Al Qaeda India Seru Umat Islam Untuk Bersatu Berjihad Melawan Koalisi Pimpinan AS

INDIA (Jurnalislam.com) – Juru bicara Al Qaeda di benua India (AQIS), Syeikh Usama Mahmood, merilis sebuah pernyataan yang menyerukan kepada semua umat Islam, termasuk seluruh faksi jihad di Suriah untuk bersatu melawan AS.

Pernyataannya yang berjudul "Agresi Amerika terhadap Irak dan Suriah … Oh Muslim… Bersatulah untuk Mengawal Al-Haram," itu tertanggal 15 Oktober namun tidak dirilis melalui akun Twitter resmi milik Mahmood sampai 3 November.

"Serangan terhadap Irak dan Suriah tidak terhadap kelompok atau organisasi tertentu, Namun serangan itu ditujukan bagi seluruh umat Muslim untuk mengakhiri setiap gerakan Islam dan Jihad yang bertujuan untuk berdiri melawan tirani dan meyakini pembentukan syariah," tulis AQIS dalam pernyataannya.

"Tujuan dari serangan ini adalah memperkuat pertahanan Israel, melindungi aturan tirani global dan penaklukan kaum muslimin," lanjut pernyataan itu.

"Sekali lagi kami menyerukan kepada umat Islam di seluruh dunia untuk berdiri dalam mendukung para mujahidin melawan koalisi Amerika dan bergabung dalam Jihad fardhu-al-ain (kewajiban mutlak) ini untuk mendapatkan kebebasan, untuk melindungi Dien mereka, untuk menjaga tempat-tempat suci mereka dan untuk membangun supremasi syariah," seru Syeikh Mahmood.

Juru bicara AQIS menyeru semua jihadis di Irak dan Suriah dan mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk bisa mengalahkan AS adalah jika mereka (jihadis) bersatu. Islamic State (IS), yang dipimpin oleh Abu Bakar al Baghdadi, telah berjuang melawan Jabhatun Nusrah, cabang resmi al Qaeda di Suriah, serta jihadis lainnya, sejak tahun lalu. Mahmood tidak menyebut IS, yang diakui oleh komando Al Qaeda di bulan Februari, atau Jabhatun Nusrah, tapi pesannya jelas ditujukan pada mereka dan seluruh pejuang jihad lainnya.

"Pesan kami kepada para mujahidin Irak dan Suriah adalah bahwa berakhirnya agresi Amerika terjadi melalui persaudaraan dan persatuan semua kelompok dan organisasi Jihad, penyerahdirian terhadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan memerangi koalisi kafir sebagai tujuan utama," Syeikh  Mahmood menulis.

AQIS adalah cabang terbaru dari organisasi internasional Al Qaeda. Amir Al Qaeda Syeikh Ayman al Zawahiri dan pemimpin Al Qaeda lainnya mengumumkan pembentukan kelompok ini pada awal September 2014. Tak lama kemudian, AQIS mengklaim telah berusaha menyerang kapal perang Pakistan dengan berani.

Pernyataan Syeikh Mahmood adalah indikasi terbaru bahwa al Qaeda mencoba menggunakan serangan udara koalisi pimpinan AS di Irak dan Suriah untuk mengakhiri pertikaian antar jihadis.

Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), cabang regional Al Qaeda yang dipimpin oleh Syeikh Nasir al Wuhayshi, yang juga merupakan manajer umum global Al Qaeda, telah berulang kali menyerukan para jihadis untuk bersatu melawan musuh bersama mereka di Barat. Al Qaeda di Maghreb Islam (AQIM), cabang lainnya, telah bergabung bersama AQAP yaitu menggunakan serangan udara koalisi sebagai dasar untuk melakukan gencatan senjata dengan sesama mujihadin.

Beberapa kritikus sengit dari IS al Qaeda juga telah mengeluarkan seruan untuk persatuan. Pada akhir September, misalnya, sejumlah jihadis berpengaruh mengusulkan gencatan senjata antara IS dan musuh jihadnya. Inisiatif ini diajukan oleh beberapa ideolog al Qaeda terkenal yang mengkritik IS di masa lalu.

Bahkan saat menyerukan jihad untuk merapatkan barisan melawan AS, Mahmood secara implisit mengkritik klaim IS untuk memerintah sebagai khalifah. Ketika IS secara sepihak menklaim kekhalifahan yang baru lahir pada akhir Juni, kelompok itu menuntut kesetiaan dari semua umat Islam lainnya. Hal ini menyebabkan gesekan lebih lanjut dalam jajaran jihadis.

