Al Qaeda Afrika Barat Rilis Video Tahanan Warga Asing

Al Qaeda Afrika Barat Rilis Video Tahanan Warga Asing

AFRIKA (Jurnalislam.com)Kelompok Pendukung Islam dan Muslim (JNIM), entitas utama al Qaeda di Afrika Barat, menerbitkan sebuah video menunjukkan enam sandera asing yang masih berada dalam penahanannya. Video tersebut muncul hanya satu pekan setelah warga Swedia yang disandera Johan Gustafsson dilepaskan oleh JNIM.

Video yang diproduksi oleh Al Ezza Productions, yang merupakan jalur produksi baru untuk JNIM, dimulai dengan mengutip Amir Al Qaeda Dr Syeikh Ayman al Zawahiri. “Keamanan adalah nasib bersama. Jika kita diamankan, maka Anda bisa diamankan. Dan jika kita selamat, maka Anda bisa mendapatkan keamanan.” Dalam video awal JNIM, pemimpinnya, Iyad Ag Ghaly, bersumpah setia kepada Dr Ayman Zawahiri. Pernyataan serupa dari Osama bin Laden juga dimainkan menjelang akhir.

Ibnu Taymiyyah, seorang ahli hukum syariah abad pertengahan yang populer dikalangan para jihadis dan kaum muslim, juga dikutip dalam membenarkan alasan menculik orang asing yang merupakan bagian dari musuh Islam. “Syariah berkewajiban memerangi orang kafir yang memerangi Islam dan tidak berkewajiban memerangi orang-orang kafir yang berada di bawah kendali kita.” Narator Inggris dalam video tersebut juga membenarkan penculikan itu dengan menyamakannya dengan “pemenjaraan kaum Muslim yang secara tidak adil (paksa) di seluruh dunia.”

Keenam sandera, dimulai dengan yang laki-laki, kemudian ditampilkan secara terpisah untuk pemirsa. Masing-masing mengirim pesan bagi keluarga pemerintah meminta bantuan dalam pembebasan mereka. Tampaknya para sandera tidak ditahan bersama.

Baca juga: 

Stephen Malcolm McGowan, seorang Afrika Selatan, diculik di Timbuktu pada tahun 2011 bersama tiga orang lainnya. Seorang sandera, seorang warga negara Jerman, dieksekusi pasukan bersenjata al Qaeda Islam Maghreb (AQIM) saat ia mencoba untuk melawan. Tawanan lainnya, warga Belanda Sjaak Rijke, dibebaskan dalam serangan pasukan khusus Prancis pada bulan April 2015. Yang ketiga, Johan Gustafsson, dibebaskan oleh JNIM pekan lalu.

Ken Elliott, seorang dokter Australia yang telah lama beroperasi di Burkina Faso utara, diculik bersama istrinya di negara tersebut pada Januari 2016. JNIM kemudian akan membebaskan istrinya, namun Ken tetap berada dalam tahanan jihadis. Pada bulan April 2015, Al Murabitoon, yang sekarang menjadi bagian dari JNIM, menculik warga negara Rumania Iulian Ghergut juga di Burkina Faso.

Di Mali, mujahidin Al Qaeda menculik misionaris Swiss Beatrice Stockly pada Januari 2016 di Timbuktu. Dia sebelumnya ditangkap pada tahun 2012 oleh Al Qaeda di Maghreb Islam (AQIM), namun dibebaskan dengan syarat dia tidak akan pernah kembali ke wilayah tersebut. Narator berbahasa Inggris mengatakan bahwa dia diculik lagi karena melanggar syarat ini, kristenisasi.

Dua sandera yang sebelumnya tidak diklaim juga ditunjukkan, termasuk suster Kolombia Gloria Navarez dan petenis Prancis Sophie Petronin. Navarez diculik di Karangasso di Daerah Sikuba di Mali selatan pada bulan Februari tahun ini. Petronin diculik dari Gao pada 24 Desember tahun lalu. Navarez diambil karena “mendukung tentara salib di Mali dengan menyebarkan agama Kristen pada masyarakat muslim (kristenisasi),” menurut mujahidin.

Petronin diculik dengan alasan menggunakan karya kemanusiaannya sebagai topeng untuk mengubah “Muslim Mali ke kepercayaan Prancis yang korup.”

Pada akhirnya, narator Inggris ditampilkan, meski dengan wajah buram. Dia memperingatkan keluarga para sandera bahwa mereka lebih baik bernegosiasi dengan JNIM secara langsung, karena diduga tidak ada kemajuan yang dicapai melalui pihak ketiga. Dalam video tidak disebutkan tentara Mali yang saat ini berada dalam penangkapan atau Jeffery Woodke yang diduga diculik oleh jihadis di Niger tahun lalu.

Dahulu, AQIM menerima tebusan jutaan dolar dari warga negara asing di Sahel. Misalnya, pada tahun 2013 empat sandera Prancis dibebaskan oleh AQIM setelah ditahan selama tiga tahun; Diperkirakan bahwa uang tebusan sebesar 20 juta Euro telah dibayarkan untuk membebaskan mereka oleh pemerintah Perancis.

Dalam kasus lain, AQIM telah bernegosiasi dengan tentara Prancis di Mali untuk tahanan lainnya.

Bagikan