Rusia Ingin Kuasai Zona De-eskalasi Suriah

Rusia Ingin Kuasai Zona De-eskalasi Suriah

ASTANA (Jurnalislam.com) – Rusia kemungkinan menempatkan militernya untuk menguasai perbatasan zona de-eskalasi yang direncanakan di Suriah dalam waktu dua sampai tiga pekan setelah menyelesaikan kesepakatan dengan Turki dan Iran, juru runding Rusia Alexander Lavrentyev mengatakan pada hari Selasa (4/7/2017) lansir Al Arabiya Nes Channel.

Moskow berharap bisa menandatangani dokumen akhir dengan Ankara dan Teheran pada hari Rabu, katanya kepada wartawan setelah serangkaian pertemuan di ibukota Kazakhstan, Astana.

Rusia dan Iran, yang mendukung rezim Syiah Bashar Assad, sedangkan Turki mendukung kelompok oposisi, pada prinsipnya sepakat untuk menciptakan empat “zona de-eskalasi” di Suriah dalam sebuah putaran perundingan sebelumnya di bulan Mei, namun menunda rencana Pertemuan Juni di mana mereka seharusnya membahas rinciannya.

Sejak kesepakatan Mei diumumkan, kubu oposisi di provinsi Idlib (banteng mujahidin) di barat laut Suriah sebagian besar tenang.

Namun pertempuran terus berlanjut di garis depan lain di Suriah barat, termasuk Ghouta Timur Damaskus dan kota barat daya Deraa, di mana pasukan rezim Assad dan sekutu mereka berusaha mendorong posisi para pejuang.

Lavrentyev mengatakan kepada wartawan bahwa Moskow dan mitranya masih membahas peta terperinci dan kondisi lain yang terkait dengan zona Idlib dan selatan, sementara perbatasan dua zona lainnya, di provinsi Homs dan dekat Damaskus, telah disepakati.

“Secara keseluruhan, (kesepakatan) mengatur kehadiran polisi militer Rusia di zona penyangga, tapi sekali lagi masalah ini belum disepakati,” katanya.

“Bergantung pada saat dokumen di zona aman ditandatangani, saya pikir kita harus mengharapkan tindakan konkret mengenai penerapan kekuatan dalam 2-3 pekan.”

Bagikan