Tim Penyelidik Serangan Senjata Kimia Tiba di Lokasi Kedua

Tim Penyelidik Serangan Senjata Kimia Tiba di Lokasi Kedua

SURIAH (Jurnalislam.com) – Inspektur pengawas senjata kimia global telah mencapai lokasi kedua di kota Suriah Douma, di mana dugaan serangan gas terjadi pada awal April.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Rabu (25/4/2018), Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (the Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons-OPCW) mengatakan misi pencarian fakta telah mengumpulkan sampel dari lokasi, yang tidak diidentifikasi, lansir Aljazeera.

OPWC mengatakan bahwa sampel-sampel dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan dari situs itu akan dibawa ke Den Haag di Belanda untuk pengujian dan analisis.

“Mereka akan dipilah dan dikirim untuk dianalisis oleh laboratorium yang ditunjuk OPCW.”

Pernyataan itu mengatakan inspektur akan melanjutkan misi pencarian fakta mereka berdasarkan wawancara dengan orang-orang yang relevan dan analisis sampel. Tim tidak mengatakan berapa lama pemeriksaan akan berlangsung.

Perwakilan dari OPCW tiba di Suriah pada pekan kedua bulan April tetapi baru diizinkan untuk mengunjungi Douma mulai Sabtu, 21 April lalu.

Keterlambatan inspeksi menimbulkan pertanyaan tentang apakah masih akan ada cukup bukti yang tersisa untuk dikumpulkan para peneliti.

Amerika Serikat dan Prancis menuduh Rusia memblokir akses ke lokasi yang menurut penyelamat dan petugas medis adalah lokasi dimana puluhan orang tewas pada 7 April.

Begini Tanggapan Analis Terkait Terhambatnya Penyelidikan Serangan Senjata Kimia

Rezim Syiah Suriah dan Moskow mengatakan bahwa dugaan serangan kimia, yang mendorong serangkaian serangan udara oleh sekutu Barat sebagai tindakan balas dendam, adalah serangan buatan (palsu).

Mereka juga berpendapat bahwa serangan udara yang dipimpin AS hanya menunda pengiriman inspektur ke Douma.

Awalnya, tim OPCW yang dikerahkan ke Douma tidak dapat memasuki situs karena masalah keamanan.

Para pejabat Departemen Keselamatan dan Keamanan PBB (the UN Department of Safety and Security-UNDSS) harus menarik diri dari lokasi pertama karena kehadiran orang banyak di sana menimbulkan kekhawatiran akan keamanan.

Di situs kedua, mereka ditembaki dengan senjata ringan, dan alat peledak diledakkan di dekatnya

Kota Douma berada di bawah kontrol oposisi dan menghadapi serangan udara dan darat rezim Suriah ketika serangan yang dicurigai terjadi.

Gambar-gambar yang muncul dari Douma pada waktu itu menunjukkan mayat-mayat yang tidak bernyawa bergelimpangan di ruangan-ruangan yang penuh sesak, beberapa dengan busa di sekitar hidung dan mulut mereka.

Kelompok oposisi menyerahkan kota beberapa hari setelah serangan itu. Ribuan orang – oposisi dan warga sipil – pergi dengan bus ke Suriah utara, percaya bahwa mereka tidak dapat berdamai dengan rezim Suriah setelah rezim mengambil alih kota.

Perang Suriah telah berlangsung selama lebih dari tujuh tahun.

Bagikan