Sepanjang 2014 Sudah 60 Jurnalis Tewas di Suriah

NEW YORK (Jurnalislam.com) – Sedikitnya 60 jurnalis tewas saat bekerja pada tahun 2014, termasuk 17 yang meninggal saat meliput perang di Suriah, Komite untuk Melindungi Wartawan mengatakan dalam laporan tahunannya pada hari Selasa (23/12/2014).

Kelompok yang berbasis di New York tersebut mengatakan bahwa pihaknya masih menyelidiki kematian sedikitnya 18 wartawan lainnya untuk menentukan apakah kematian mereka terkait dengan pekerjaan.

Laporan terbaru mengabarkan bahwa wartawan yang tewas akibat perang Suriah berjumlah 79 sejak konflik dimulai pada Maret 2011.

Hampir setengah dari semua jurnalis yang tewas pada tahun 2014 meninggal di Timur Tengah.

Meskipun  jumlah keseluruhan tahun 2014 lebih rendah dari jumlah 70 wartawan yang tewas tahun lalu, persentase korban yang sangat tinggi adalah wartawan internasional.

Empat belas korban adalah anggota pers internasional, dibandingkan tahun 2013 yang berjumlah enam, menurut laporan tersebut.

Eksekusi dua wartawan freelance Amerika oleh pejuang Islamic State pada bulan Agustus dan September menggambarkan tingkat bahaya bekerja sebagai seorang wartawan asing di daerah konflik.

Ada peningkatan risiko bagi koresponden Barat yang bekerja di daerah konflik, mayoritas wartawan asing yang bekerja di bawah ancaman .

Laporan mereka mengatakan setidaknya empat wartawan dan tiga pekerja media tewas saat meliput serangan militer Israel selama 51 hari di Jalur Gaza pada bulan Juli dan Agustus, di mana lebih dari 2.100 warga sipil Palestina dan 73 warga Israel tewas.

Pada tanggal 9 Juli, seorang sopir yang bekerja untuk Media 24, sebuah lembaga yang berbasis di Gaza, tewas ketika mobilnya yang bertuliskan stiker besar "TV", terkena serangan Israel.

Kematian setidaknya lima wartawan dan dua pekerja media di Ukraina pada tahun 2014 adalah pembunuhan terkait jurnalisme yang pertama di negara itu sejak 2001, kata laporan tersebut.

Komite untuk Melindungi Wartawan mulai menyusun catatan mengenai kematian yang berhubungan dengan jurnalisme pada tahun 1992.

Menurut catatannya, Irak, Suriah dan Filipina telah menjadi negara paling mematikan bagi jurnalis sejak tahun itu.

Deddy | Anadolu Agency |

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.