Innalillahi, Longsor di Karangkobar, 105 Rumah Hancur dan Ratusan Jiwa Masih Tertimbun

BANJARNEGARA (Jurnalislam.com) – Bencana longsor terjadi di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (12/12/2014). Ratusan unit rumah hancur dan ratusan korban jiwa yang masih tertimbun tanah longsor belum bisa dievakuasi.

“Sekitar 105 unit rumah diperkirakan tertimbun longsor. Ini adalah data sementara yang diterima Posko BNPB,” kata Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, lewat pesan singkat, Jumat (12/12/2014).

Hingga saat ini, sudah ada 7 korban tewas yang berhasil dievakuasi. Selain itu ada belasan orang lainnya yang dilarikan ke rumah sakit karena luka ringan dan luka berat. Namun, sulitnya sinyal di daerah tersebut menghambar proses evakuasi.

“Komunikasi sulit dilakukan karena tidak ada sinyal,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada detikcom.

Upaya evakuasi terhadap korban tanah longsor juga terhambat buruknya cuaca. Selain hujan lebat yang masih turun, kondisi tanah di lokasi longsor juga masih labil serta masih terjadi longsor susulan.

“Kondisi hujan deras, gelap dan masih adanya ancaman longsor susulan menyebabkan evakuasi sulit dilakukan. Selain itu komunikasi juga sulit dilakukan karena tidak ada sinyal,” tambahnya.

Saat ini di lokasi BNPB dan BPBD Banjarnegara dan Jawa Tengah masih terus melakukan evakuasi bersama masyarakat. Mereka juga dibantu TNI, Polri dan relawan.

Ia juga menyampaikan, saat ini kondisi listrik di lokasi mati. Sehingga kondisinya gelap gulita dan hujan masih turun dengan deras.
 
Menurut, Humas Basarnas Kantor SAR Semarang, Aris Triyono mengatakan Tanah longsor di Dusun Jemblung ini terjadi sekitar pukul 17.00 WIB. Sedikitnya 30 rumah berikut penghuninya tertimbun material longsor.
 
Namun jumlah pasti warga yang belum dapat dievakuasi dari lokasi untuk sementara belum dapat dipastikan. “Namun sesuai informasi warga setempat, diperkirakan jumlahnya mencapai ratusan jiwa,” kata Aris, laporan republika Jumat (12/12/2014). (amaif/dbs)

Mata Uang Paling Tak Berharga di Dunia, Iran No.1 Indonesia Nomor 3

QUEBEC (Jurnalislam) – Sampai saat ini, mata uang yang diakui secara internasional oleh PBB berjumlah 180. Dari jumlah tersebut, dolar Amerika Serikat (AS) masih menjadi mata uang acuan yang menjadi patokan nilai tukar mata uang lainnya.

Dalam hubungannya dengan dolar AS, ada mata uang yang nilainya justru lebih tinggi, misalnya saja mata uang euro yang digunakan di banyak negara Eropa. Selain itu, ada pula mata uang yang nilainya berada di bawah dolar AS, dan memang kebanyakan demikian.

Beberapa mata uang bahkan memiliki nilai yang sangat rendah terhadap dolar AS. Hal ini kemudian memicu istilah mata uang sampah, yang mengacu pada nilai tukar yang terlampau jauh dari dolar AS.

Data dari The Richest menunjukkan ada 15 mata uang dengan nilai tukar yang paling rendah terhadap dolar AS. Dalam daftar tersebut, ternyata mata uang Indonesia, rupiah, termasuk dalam salah satu mata uang sampah.

Menurut data tersebut, Indonesia menempati posisi ke-4 sebagai negara dengan nilai mata uang terendah di dunia. Sampai saat ini, 1 US$ setara dengan Rp 12.467.

Nilai tukar tersebut merupakan nilai terlemah sejak Agustus lalu, yaitu sekitar 1,3 persen, demikian menurut Bloomberg, Sabtu (13/12/2014).

Majalah The Economist menyebutkan, bahwa masalah indonesia adalah infrastruktur yang jelek, pemerintahan yang birokratis dan korupsi yang menggurita. Kondisi inilah yang membuat nilai tukar rupiah sangat rendah terhadap dolar AS. 

