KOTA COTABATO (Jurnalislam.com) – Suara ‘Setuju’ pada hari Selasa (22/1/2019) tampaknya memimpin dalam sebuah plebisit bersejarah tentang undang-undang yang akan memberikan “otonomi komprehensif” kepada Muslim Moro yang tinggal di Filipina selatan, menurut hasil tidak resmi.
Pemungutan suara berlangsung pada hari Senin di provinsi Maguindanao, Lanao Del Sur, dan provinsi pulau Basilan, Tawi-tawi dan Sulu serta kota-kota Cotabato dan Isabela.
Lima provinsi pertama terletak di dalam Wilayah Otonomi di Muslim Mindanao (Autonomous Region in Muslim Mindanao-ARMM) yang telah ada sebelumnya, sedangkan dua kota terakhir terletak di luar wilayah tersebut.
Plebisit bertanya kepada pemilih apakah mereka ingin mengganti ARMM dengan Daerah Otonomi Bangsamoro yang baru di Muslim Mindanao (the Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao-BARMM) – sejalan dengan Hukum Organik Bangsamoro (the Bangsamoro Organic Law-BOL).
Setelah RUU disahkan, BARMM akan dibentuk.
Menurut angka dari Dewan Canvasser Plebisit Kota Cotabato (the Cotabato City Plebiscite Board of Canvassers-CPBOC), penghitungan suara telah selesai di kota Cotabato dan 36.682 suara “Yes/Setuju” dari kotak suara, sementara jumlah suara “No/Tidak Setuju” mencapai 24.994.
Kota Cotabato dan Isabela, yang juga akan menjadi bagian dari BARMM, dianggap sebagai daerah kritis selama kampanye.
Orang-orang di Kota Cotabato sudah mulai merayakan hasilnya dengan turun ke jalan meskipun jam malam diberlakukan mulai dari malam sampai pagi.
Di provinsi Maguindanao, kubu Front Pembebasan Islam Moro (the Moro Islamic Liberation Front-MILF), hasil penghitungan kotak suara adalah sekitar 608.000 suara “Ya” dan 9.000 suara “Tidak”.
Juga dikatakan bahwa di ibu kota Lanao Del Sur, Marawi, hampir semua suara diberikan untuk BOL.
Komisi Pemilihan Filipina (Comelec) diharapkan mengumumkan hasil pemungutan suara BOL pada pukul 1 malam waktu setempat (0500 GMT) pada hari Rabu (23/1/2019).
Baca juga:
-
Seabad Lebih Bangsamoro Berjuang, Sebentar Lagi Hukum Islam Tegak di Selatan Filipina
-
Dua Kota di Filipina Selatan Dukung Undang-undang Islam Bangsamoro
-
Bahas Undang-undang Baru, Puluhan Ribu Pejuang Muslim Filipina Berkumpul
-
Ketua Pembebasan Islam Moro Minta Bantuan Turki saat Hukum Syariah Tegak di Mindanau
Komisi mengatakan bahwa keterlambatan dalam mengumumkan hasil adalah karena kurangnya personil.
Carlito Galvez, penasihat perdamaian presiden Filipina, menyebut plebisit BOL sebagai “latihan yang demokratis”, menurut berita setempat.
“Meskipun ada beberapa kekhawatiran awal, tidak ada insiden besar yang terjadi. Jumlah korban pada akhir hari itu nol,” kata media lokal Manila Bulletin mengutip Galvez.
BOL, yang ditandatangani oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Juli 2018, akan meningkatkan keuntungan hukum dan ekonomi umat Islam di wilayah tersebut.
Undang-undang ini akan memberikan lebih banyak otonomi daripada struktur otonom yang telah ada di beberapa daerah di provinsi Mindanao dan pulau-pulau di sekitarnya.
Dengan pengaturan baru, pemerintah Bangsamoro yang otonom akan dibentuk dan ibukota BARMM adalah Kota Cotabato.
Pengadilan Hukum Islam akan dibuka di wilayah tersebut.
Otoritas regional akan diserahkan kepada pemerintah Bangsamoro dari pemerintah Manila.
Perairan internal di wilayah Bangsamoro akan dikelola bersama dengan pemerintah pusat. Administrasi otonom akan melakukan pengelolaan sumber energi.
Pejuang Front Pembebasan Nasional Moro (the Moro National Liberation Front-MNLF) dan MILF juga akan bergabung dengan pasukan penegak hukum di wilayah tersebut.