Serangan Bom Hantam Konvoi Pengungsi Syiah di Rashidin, Barat Aleppo

Serangan Bom Hantam Konvoi Pengungsi Syiah di Rashidin, Barat Aleppo

ALEPPO (Jurnalislam.com) – Sebuah ledakan besar telah menewaskan dan melukai ratusan orang dalam sebuah serangan di dekat bus yang membawa orang-orang yang dievakuasi dari dua desa Syiah pada hari Sabtu (15/4/2017).

Ledakan tersebut terjadi pada hari Sabtu di Rashidin, sebelah barat Aleppo, menargetkan penduduk yang sedang menunggu untuk menyeberang dari kota Syiah Fouaa dan Kefraya yang dikuasai oposisi ke kota yang dikuasai rezim Assad di bawah kesepakatan yang dicapai antara rezim Assad dan faksi-faksi jihad Suriah.

Sebuah laporan di televisi rezim Suriah mengatakan sedikitnya 39 orang tewas dalam ledakan tersebut. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (the Syrian Observatory for Human Rights-SOHR) yang berbasis di Inggris melaporkan korban tewas berjumlah 43 orang.

Meskipun tidak ada konfirmasi mengenai apa yang menyebabkan ledakan tersebut, SOHR mengatakan seorang “pembom martir” diduga menggunakan sebuah van yang digunakan untuk membawa persediaan bantuan memasuki wilayah tersebut.

Reporter Al Jazeera Adham Abul Hussam, melaporkan dari tempat kejadian, mengatakan puluhan mayat memadati tanah dan ambulans dipenuhi korban.

“Tim pertahanan sipil mengevakuasi mayat dan mencari korban selamat. Banyak bus hancur total,” katanya.

Gambar yang ditampilkan di media rezim menunjukkan akibat dari ledakan tersebut, dengan tubuh yang terbakar dan api menghasilkan asap hitam tebal.

Bus tampak menghitam akibat ledakan dan jendela mereka hancur.

“Tampaknya ledakan terjadi di depan konvoi, yang berjumlah sekitar 70 bus. Ternyata kejadian itu terjadi di daerah di mana orang yang sakit dan terluka dipindahkan atau ditukar,” kata Hoda Abdel-Hamid, Al Jazeera, melaporkan, dari Antakya di Turki.

“Kami menyaksikan bahwa korban berjumlah puluhan… di antaranya wanita dan anak-anak dan beberapa mujahidin yang ada di sana untuk mengawal konvoi tersebut.”

Serangan tersebut terjadi saat ribuan pengungsi dari kota terkepung Fouaa dan Kefraya yang dikuasai mujahidin menunggu untuk melanjutkan perjalanan mereka ke Aleppo yang dikendalikan rezim Syiah Assad.

Begini Kesepakatan Faksi Jihad Suriah dengan Garda Revolusi Iran dan Hizbullah di Idlib

Lebih dari 5.000 orang yang tinggal di bawah pengepungan selama lebih dari dua tahun meninggalkan kedua kota tersebut, dan 2.200 warga Sunni dievakuasi dari wilayah Madaya dan Zabadani, provinsi pesisir Latakia, atau ibukota Damaskus yang dikuasai rezim Syiah Nushairiyah menuju daerah yang dikendalikan oposisi, pada hari Jumat.

Ribuan pengungsi dari Fouaa dan Kefraya terjebak di jalan di Rashidin saat ledakan tersebut terjadi.

Evakuasi tersebut, yang ditengahi oleh sekutu rezim yaitu Iran dan oposisi yaitu Qatar, dijadwalkan untuk lebih dari 30.000 orang diungsikan dalam dua tahap.

Kesepakatan tersebut telah menetapkan bahwa pada tahap pertama 8.000 orang, termasuk 2.000 pasukan rezim, meninggalkan kedua kota tersebut. Namun hanya 5.000 yang pergi, termasuk 1.300 pasukan, SOHR mengatakan.

Para pengungsi dibiarkan terdampar saat muncul perbedaan mengenai jumlah pasukan pemerintah yang pergi, kata seorang sumber oposisi, menolak untuk menjelaskan karena “negosiasi sedang berlangsung”.

Ribuan pengungsi dari Madaya dan Zabadani juga terjebak di Ramousa yang dikendalikan pemerintah, sebelah selatan Aleppo.

Mohamed Darwish, seorang dokter dari Madaya, mengatakan kepada Al Jazeera melalui telepon bahwa ketakutan meningkat di kalangan warga sipil di dalam bus di Ramousa.

“Banyak yang ketakutan di bus kami, terutama karena pasukan rezim dan milisi Syiah ada di sekitar kita,” katanya.

“Kami berharap PBB, Turki, Qatar, Iran, semua pihak yang mendukung kesepakatan ini akan menjaga warga sipil dan memastikan mereka semua selamat.”

Kesepakatan untuk mengevakuasi kota-kota tersebut adalah yang terbaru dalam serangkaian kesepakatan semacam itu, yang disebut-sebut oleh rezim Assad sebagai cara terbaik untuk mengakhiri pertempuran. Oposisi mengatakan bahwa mereka dipaksa keluar oleh pengepungan dan pemboman.

Rezim Suriah dan milisi Syiah Internasional didukung serangan udara brutal Rusia telah merebut kembali kubu utama mujahidin di Aleppo timur sejak intervensi militer Moskow pada bulan September 2015.

Bagikan