Adapun negara dengan mata uang sampah nomor 1 di dunia adalah Iran dengan mata uangnya rial. Mengikuti rial, ada mata uang dong dari Vietnam dan mata uang dobra dari Sao Tome yang menempati posisi ke2 dan ke-3 di atas Indonesia. (liputan6)

Didatangi Imigran Syiah, MUI hingga DPRD Balikpapan Adakan Pertemuan Khusus

BALIKPAPAN (Jurnalislam.com) – Sekretaris MUI Kota Balikpapan, Drs. HM. Jaelani mengungkapkan, belakangan ini situasi kondusif kota Balikpapan jadi terusik dengan adanya desas-desus imigran syiah

Ia meminta semua elemen termasuk Pemerintah Kota Balikpapan agar harus merepon hal ini.

"Saat ini pemerintah Balikpapan telah ikut terlibat membicarakan masalah ini, begitu juga anggota DPR dan tokoh-tokoh Islam. Apalagi, sekarang broadcast-broadcast di bbm beredar kemana-mana itu ngeri-ngeri juga. Saya bilang ngeri juga ini. Balikpapan didatangi pengungsi syiah," ujar Jaelani kepada Fajar Shadiq, anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) pada Kamis, (11/12).

Meski demikian, Jaelani mengaku belum mendapatkan data terkait imigran syiah di Kota Balikpapan.

"Soal ada (imigran syiah, red) yang datang ke sini, kita juga baru berbagi informasi saja. Saya kurang tahu hasil pertemuan dengan Komisi I DPRD Baikpapan. Begitu data sudah lengkap nanti ekspos di depan semua pengurus MUI biar tahu kan, nanti kita agendakan," tambahnya.(fajar shadiq/jitu)

Densus88 Tangkap Seorang Warga di Parigi, Sulteng

PALU (Jurnalislam.com) – Tim Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 Polri kembali menangkap seorang warga berinisial FL yang diduga terlibat dalam kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Abu Wardah alias Santoso. FL ditangkap di Desa Dusunan, Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

"Iya ada yang ditangkap, kami masih melakukan pengembangan karena masih ada jaringan lainnya," ujar Plt Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Oetoro Saputro, di Palu, Sulawesi Tengah, dilansir dari liputan6.com, Jumat (12/12/2014).

FL telah diintai oleh Densus sejak Rabu 10 Desember 2014, hingga dibekuk Kamis 11 Desember 2014, di sebuah pasar di Desa Dusunan. Belum diketahui apa keterlibatan FL dalam kasus terorisme di Tanah Air, terkhusus di wilayah Sulteng.

Namun, diduga FL termasuk kelompok jaringan teroris MIT pimpinan Santoso yang masih menjadi buronan dan diduga bersembunyi di hutan pegunungan Poso.

Hingga saat ini, FL masih diamankan di Polda Sulteng, untuk dilakukan pengembangan.(amaif/liputan6)

Warga Temukan Kejanggalan Terkait Keberadaan GKI Mojosono, Solo

SOLO (Jurnalislam.com) – Sekitar beberapa waktu lalu, yakni hari Jumat, 28 November 2014 pukul 13.30, bertempat di kantor kelurahan Mojosongo diadakan dialog antara Parno dan kawan-kawan selaku Warga Busukan sekaligus perwakilan Umat Islam Mojosongo, Ustadz Edi Lukito, SH dari Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Agus Junaidi selaku pimpinan Laskar Solo Timur, Helmy Akmad Sakdilah dari ormas NU, Suharni perwakilan GKI, Kombes Iriansyah Kapolres Solo, Ahmad Purnomo Wakil Wakil Walikota Solo dan hadir pula jajaran TNI, Lurah, Kesbangpol, Satpol PP dan wartawan. Pada saat itu Ahmad Purnomo selaku Wakil Walikota meminta waktu satu bulan untuk memverifikasi data.

Namun umat Islam Mojosongo tetap dalam pendirianya, yaitu meminta GKI ditutup secara permanen. Di tengah dialog, datang ratusan umat Islam yang memberi support kepada perwakilannya. Sambil meneriakan takbir, umat Islam meminta Walikota menutup GKI. Setelah selesai dialog, ratusan umat Islam Mojosongo mendatangi GKI Busukan untuk memasang poster dan spanduk penolakan. Menurut warga yang menolak GKI Busukan, di daerah RW 27 Busukan sudah ada 2 gereja Kristen Protestan yaitu Gereja Baptis Indonesia dan Gereja Kemah Injil Indonesia. Menurut warga dan pengurus RT keberadaan GKI Busukan membuat rasa tidak nyaman dan meresahkan.

