2.000 Warga dari Etnis Kristen Myanmar Terperangkap di Hutan

2.000 Warga dari Etnis Kristen Myanmar Terperangkap di Hutan

MYANMAR (Jurnalislam.com) – Hampir 2.000 warga sipil dari komunitas Kachin Myanmar, yang terperangkap di hutan saat menyelamatkan diri dari serangan pasukan Budha Myanmar beberapa waktu lalu, sangat membutuhkan perhatian medis, kata para pemimpin masyarakat, lansir Aljazeera Kamis (19/4/2018).

Pertempuran terbaru di kota Tanai di negara bagian utara dimulai awal bulan ini dengan serangan pemerintah dan serangan udara, sebagai tanggapan terhadap ancaman oleh Tentara Kemerdekaan Kachin (the Kachin Independence Army) untuk merebut kembali wilayah yang hilang.

Penduduk sipil dari komunitas etnis Kristen terperangkap tanpa obat atau makanan yang cukup, Mung Dan, seorang pemimpin komunitas Baptis, mengatakan pada hari Rabu (18/4/2018).

Kelompok yang terperangkap itu mencakup 5 wanita hamil, 93 lansia, dan warga lainnya yang terluka akibat tembakan mortir, tambahnya.

Pemerintah Myanmar Hilangkan Bukti Kejahatannya dengan Ratakan 55 Desa Rohingya

“Bahkan hari ini, hujan turun sepanjang hari di wilayah kami dan warga sipil ini belum memiliki tempat berlindung dan mereka juga menderita sakit,” katanya.

Awng Ja, anggota the Kachin State Women Network, yang membantu para wanita pengungsi, mengatakan permintaan LSM untuk menyelamatkan warga sipil belum disetujui.

“Kami telah meminta izin untuk menyelamatkan orang-orang yang terperangkap di hutan dan mereka berada dalam kondisi yang sangat kritis tetapi menteri negara hanya mengatakan kami dapat menyelamatkan warga sipil ini jika militer memberi kami akses,” kata Awng.

Seorang pejabat dari Tanai Baptist Church mengatakan banyak warga sipil tidak dapat melarikan diri.

“Masih banyak orang dari pertambangan batu topaz yang tidak bisa pergi. Orang-orang yang tiba di Tanai hanya bisa pergi melalui rute penyelundupan,” kata pejabat itu.

The Kachin Independence Army telah berjuang selama beberapa dekade melawan pemerintah untuk otonomi yang lebih besar.

Ketua HAM PBB di Jakarta: Pembantaian Muslim Rohingya Picu Dampak Lebih luas

Pertempuran berlanjut pada tahun 2011, mengakhiri perjanjian gencatan senjata 17 tahun. Bentrokan telah menyebabkan ratusan orang meninggal dan lebih dari 100.000 warga sipil mengungsi.

Pembatasan bantuan kemanusiaan oleh pemerintah Myanmar untuk minoritas etnis Kachin yang terlantar telah meningkat secara dramatis, menurut kelompok hak dan bantuan.

Militer Myanmar telah lama dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia berat terhadap kelompok etnis minoritas di berbagai bagian negara itu, termasuk Rohingya yang menurut para kritikus dunia mengalami “pembersihan etnis” oleh pasukan Budha Myanmar.

Hampir 700.000 warga Muslim Rohingya dari negara bagian Rakhine telah menyeberang ke Bangladesh akibat serangan brutal oleh tentara Budha Myanmar.

Bagikan