MOSKOW (Jurnalislam.com) – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Rabu bahwa tidak mungkin untuk bertransaksi untuk sistem pertahanan udara S-400 dengan Turki dalam dolar AS.
Dia mengatakan para pemimpin kedua negara telah menyetujui opsi lain.
Mengkritik pemerintah AS karena menggunakan dolar sebagai alat tekanan, dia mengatakan Rusia dan mitra dagangnya bekerja untuk menciptakan sistem pembayaran antar bank yang terpisah dari SWIFT, lansir Anadolu Agency, Rabu (28/11/2018).
Baca juga:
-
Turki Lanjutkan Beli Rudal S-400 Rusia, NATO Ketar-ketir
-
Giliran Qatar Beli Sistem Rudal S-400 pada Rusia
-
Tanggapi Ancaman NATO, Rusia Persiapkan Rudal S-400 Berkemampuan Nuklir di Kaliningrad
-
India Beli Rudal S-400 pada Rusia Senilai $ 5 Miliar
Mengomentari bentrokan baru-baru ini antara pasukan Ukraina dan Rusia di Laut Azov dan reaksi Keiv dari penerapan undang-undang darurat militer, Putin mengatakan “provokasi” adalah upaya yang disengaja untuk menunda pemilihan presiden di Ukraina pada 31 Maret 2019.
“Peringkat presiden [Ukraina] sangat rendah … Dia perlu melakukan sesuatu untuk memperburuk situasi dan menciptakan rintangan yang tak dapat diatasi bagi para pesaingnya, terutama dari oposisi,” katanya.
Pada hari Ahad, Rusia menyita tiga kapal angkatan laut Ukraina setelah mereka mencoba memasuki Selat Kerch, yang saat ini dikuasai oleh Moskow.
Menyusul insiden itu, Ukraina memberlakukan hukum darurat 30 hari di negara itu dengan mengatakan ada ancaman invasi Rusia.