Berdasarkan Data Base Rumah Ibadah yang diterbitkan oleh Kesbangpol dan FKUB kota Surakarta tahun 2013 di Keluraan Mojosongo sudah ada 22 gereja Kristen Protestan termasuk didalamnya GKI Busukan Mojosongo

Pertemuan berlangsung Rabu, 10 Desember 2014 di Balai Tawang Praja Balaikota Solo pukul 13.00 sampai pukul 15.00 dipimpin oleh Harso selaku Kesbangpol Solo. Hadir perwakilan warga Parno, Zulkifli, Waskito perwakilan GKI, Ust. Dalan, Aji unsur FKUB, Agus Lurah Mojosongo, satpol PP, Kapolsek Jebres, perwakilan Polres dan Kodim Solo

Warga mengungkap temuan itu Rabu, 11 Desember 2014 pukul 13.00-15.00 di Balai Tawang Praja Balaikota Solo. Perwakilan warga hadir Parno dan Dzulkifli, dari GKI Mojosongo diwakili Waskito, Ust. Dahlan dan Aji dari FKUB, Agus dari Lurah Mojosongo, Kapolsek Jebres dan Polres Solo, Kodim dan Koramil, Satpol PP, dan Harso dari Kesbangpol yang pimpin koordinasi Tim Verifikasi Data GKI.

Dalam berkas sebanyak 11 halaman itu, disimpulkan adanya kejanggalan-kejanggalan terkait pendirian Gereja GKI di Busukan, Mojosongo tersebut. Berdasarkan temuan data, fakta maupun analisa terkait pendirian GKI Busukan Mojosongo diperoleh kenyataan bahwa:

  1. Pendirian GKI Busukan Mojosongo tidak memenuhui unsur pasal 13 ayat (1) dan (2) Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomer 9 dan 8 tahun 2006
  2. Pendirian GKI Busukan Mojosongo tidak memenuhui unsur pasal 14 ayat (2) b Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomer 9 dan 8 tahun 2006
  3. Penerbitan Rekomendasi FKUB Nomor : 14/FKUB-SKA/IV/2012 tanggal 9 April 2012 kurang lengkap dengan tanpa menulis Alamat Obyek Tanah dan Bangunan
  4. Putusan Walikota Surakarta Nomor : 601/0105/J-11/I/2013 tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB) bahwa Alamat Obyek Tanah Pendirian GKI Busukan Rt 06 Rw 27 beberbeda dengan akta jual beli, Keterangan Notaris, SPPT PBB maupun rekomendasi Kemenag. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ini rancu, kabur, tidak jelas dan aneh.

Rekomendasi

  1. Kepada Pimpinan GKI Busukan Mojosongo untuk meninjau keberadaan Bangunan Gereja, dengan dialihfunsikan sebagai  banunan non tempat ibadah.
  2. Kepada Ketua Tim Verifikasi Data GKI Busukan Mojosongo untuk menindaklanjuti temuan warga ini dengan menagmbil langkah yang cepat dan tepat, untuk meninjau keberadaan Bangunan GKI Busukan Mojosono, dengan dialihfunsikan sebagai  bangunan non tempat ibadah
  3. Kepada Walikota, Kemenag dan FKUB Surakarta agar lebih lebih cermat dalam memberikan rekomendasi maupun IMB agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari, serta secepat mungkin menyerap aspirasi warga yang menolak pendirian GKI Busukan Mojosongo Jebres Surakarta

(amaif/endro/voaislam) 

LUIS Serahkan Laporan Hasil Penelitian terhadap Pendirian Gereja Kristen Indonesia (GKI) Busukan Mojosongo ke Pemkot Solo

SOLO (Jurnalislam.com) – Beberapa perwakilan dari Laskar Umat Islam Solo (LUIS) dan Warga Busukan, Mojosongo, Solo mendatangi pemerintah Kota Solo untuk mempresentasikan temuan-temuan tim Verifikasi Data Gereka Kristen Indonesia (GKI) Mojosono di Balai Tawang Praja Balaikota Solo Rabu (11/12/2014).

Hasil temuan tim verifikasi data GKI Mojosono itu dibuat dalam bentuk makalah berjudul “Laporan Hasil Penelitian terhadap Pendirian Gereja Kristen Indonesia (GKI) Busukan Mojosongo Solo Ditinjau dari Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor  9 dan 8 Tahun 2006” yang diterima redaksi Jurnalislam.com, Kamis (12/12/2014).