Syeikh Mahmood mengatakan bahwa "persatuan, persaudaraan dan kerjasama" adalah kunci untuk "kemenangan dan keberhasilan" dalam "pembentukan khalifah."

Syeikh Mahmood mengatakan bahwa khalifah, yang oleh banyak jihadis dihidupkan kembali dengan berperang, haruslah "melalui Syura (musyawarah) … dan dipertimbangkan atas dasar keamanan kesejahteraan dan darah Muslim," dan "menjadi simbol persaudaraan dan kesatuan umat Islam."

Dalam pandangan al Qaeda, khalifah IS tidak memiliki seluruh hal tersebut. Saat pejabat AQIM mengingatkan pada bulan Juli, IS tidak berkonsultasi dengan para pemimpin jihad yang diakui kepemimpinannya sebelum mengumumkan khilafah mereka. Dan bukannya mengarah ke kerjasama, mereka merampas otoritas tandzim jihad lainnya sehingga memperburuk ketegangan antara pasukan Abu Bakr al Baghdadi dan rekan-rekan mereka dalam faksi faksi  jihad lainnya.

Namun, Syeikh Mahmood berpendapat, keinginan jihadis 'untuk membangkitkan khalifah Islam harus mendorong mereka untuk fokus pada Barat dan sekutunya. "Oleh karena itu senjata Anda harus menunjuk ke arah musuh," Syeikh Mahmood menulis, segera setelah menggambarkan seperti apa Khilafah itu seharusnya.

Syeikh Mahmood menyimpulkan pernyataannya dengan menggambarkan jihad sebagai pemenang di Afghanistan. Dia juga memuji Syeikh Mullah Omar, pemimpinTaliban, atas kepemimpinannya.

Juru bicara AQIS memberikan "kabar gembira yaitu kekalahan memalukan bagi Amerika dan sekutu-sekutunya di Afghanistan dan Khorasan setelah jangka waktu tiga belas tahun." Bagi jihadis, Khorasan adalah wilayah yang mencakup sebagian besar Asia Tengah dan Selatan.

Syeikh Mahmood mengatakan bahwa kemenangan jihadis “adalah hasil dari Jihad yang diberkati yang sedang berlangsung di bawah kepemimpinan Amir-ul-Mominīn Syeikh Mullah Muhammad Umar Mujahid (semoga Allah melindunginya)." Gelar "Amir-ul-Mominīn" berarti "Amirul Mukminin," adalah sebuah gelar yang biasanya ditujukan bagi khalifah yang berkuasa. Abu Bakr al Baghdadi telah mencoba untuk merebut gelar ini untuk dirinya sendiri.

Tak lama setelah Baghdadi memproklamirkan dirinya sebagai "Khalifah Ibrahim," Al-Qaidah menegaskan kembali kesetiaan mereka kepada Syeikh Mullah Omar dan merilis sebuah video lama dari Osama bin Laden yang bersumpah Bayat (sumpah setia) kepada master Taliban ini. Dengan demikian, Al Qaeda menunjukkan bahwa Syeikh Mullah Omar, bukan Baghdadi, adalah khalifah yang sah.

AQIS menekankan bahwa Afghanistan, Irak, dan Suriah semuanya penting, dan AS adalah entitas global dan harus dilawan semaksimal mungkin. "Kami juga ingin mengingatkan para mujahidin di mana-mana di dunia bahwa musuh kita berbaris melawan umat Muslim di seluruh dunia," Syeikh Mahmood menulis. " Kepentingan Amerika dan sekutu-sekutunya tersebar di seluruh dunia."

Sangat diperlukan "untuk memperhatikan dengan skala penuh" ke garis depan "Suriah dan Irak, Palestina dan Afghanistan, Yaman dan Somalia," Syeikh Mahmood berpendapat, tapi "menargetkan kepentingan musuh di seluruh dunia melalui gerakan global Jihad adalah jalan menyingkirkan simbol tirani dan kekerasan ini."

Dengan demikian, AQIS ingin jihadis untuk bersatu melawan koalisi yang dipimpin AS, dan untuk menyerang kepentingannya di mana saja mereka bisa. [ded412/ the long war journal]

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.