Tolak Tawaran Perdamaian dari Trump, Palestina Tarik Utusannya di AS

Tolak Tawaran Perdamaian dari Trump, Palestina Tarik Utusannya di AS

PALESTINA (Jurnalislam.com) – Pemimpin Palestina telah mengatakan bahwa mereka memanggil pulang utusan mereka untuk Amerika Serikat menyusul pengakuan Washington yang kontroversial mengenai Yerusalem sebagai ibukota Israel beberapa hari lalu.

Pejabat Palestina sebelumnya mengatakan bahwa mereka “tidak akan lagi menerima” rencana perdamaian yang diajukan oleh AS setelah pernyataan sepihak Donald Trump pada 6 Desember.

Langkah nyeleneh Trump memicu demonstrasi kemarahan di wilayah Palestina yang diduduki dan demonstrasi besar mendukung warga Palestina di seluruh dunia Muslim.

Begini Kata Diplomat AS Jika Yerusalem Tidak Direbut Kembali

Mayoritas negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa juga menentang ancaman AS yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menyatakan pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel “batal di mata hukum.”

Pada hari Ahad (1/12/2017), kantor berita resmi Palestina WAFA mengatakan bahwa Husam Zomlot, utusan Organisasi Pembebasan Palestina untuk Washington, DC, akan kembali ke Palestina untuk “konsultasi”, lansir Aljazeera.

Riyad al-Malki, menteri luar negeri Palestina, mengatakan bahwa diskusi akan berlangsung “untuk menetapkan keputusan yang dibutuhkan oleh pimpinan Palestina dalam periode yang akan datang mengenai hubungan kita dengan AS.”

Dia menambahkan bahwa utusan tersebut diharapkan bisa kembali ke “pekerjaan normalnya” setelah berdiskusi.

Yerusalem, tempat ibadah suci, memiliki arti penting bagi umat Islam, Kristen dan Yahudi.

Yerusalem Barat dicaplok oleh penjajah Israel selama perang Arab-Israel 1948, ketika lebih dari 750.000 warga Palestina diusir dari kota bersejarah Palestina. Peristiwa ketika Israel didirikan secara resmi disebut warga Palestina sebagai Nakba (malapetaka).

Israel kemudian menduduki dan mencaplok bagian timur kota setelah kemenangan militernya dalam perang 1967, namun penguasaannya atas Yerusalem Timur tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Setelah 128 Negara Tolak Veto AS, Erdogan, Jerman, Palestina Bahas Yerusalem Lebih Lanjut

Para pemimpin Palestina ingin mendudukkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina di masa depan, sementara penjajah Israel mengatakan bahwa kota tersebut tidak dapat dibagi.

Juga pada hari Ahad, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut Yerusalem sebagai “ibukota abadi rakyat Palestina,” dalam sebuah acara peringatan ulang tahun ke-53 gerakan Fatah.

“Kami tidak akan menerima status quo. Kami tidak akan menerima sistem apartheid. Kami tidak akan menerima penjajahan, dan Anda [Israel] harus memikirkan kembali kebijakan dan tindakan agresif Anda terhadap rakyat kami, tanah kami dan tempat-tempat suci kami sebelum terlambat,” kata Abbas.

Bagikan