Laporan tersebut berisi temuan-temuan warga terkait keabsahan pendirian GKI Mojosono dan rekomendasi warga Busukan Kelurahan Mojosono kepada pimpinan GKI Mojosono, Ketua Tim Verifikasi Data GKI Mojosono, Walikota Solo, Kemenag dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

Pertemuan yang berlangsung dari pukul 13.00 – 15.00 WIB itu dihadiri oleh perwakilan warga ; Parno dan Dzulkifli, perwakilan dari GKI Mojosongo Waskito, Ust. Dahlan dan Aji dari FKUB, Agus dari Lurah Mojosongo, Kapolsek Jebres dan Polres Solo, Kodim dan Koramil, Satpol PP, dan Harso dari Kesbangpol yang memimpin koordinasi Tim Verifikasi Data GKI Mojosono.

Berikut beberapa temuan terkait keberadaan GKI Mojosono :

1. Pendirian GKI Busukan Mojosongo tidak memenuhui unsur pasal 13 ayat (1) dan (2) Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomer 9 dan 8 tahun 2006

2. Pendirian GKI Busukan Mojosongo tidak memenuhui unsur pasal 14 ayat (2) b  Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomer 9 dan 8 tahun 2006

3. Penerbitan Rekomendasi FKUB Nomor : 14/FKUB-SKA/IV/2012 tanggal 9 April 2012 kurang lengkap dengan tanpa menulis Alamat Obyek Tanah dan Bangunan

4. Putusan Walikota Surakarta Nomor : 601/0105/J-11/I/2013 tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB) bahwa Alamat Obyek Tanah Pendirian GKI Busukan Rt 06 Rw 27 beberbeda dengan akta jual beli, Keterangan Notaris, SPPT PBB maupun rekomendasi Kemenag. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ini rancu, kabur, tidak jelas dan aneh.

Laporan yang disusun oleh Parno, SE, Zulkifli dan Endro Sudarsono, S. Pd itu juga menghasilkan tiga poin rekomendasi, diantaranya :

1. Kepada Pimpinan GKI Busukan Mojosongo untuk meninjau keberadaan Bangunan Gereja, dengan dialihfunsikan sebagai  banunan non tempat ibadah.

2. Kepada Ketua Tim Verifikasi Data GKI Busukan Mojosongo untuk menindaklanjuti temuan warga ini dengan menagmbil langkah yang cepat dan tepat, untuk meninjau keberadaan Bangunan GKI Busukan Mojosono, dengan dialihfunsikan sebagai  bangunan non tempat ibadah

3. Kepada Walikota, Kemenag dan FKUB Surakarta agar lebih lebih cermat dalam memberikan rekomendasi maupun IMB agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari, serta secepat mungkin menyerap aspirasi warga yang menolak pendirian GKI Busukan Mojosongo Jebres Surakarta.

Hasil temuan ini semakin memperkuat alasan umat Islam Mojosono yang berkinginan untuk menutup GKI Mojosono secara permanen. (amaif,luis)

MUI Balikpapan : "Ngeri juga ini, Balikpapan didatangi pengungsi Syiah"

BALIKPAPAN (Jurnalislam.com) – Sekretaris MUI Kota Balikpapan, Drs. HM. Jaelani mengungkapkan, belakangan ini situasi kondusif kota Balikpapan jadi terusik dengan adanya desas-desus imigran syiah.

Ia meminta semua elemen termasuk Pemerintah Kota Balikpapan agar harus merepon hal ini.

“Saat ini pemerintah Balikpapan telah ikut terlibat membicarakan masalah ini, begitu juga anggota DPR dan tokoh-tokoh Islam. Apalagi, sekarang broadcast-broadcast di bbm beredar kemana-mana itu ngeri-ngeri juga. Saya bilang ngeri juga ini. Balikpapan didatangi pengungsi syiah,” ujar Jaelani kepada Fajar Shadiq, anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) pada Kamis, (11/12).

Meski demikian, Jaelani mengaku belum mendapatkan data terkait imigran syiah di Kota Balikpapan.

