaim tentara – telah diculik dalam penggerebekan.

17 Warga Palestina Terluka dalam Bentrokan di Pemakaman Syeikh Yussuf

Menurut perkiraan, sekitar 6.500 warga Palestina saat ini mendekam di penjara Israel, termasuk 62 wanita dan sekitar 350 anak di bawah umur.

Pasukan penjajah Israel sering melakukan operasi penangkapan di Tepi Barat yang diduduki dengan dalih mencari orang-orang Palestina yang “masuk daftar pencarian (wanted).”

Wilayah Palestina tetap tegang sejak Desember lalu ketika Presiden AS Donald Trump secara nyeleneh mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Dijajah oleh Israel pada 1967, Jerusalem Timur – yang diinginkan Palestina sebagai ibukota negara Palestina di masa depan – tetap menjadi jantung konflik Timur Tengah selama puluhan tahun.

Pemimpin Senior Syiah Houthi dan 70 Pasukannya Tewas dalam Pertempuran di Yaman

YAMAN (Jurnalislam.com) – Pemberontak Syiah Houthi di Yaman telah mengumumkan kematian seorang pemimpin senior di antara jajarannya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut, Alarabiya melaporkan, Kamis (28/6/2018).

Biro politik Houthi mengumumkan dalam obituari bahwa pemimpinnya Abdul Nasser al-Junaidi tewas. Junaidi adalah anggota delegasi dalam negosiasi Kuwait pada tahun 2016.

Walaupun milisi tidak menjelaskan bagaimana dan kapan dia dibunuh, sumber mengatakan bahwa dia mungkin tewas dalam serangan udara oleh koalisi Arab yang menargetkan pertemuan para pemimpin senior Houthi di kantor kepresidenan di Sanaa awal Mei.

Dalam perkembangan militer lainnya, sekitar 70 pasukan Syiah Houthi telah tewas baru-baru ini dalam konfrontasi dengan pasukan pemerintah Yaman, unit perlawanan populer dan serangan udara yang didukung oleh koalisi di front di al-Bayda, pantai barat, Taiz dan utara Lahij, di tengah kemajuan lapangan oleh kekuatan pemerintah yang sah.

Pemimpin Politik Tertinggi Pemberontak Syiah Houthi Yaman Tewas

Brigadir Jenderal Abdul Rab al-Subhi, komandan Brigade Infanteri ke-117, mengatakan: “Sedikitnya 25 anggota milisi tewas dan lainnya terluka selama pertempuran di bagian timur provinsi al-Bayda.”

Dia menambahkan bahwa lebih dari “30 anggota milisi tewas di Front Pantai Barat dengan serangan udara koalisi yang menargetkan perkumpulan milisi Houthi di distrik-distrik timur al-Tahita, al-Duraiham dan Zubaid.”

Saudi dan UEA Lakukan Serangan Terbesar atas Posisi Syiah Houthi yang Didukung Iran

Pada saat yang sama, pertempuran sengit berlanjut di utara provinsi Lahij, di mana pasukan tentara nasional Yaman maju ke daerah al-Raheda, tenggara Taiz, setelah mendapatkan kembali kendali atas wilayah dan dataran tinggi di daerah Qubaytah dan Hifan.

Seorang juru bicara pasukan Tentara Nasional di al-Qubaytah mengatakan bahwa tentara dan perlawanan memulihkan sebagian besar wilayah utara provinsi Lahij, di mana mereka mengambil alih sebuah gunung yang strategis.

Trump dan Putin akan Bahas Suriah pada Pertemuan Puncak di Finlandia

MOSKOW (Jurnalislam.com) – Ibukota Finlandia, Helsinki, akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak yang paling dinanti pada 16 Juli antara pemimpin Rusia dan AS, Kremlin mengeluarkan pernyataan pada Kamis (28/6/2018).

Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari AS Donald Trump akan membahas keadaan saat ini dan prospek kerjasama bilateral, kata Kremlin di situs resminya.

Gedung Putih mengkonfirmasi pertemuan yang direncanakan itu dalam sebuah pernyataan yang mengatakan kedua pemimpin juga akan membahas “berbagai masalah keamanan nasional”.

Pertemuan itu diatur untuk memasukkan diskusi tentang Ukraina dan Suriah, kata Trump pada hari Rabu. Rusia mendukung separatis di timur Ukraina yang juga menduduki Semenanjung Krimea, sedangkan AS menentangnya juga menentang dukungan Rusia untuk rezim Suriah.

Trump dan Putin dalam Sambungan Telepon: Bagaimana Caranya Kalahkan Kelompok Jihad

Sementara itu, Trump, dalam posting Twitter sebelum pengumuman resmi Kamis, meragukan penilaian badan-badan intelijen AS yang menetapkan bahwa Kremlin berupaya dalam turut campur pemilihan presiden 2016 yang menguntungkan Trump.

