Sepakati Zona Aman pada Rezim Assad, HTS Peringatkan Oposisi Moderat

Sepakati Zona Aman pada Rezim Assad, HTS Peringatkan Oposisi Moderat

SURIAH (Jurnalislam.com) – Sebuah aliansi faksi-faksi jihad di Suriah Hayat Tahris al Sham (HTS) telah memperingatkan kelompok oposisi moderat untuk tidak menerapkan kesepakatan di zona aman kepada rezim Assad, dengan mengatakan bahwa mereka akan dianggap pengkhianat perjuangan.

Hayat Tahrir al-Sham, yang dipimpin oleh Jabhat Fath al-Sham (JFS), membuat peringatan tersebut pada Selasa malam sebagai tanggapan atas sebuah kesepakatan yang ditandatangani oleh pendukung oposisi moderat yaitu Turki dan pendukung rezim yaitu Iran dan Rusia di Kazakhstan pekan lalu, lansir Middle East Eye, Rabu (10/5/2017).

Perjanjian tersebut menyerukan pembentukan empat zona “de-eskalasi” di mana oposisi moderat dan pasukan rezim Syiah Assad dan sekutunya akan menghentikan permusuhan, termasuk serangan udara, selama enam bulan.

Tapi perjanjian itu menetapkan pengecualian untuk terus menargetkan kelompok jihad yang berkoalisi dengan Jabhat Fath al-Sham yang sebelumnya dikenal sebagai Jabhah Nusrah.

“Menerima kesepakatan Astana sama saja dengan pengkhianatan perjuangan rakyat … dan sebuah persekongkolan untuk menghancurkan jihad dan revolusi di Suriah,” kata Hayat Tahrir al-Sham.

JabhaT Fath al Sham
JabhaT Fath al Sham

HTS meminta faksi jihad lainnya untuk “melawan kelompok kriminal manapun dan meluangkan segala upaya untuk mencegah” kelompok oposisi yang berusaha maju ke wilayahnya.

Baik rezim Suriah maupun oposisi moderat bukanlah penandatangan langsung kesepakatan Astana. Kementerian luar negeri di Damaskus telah mengatakan bahwa mereka menerima kesepakatan tersebut, sementara pihak oposisi telah menyatakan keprihatinannya.

Perbatasan zona de-eskalasi yang tepat akan digambarkan pada tanggal 4 Juni, namun gencatan senjata di beberapa daerah mulai berlaku pada Jumat malam.

Keempat medan pertempuran utama tersebut adalah: provinsi barat laut Idlib, sebagian provinsi pusat Homs, selatan, dan daerah kantong oposisi Ghouta Timur dekat Damaskus.

Jabhat Fath al-Sham adalah kekuatan tempur yang kuat dan sekutu reguler untuk faksi perlawanan di beberapa daerah yang dikontrol mujahidin, terutama di Idlib.

Analis memperkirakan hubungan dekat antara HTS dan faksi-faksi perjuangan lainnya akan mempersulit pelaksanaan kesepakatan tersebut, yang dicapai di Astana pada putaran baru perundingan mengenai perang Suriah yang ditengahi oleh Ankara, Moskow, dan Teheran.

Berdasarkan kesepakatan itu, ketiga kekuatan tersebut bertanggung jawab untuk “memisahkan” kelompok Islamic State (IS) dan koalisi Hayat Tahrir al Sham dari faksi oposisi moderat lainnya.

Konflik Suriah pecah diawali dengan pembantaian yang dilakukan oleh pemerintah Damaskus kepada para aksi unjuk rasa di tahun 2011 dengan keganasan militer tak terduga, sejak itu berkembang menjadi perang multi-front yang telah menewaskan lebih dari 450.000 orang.

Bagikan