“Soal ada (imigran syiah, red) yang datang ke sini, kita juga baru berbagi informasi saja. Saya kurang tahu hasil pertemuan dengan Komisi I DPRD Baikpapan. Begitu data sudah lengkap nanti ekspos di depan semua pengurus MUI biar tahu kan, nanti kita agendakan,” tambahnya.

Berdasarkan penelusuran tim Jurnalis Islam Bersatu (JITU) di Balikpapan, ada sekitar 300 pengungsi dan pencari suaka di Kota Minyak ini. Sebanyak 129 imigran asal Pakistan dan Afghanistan berada di Rudenim (Rumah Detensi Imigrasi) Lamaru, sementara sisanya ditampung di Rumah Dinas Kepala Imigrasi Balikpapan di Klandas.

Jaelani yang merupakan warga kelahiran Balikpapan ini menambahkan, dirinya belum melihat ada aktivitas yang mencurigakan para imigran Syiah itu.

“Saya ini tiga malam ini datang terus ke imigrasi (di Klandas, red )saya ngelihatin, saya kan ngajar dekat situ, pulang ngajar saya lihatin, mereka kan duduk-duduk aja disitu, main ponsel di situ, belum pernah saya melihat ada aktivitas (mencurigakan, red) di situ, ungkap Jaelani.

Namun, menurut sumber JITU di lapangan, para imigran yang berasal dari Afghanistan menurut dokumen UNHCR. Mereka terang-terangan mengaku bahwa mereka beragama syiah.

Pada Bulan Muharram lalu, para imigran Syiah ini meminta secara resmi untuk mengadakan ritual kaum syiah, Asyura di lapangan depan Rudenim yang lebih luas. Tetapi permintaan itu tidak dikabulkan oleh pihak yang berwenang.

Meski tak diizinkan, para imigran syiah itu tetap melaksanakan ritual Asyura.[Fajar Shadiq/JITU/islampos]

Pengasuh Ponpes Al-Muttaqin Balikpapan Khawatirkan Syiah Pengaruhi Generasi Muda

BALIKPAPAN (Jurnalislam.com) – KH. Mohamad Anas Muchtar, selaku tokoh Nahdlatul Ulama di Kota Balikpapan mengungkapkan ancaman Syiah untuk stabilitas keamanan nasional perlu diwaspadai, khususnya kepada generasi muda.

Pengasuh Ponpes Modern Al-Muttaqin Balikpapan ini berpendapat, sebagian besar umat Islam khususnya di Indonesia ini sudah tidak cocok dengan syiah. Maka dari itu beliau optimis jika ancaman-ancaman itu tidak akan terjadi, apalagi jika kebersamaan umat sudah terbangun.

“Tapi tetap kita tidak boleh diam. Terutama pada generasi-generasi muda, yang lebih mengkhawatirkan generasi muda yang gampang sekali dipengaruhi ini,” ungkap beliau saat ditemui oleh tim Jurnalis Islam Bersatu (JITU) di Ponpes Al-Muttaqin, Gunung Guntur, Balikpapan pada Jumat, (12/12).

Beliau menyatakan, bahaya ini bisa semakin meningkat jika penyebaran ajaran Syiah sampai masuk ke lembaga pendidikan.

“Kalau sampai masuk ke pendidikan, masuk ke sekolah-sekolah, anak-anak kita akan mudah sekali terpengaruh,” ujar pengurus Syuriah NU Provinsi Kalimantan Timur ini.

Meski demikian, untuk menghadang pemikiran Syiah, umat Islam harus memakai cara-cara yang mengikuti aturan Allah, yaitu bimauizatil hasanah. Dengan cara nasihat yang baik.

“Kalau kita bisa, kita wajadilhum billati hiya ahsan (berdebat dengan cara yang santun, red). Jangan dengan kekerasan,” tutur pria berkacamata ini.

Terakhir, beliau meminta agar perlawanan terhadap pengaruh Syiah ini tetap harus diperjuangkan. Selama ini, Balikpapan kerap menjadi incaran oleh serbuan pemikiran paham-paham yang menyimpang. Karena, di kota Balikpapan ini orang merasa aman.

