Muhammadiyah: Kemerdekaan Momen Bersatu Hadapi Pandemi

Muhammadiyah: Kemerdekaan Momen Bersatu Hadapi Pandemi

YOGYAKARTA(Jurnalislam.com) — Peringatan 76 tahun Indonesia Merdeka tahun ini diharapkan melahirkan kembali spirit untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

 

Semangat yang pernah digaungkan ketika menghadapi para penjajah ini masih sangat relevan diterapkan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Guna mewujudkan hal tersebut perlu ada political will dari pemerintah untuk merangkul semua kelompok dan golongan sebagai satu kesatuan anak bangsa guna membangun dan memperkuat langkah bersama dalam menghadapi pandemi ini.

’’Kita berharap peringatan Kemerdekaan Indonesia kali ini bukan sekadar acara seremoni saja, tapi betul-betul melahirkan spirit untuk memperkokoh semua elemen bangsa,’’ kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir di kantornya, Kamis (12/8).

Menurut Guru Besar Ilmu Sosiologi UMY, modal yang dibutuhkan saat ini hanya persatuan dan kesatuan dari seluruh anak bangsa. Sebab, lanjutnya seberat apapun musibah yang kita hadapi ketika dipikul bersama-sama akan jauh lebih ringan.

Oleh karena itu jika disadari bahwa pandemi akan berlangsung lama maka semua komponen bangsa ini harus diajak untuk satukan langkah dalam perencanaan berkelanjutan. ’’Jangan sampai langkah yang ada terputus-putus, dan akhirnya membuat masalah yang ada di hulu dan hilir sama-sama tidak bisa dibenahi secara baik,’’  tambahnya.

Pemimpin luar biasa

Ia berpendapat, dalam kondisi wabah yang juga terjadi di belahan dunia lainnya, dibutuhkan satu peran kepemimpinan yang sentral dan sangat penting. ’’Saat darurat itu perlu kepemimpinan yang luar biasa, kepemimpinan yang sigap, kepemimpinan yang fokus, kepemimpinan yang bisa menggerakkan seluruh potensi bangsa yang lahir dari kepercayaan,’’ tegasnya.

Haedar menyatakan, dua tahun wabah ini berlangsung dan dua tahun pula masyarakat merayakan kemerdekaan bangsa ini tentu akan menjadi momen yang istimewa. Mengapa demikian? Karena masyarakat harus menerjemahkan cita-cita kemerdekaan dalam realitas kehidupan saat menghadapi musibah terbesar dalam perjalanan sejarah bangsa.

Poin utamanya lanjut pria kelahiran Bandung 63 tahun silam, terutama bagi negara yang diwakili oleh eksekutif, legislatif, dan yudikatif  yaitu bagaimana mewujudkan usaha melindungi seluruh tumpah darah dan rakyat Indonesia. Sebagaimana telah pula diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945.

’’Ujiannya, tentu jika pemerintah dan seluruh komponen bangsa bersungguh-sungguh dan diwujudkan dalam langkah-langkah nyata melindungi satu jiwapun dari ancaman virus mematikan ini. Itulah perwujudan sebenarnya dari cita-cita kemerdekaan,’’ kata Haedar.

Untuk itu, kata suami dari Hj Siti Noor­djannah Djohantini, tema HUT ke 76 RI yaitu  ‘Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh’ tidak boleh berhenti sebagai slogan. Tapi, harus menyatu dalam jiwa, pikiran, dan langkah. Ujian ketangguhan dan ketumbuhan ini tergantung kepada political will.

Terlebih, bagi petinggi negara, untuk menjadikan Indonesia betul-betul tangguh menghadapi pandemi dan segala dinamika kehidupan kebangsaan dan kenegaraan. Ketangguhan itu harus mampu memobilisasi seluruh kekuatan yang dimiliki.

’’Sehingga, kita seperti sebuah bangunan yang kokoh. Untuk bisa bertumbuh semua memerlukan itikad yang kuat, langkah yang optimal dan kebersamaan, kuncinya itu. Permasalahannya, apakah kita betul-betul memiliki political will yang kuat,’’ ujar Haedar.

sumber: republika.co.id

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.