Ternyata Rusia Turut Campur dalam Pemilihan Trump pada Pemilu AS 2016

Ternyata Rusia Turut Campur dalam Pemilihan Trump pada Pemilu AS 2016

WASHINGTON (Jurnalislam.com) – AS melempar sanksi baru terhadap Rusia pada hari Kamis (15/3/2018) karena terindikasi campur tangan dalam pemilihan presiden tahun 2016 dan melanjutkan upaya untuk mengacaukan infrastruktur Amerika.

Secara keseluruhan, 19 orang masuk daftar hitam bersama lima entitas, termasuk Internet Research Agency (IRA), sebuah perusahaan Rusia yang didakwa oleh Penasihat Khusus Robert Mueller karena terindikasi berusaha mengubah hasil pemilihan presiden 2016, lansir Anadolu Agency.

Pejabat menggambarkan bahwa IRA berusaha memicu perpecahan di masyarakat Amerika melalui program media sosial yang kuat, yang dikenal sebagai “troll farm.

Terindikasi Ada Kecurangan pada Pemilu AS, FBI Selidiki Intervensi Rusia

13 orang yang didakwa Mueller mendapat sanksi tersebut termasuk Yevgeniy Viktorovich Prigozhin, seorang oligarki Rusia yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, serta Concord Management and Consulting LLC, dan Concord Catering. Tiga belas orang yang masuk daftar hitam dituntut karena pekerjaan mereka dengan IRA, yang diperkirakan didanai oleh Prigozhin.

“Sanksi yang dijatuhkan ini merupakan bagian dari usaha yang lebih luas untuk mengatasi serangan jahat Rusia,” kata Menteri Keuangan Steve Mnuchin dalam sebuah pernyataan.

Sanksi tambahan sedang dilakukan “untuk meminta pejabat pemerintah Rusia dan oligarki bertanggung jawab atas aktivitas destabilisasi mereka dengan memutuskan akses mereka ke sistem keuangan AS”, tambahnya.

Hukuman yang dijatuhkan pada hari Kamis tersebut merupakan tanggapan atas serangkaian kegiatan luas AS yang terikat dengan Rusia, termasuk serangan cyber NotPetya yang mempengaruhi perusahaan di seluruh dunia.

Pemerintah Inggris dan Amerika menyalahkan NotPetya dilakukan militer Rusia. NotPetya digambarkan sebagai serangan cyber paling mahal dalam sejarah.

Washington Tuding Rusia Gelar Operasi Hacker Kacaukan Pemilu AS Mendatang

Pejabat senior keamanan nasional yang memberi penjelasan kepada wartawan mengatakan bahwa Departemen Keamanan Dalam Negeri dan FBI menetapkan bahwa Rusia telah mencoba untuk menembus jaringan energi Amerika dan sektor vital lainnya.

Pejabat tersebut mengatakan bahwa agensi AS telah bekerja sama dengan swasta untuk menggagalkan serangan tersebut, namun mengatakan bahwa “kampanye multi tahap jangka panjang sedang berlangsung.”

Peretas menargetkan sistem kontrol industri, atau sistem yang menjalankan pabrik dan jaringan energi, pejabat itu mengatakan dengan syarat anonim karena informasi tersebut bersifat sensitif.

Setelah mendapatkan akses melalui berbagai teknik, termasuk spear phishing-emails watering hole domains, para peretas melakukan “pengintaian jaringan” dari sistem utama, menurut pejabat tersebut.

Tahun lalu presiden menggagalkan banyak sanksi yang akhirnya dijatuhkan Kamis tersebut berdasarkan wewenang yang diberikan oleh Kongres kepada presiden. Administrasi Trump menghadapi kritik karena menyalahgunakan kekuatan tersebut.

Mereka yang ditunjuk di bawah otoritas yang diberi mandat kongres termasuk badan intelijen internal dan eksternal Rusia, the Main Intelligence Directorate (GRU), dan the Federal Security Service (FSB). Mereka sebelumnya mendapat sanksi pada 2016 di bawah wewenang presiden.

Tiga pejabat GRU sebelumnya juga ditunjuk. Sergei Afanasyev, yang digambarkan oleh Departemen Keuangan sebagai pejabat senior GRU, merupakan satu-satunya pemegang saham baru di bawah otorisasi kongres.

Bagikan