“Dan di sini itu masyarakatnya tidak perlu terlalu peduli dengan hal-hal yang baru datang, masyarakatnya cuek. Sehingga mereka bisa mengembangkan dengan leluasa,” pungkas Kyai Anas.[fajarshadiq/JITU/islampos]

Harits Abu Ulya Beberkan Keterlibatan Indonesia dalam Proyek Brutal CIA

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Pemerhati kontra terorisme Harits Abu Ulya memandang rilis laporan Komite Intelijen Senat AS pada tanggal 9 Desember 2014 terkait kebrutalan Central Intellegent of America (CIA) dari tahun 2002-2007 dalam memperlakukan terduga dan tersangka terkait ‘terorisme’ versi AS dalam bentuk ; Rendisi (pengiriman tahanan tanpa proses hukum secara rahasia), Penahanan dan Interogasi.

"Ini jelas-jelas bukti kejahatan luar biasa dan sangat biadab yang dilakukan pemerintah AS melalui CIA selama menggelar proyek war on terrorism (WOT). Dan dunia makin melek, atas nama WOT Amerika merasa berhak memperlakukan siapa saja yang dianggap dari teroris jaringan al Qaidah dengan cara yang biadab dan sistemik,” katanya kepada Jurnalislam.com, Jum’at (12/12/2014).

Menurutnya, hukum dan keadilan menjadi absurd, dan memaksa dunia untuk mempercayai bahwa cara-cara brutal yang dilakukan CIA adalah legal. Di sisi lain, Amerika tampil di depan dunia Islam khususnya dengan suara lantang pentingnya penghormatan dan penegakkan HAM bahkan bisa melakukan invasi militer di negara lain atas nama HAM.

“Ini jelas standar ganda, sikap hipokrit (kemunafikan) yang sama sekali tidak bisa dibenarkan siapapun yang punya akal sehat,” tegas direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) itu.

Seperti diketahui, AS termasuk 152 negara yang menandatangani Konvesi PBB menentang Penyiksaan dan Kekejaman Lain (CAT). Dan yg lebih menyedihkan lagi, berdasarkan catatan (laporan) organisasi HAM Open Society Justice (OSJI) ada 9 negara yang dipakai untuk program brutal dari CIA dan 54 negara lainnya membantu penangkapan dan Rendisi dengan modus deportasi.

“Nah, dari 54 negara tersebut ternyata Indonesia terlibat proyek biadab tersebut. Tercatat Indonesia melalui BIN (Badan Intelijen Nasional) menangkap, 1. Muhammad Saad Iqbal Madni (9 Januari 2002) di rendisi ke Mesir, ketika ke Indonesia sering mengunjungi alumni Afghanistan yang tinggal di sekitar Taman Amir Hamzah, Menteng Dalam. 2. Salah Nasir Salim Ali Qoru (2003) direndisi ke Yordania. Dan diluar nama 2 orang tersebut juga tercatat BIN menangkap Umar Faruq, Februari 2002 dengan paspor atas nama Mahmud Bin Ahmad Assegaf di kirim ke Guantanamo berangkat dari Lapangan Pondok Cabe atas permintaan CIA,” ungkapnya.

Saat itu, lanjutnya, Hendropriyono sebagai Kepala BIN (KaBIN) dan menantunya Andika P (saat ini menjadi DanPaspampres Jokowi) operator lapangan. Ada juga nama Syam Reda juga dideportasi dari Indonesia. Seorang yang bernama Muhammad Fraq Ahmed Basmeila alias Muhammad al Somaila (2002) juga ditangkap, bersama dia ditangkap juga Waddah Nasser Salem Ali Bin Tamimi alias Abu Hamzah alias Muksin, keduanya dideportasi. Satu lagi, Abdel Ilah Sabri warga Libya kemudian dideportasi ke Afrika Selatan.

“Beberapa data ini terkonfirmasi dari data intelijen yang dibukukan oleh As'ad Said Ali dalam judul Al Qaeda-Tinjauan Sosial Politik Ideologi dan Sepak Terjangnya (2014). Dan kebetulan posisi As'ad Ali Said juga menjadi WakaBIN di masa Hendropriyono menjadi KaBIN,” papar pria yang juga pengasuh Majelis Al Bayan, Lamongan itu.

Kebrutalan yang sama juga dilakukan Densus88 di Indonesia

Lebih lanjut Harits mengatakan, “Kalau saat ini pemerintah diminta untuk serius memperhatikan kasus pelanggaran serius HAM di masa lalu, maka jangan lupa bahwa proyek Kontra Terorisme yang digelar di Indonesia kurang lebih juga sama, menyimpan kabut persoalan yang sangat serius yakni cara-cara brutal dan biadab yang dilakukan oleh Densus88 dalam menangani orang-orang yang diduga dan tersangka teroris.”