“Rusia terus mengatakan mereka tidak ada hubungannya dengan Meddling dalam Pemilihan kita!” Kata Trump. “Mengapa Hillary/Rusia tidak dilihat? Begitu banyak pertanyaan, begitu banyak korupsi!”

Ternyata Rusia Turut Campur dalam Pemilihan Trump pada Pemilu AS 2016

Tweet itu muncul lebih dari tiga puluh menit sebelum Gedung Putih secara terbuka mengakui kerja sama bilateral Trump dengan Putin, dan diikuti oleh tweet lain di mana dia mengulangi ucapannya bahwa baik dia maupun tim kampanyenya tidak bekerja sama dengan Moskow dalam kampanye untuk melemahkan penantang Trump, Hillary Clinton.

Masalahnya saat ini sedang diselidiki oleh Penasihat Khusus Robert Mueller dan Bloomberg melaporkan dia sedang berusaha untuk menyelesaikan penyelidikannya, dan mungkin akan menghasilkan dakwaan, pada musim gugur ini.

Trump akan bertemu pemimpin Rusia hanya beberapa hari setelah ia duduk dengan para pemimpin NATO di Brussels 11-12 Juli. Trump telah memperburuk hubungan dengan sekutu-sekutu transatlantic-nya tersebut di tengah pertikaian perdagangan dan panggilan publik bagi mereka untuk meningkatkan belanja pertahanan mereka saat ia berusaha untuk meningkatkan hubungan yang mengerikan dengan Moskow.

Pensiunan Polisi Perancis Pimpin 10 Ekstremis Sayap Kanan Serang Warga Muslim

PERANCIS (Jurnalislam.com) – Jaksa Perancis mengatakan 10 ekstremis sayap kanan dengan laporan konspirasi teroris kriminal atas rencana teroris untuk menyerang Muslim, media Perancis melaporkan pada hari Kamis (28/6/2018).

Di antara sembilan pria dan satu wanita yang ditangkap dalam penggerebekan di Prancis pada hari Sabtu adalah seorang pensiunan polisi berusia 65 tahun, yang diyakini sebagai pemimpin kelompok itu, bersama dengan istrinya dan seorang mantan tentara, menurut harian Perancis Le Figaro, lansir World Bulletin.

Para tersangka memiliki “rencana yang tidak jelas untuk melakukan tindakan kekerasan yang menargetkan orang-orang beragama Islam,” kata Le Figaro mengutip sumber yang dekat dengan penyelidikan.

Baru Selesai Shalat, Jamaah Masjid di Perancis Diberondong Tembakan

Mereka berusia antara 32 hingga 69 tahun, dan juga dituduh melanggar undang-undang senjata api dan pembuatan atau kepemilikan alat peledak.

Senapan, pistol, granat buatan sendiri dan barang-barang yang digunakan dalam pembuatan bahan peledak TATP ditemukan selama penggerebekan di daerah Paris, pulau Mediterania Corsica, dan wilayah Charentes-Maritimes barat.

Para tersangka berencana untuk menargetkan “wanita Muslim mengenakan jilbab di jalan yang dipilih secara acak, para imam, dan tahanan Islamis setelah mereka dibebaskan dari penjara,” menurut media Perancis TF1.

Ke-10 orang itu diyakini menjadi bagian dari kelompok sayap kanan radikal yang disebut Aksi Pasukan Operasional atau AFO, yang bekerja untuk menghasut orang-orang Prancis untuk memerangi kaum Muslim, dan menyebut Muslim “musuh di dalam.”

Di situs webnya “Guerre de France” (War for France), AFO mengatakan bahwa mereka melatih “tentara-warga” Perancis untuk bertempur di wilayah Prancis.

Tolong Bocah Tergantung di Balkon, Pemuda Muslim Mali Dijuluki Spiderman Perancis

Ada gelombang penangkapan serupa Oktober lalu di mana target mereka diduga para pengungsi dan masjid.

“Saya tidak terkejut dengan penangkapan ini karena iklim Islamophobia saat ini mendorong semacam peralihan dari kata-kata menjadi perbuatan,” kata Abdallah Zekri dari Dewan Komune Muslim Prancis setelah penangkapan.

Dewan itu mengatakan bahwa mereka mengkhawatirkan keamanan sekitar 2.500 masjid di negara itu.

Perancis adalah rumah bagi sekitar 5,7 juta Muslim, hampir 9 persen dari populasi, menurut laporan akhir tahun lalu oleh lembaga pemikir berbasis di AS Pew Research Center.