Direktur CIIA ini juga beranggapan bahwa perang melawan terorisme menjadi topeng perang untuk menghancurkan kelompok-kelompok yang dianggap mengancam kepentingan Barat dan negara-negara satelitnya.

“Dunia harus sadar, tindakan-tindakan biadab yang sistemik dilakukan oleh negara atau oknum dan institusi seperti CIA atau kalau di Indonesia Densus88 dan Satgas Penindakan BNPT adalah berkontribusi menjadi akar suburnya kekerasan dan "terorisme" menggeliat tak berujung,” tegasnya.

Jangan sampai rakyat Indonesia mengecam keras kebrutalan CIA tapi lupa di negerinya sendiri sudah banyak yang jadi korban kebrutalan Densus88 dan Satgas BNPT ala koboy CIA yang digelar atas nama perang melawan terorisme dengan menggunakan dana hibah dari Amerika, cs dan uang rakyat (APBN). (amaif/ciia)

 

AQAP Bombardir Pangkalan Udara Amerika di Yaman

YAMAN (Jurnalislam.com)  – Sebuah akun Twitter yang terkait dengan al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) merilis pernyataan hari ini mengklaim bahwa para pejuang mereka melakukan serangan roket pada pangkalan udara AS-Amerika di provinsi Lahj selatan Yaman.

Serangan hari ini (12/12/2014) terjadi di pangkalan al Annad di provinsi Lahj, yaitu sebuah lokasi dimana penasihat militer Amerika dan Eropa membantu rekan-rekan Yaman mereka dalam memerangi ancaman AQAP. Kegiatan di pangkalan udara tersebut diantaranya mengoperasikan program rahasia pesawat tak berawak AS yang secara khusus menargetkan kelompok mujahidin.

AQAP mengklaim bahwa pejuang dari Brigade Hamdi al Tha'alabi meluncurkan enam roket Grad di "divisi Amerika di pangkalan al Annad" pada pukul 02:10 hari ini (12/12/2014).

AQAP menamakan serangan hari ini "Pembalasan Untuk Para Syuhada Kami," mengacu pada "kaum Muslim yang dibunuh oleh pasukan khusus Amerika di dua operasi mereka yang gagal di Hadramout dan Shabwa" pada 24-25 November dan Desember 5-6.

Laporan media menegaskan bahwa serangan itu dilakukan sebelum subuh pagi ini di pangkalan udara al Annad. Saksi mata menunjukkan bahwa ledakan kuat terdengar di pangkalan tersebut di pagi hari dan ambulans bergegas ke lokasi untuk mengangkut korban tewas dan terluka ke rumah sakit terdekat.

Menurut AQAP, serangan terbaru terhadap kepentingan AS di Yaman ini adalah pembalasan atas operasi penyelamatan AS yang berusaha membebaskan beberapa sandera, termasuk wartawan foto Amerika Luke Somers, namun menemui kegagalan pekan lalu di Shabwa. Dua minggu sebelumnya, AQAP mengaku bertanggung jawab atas serangan ganda IED (bom rakitan) di Kedutaan Besar AS di Sana'a.

Sambil meningkatkan serangannya terhadap kepentingan AS di Yaman dalam beberapa pekan terakhir, AQAP masih memerangi pemberontak Syiah Houthi di negara Yaman. Pertempuran melawan pemberontak Syiah Houthi terjadi di hampir semua provinsi Yaman, dengan fokus khusus pada provinsi-provinsi tengah selatan Sana'a.

Pada 8 Desember, AQAP mengklaim bahwa pejuangnya melancarkan serangan terhadap kendaraan pasukan Houthi di wilayah Jafinah di Radaa, provinsi Baydah, diduga menewaskan tiga pemberontak di tempat. Malam berikutnya, pejuang AQAP meluncurkan serangan terkoordinasi di pos pemeriksaan Dar al Najd bersama dengan dua posisi pasukan Houthi lainnya di Baydah, diduga membunuh 20 lebih Syiah Houthi.

Pernyataan AQAP terkait menyatakan bahwa kelompok mujahidin lainnya mengepung pasukan Syiah Houthi di daerah yang sama dan mencegah mereka melarikan diri dengan menyerang mereka dengan granat berpeluncur roket (RPG) dan alat peledak rakitan (IED). [ded412/the long war journal]