Rusia Mulai Gelar Pasukannya di Zona De-eskalasi Suriah

Rusia Mulai Gelar Pasukannya di Zona De-eskalasi Suriah

SURIAH (Jurnalislam.com) – Rusia mengumumkan pada hari Senin (24/7/2017) telah mengerahkan polisi militer untuk memantau dua zona baru yang didirikan di Suriah, dengan pejabat menggembar-gemborkannya sebagai era baru kerja sama AS, Middle East Eye melaporkan Senin.

Komandan senior Sergei Rudskoi mengatakan pasukan Rusia telah mendirikan pos pemeriksaan dan pos pengamatan di sekitar sebuah zona di Suriah barat daya dan Ghouta Timur, dekat Damaskus.

Kedua wilayah tersebut merupakan bagian dari rencana yang didukung oleh Moskow untuk menciptakan empat “zona de-eskalasi” di bagian-bagian yang dikuasai oposisi Suriah.

“Berkat tindakan yang diambil oleh Federasi Rusia, kami telah berhasil menghentikan tindakan militer di dua wilayah paling penting di Suriah,” kata kementerian pertahanan tersebut.

Pengumuman kementerian pertahanan itu menandai pengerahan pasukan asing pertama untuk memperkuat zona aman tersebut saat Moskow berusaha mendukung untuk menenangkan rezim Suriah setelah intervensi militernya yang memperkeruh konflik enam tahun di sana demi pemerintahan Nushairiyah Bashar al-Assad.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Senin memuji pembentukan zona baru tersebut, dengan mengatakan bahwa Rusia dapat bekerja sama dengan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump.

Diplomat tertinggi Rusia mengatakan dalam sebuah wawancara pada hari Senin untuk televisi Kurdi Rinaw bahwa kesepakatan Presiden Vladimir Putin dan Trump untuk menciptakan zona de-eskalasi di Suriah selatan pada pertemuan pertama mereka di G20 di Hamburg adalah “contoh nyata bahwa kita dapat bekerja sama”.

Lavrov membandingkan negosiasi dengan pemerintahan Barack Obama, yang dia katakan “ternyata tidak mampu membedakan faksi-faksi anti Assad dengan oposisi normal” di Suriah.

“Baru sekarang melalui konsep zona aman kita mendapatkan hasil di daerah ini,” kata Lavrov.

Rudskoi mengatakan bahwa pasukan Rusia pada 21-22 Juli mendirikan dua pos pemeriksaan dan 10 pos pengamatan di sepanjang perbatasan yang membagi pasukan oposisi dan pasukan rezim di zona selatan.

Moskow juga telah menginformasikan kepada pasukan zionis mengenai penempatannya dan bahwa posisi Rusia terdekat adalah 13 kilometer dari garis demarkasi antara tentara Israel dan Suriah di Dataran Tinggi Golan, kata Rudskoi.

Berdasar kesepakatan kedua Moskow mengatakan bahwa mereka tertahan dengan oposisi “moderat” selama akhir pekan di Mesir, pasukan Rusia pada hari Senin juga mendirikan dua pos pemeriksaan dan empat pos pengamatan di daerah yang mencakup Ghouta Timur yang dilanda konflik, ia menambahkan.

Tentara rezim Suriah pada hari Sabtu mengumumkan berhenti memperebutkan wilayah Ghouta Timur yang dikuasai faksi-faksi jihad dan oposisi di pinggiran ibukota, namun sebuah monitor yang berbasis di London mengatakan bahwa pesawat perang rezim Syiah Assad masih melakukan serangan.

Pasukan rezim Assad telah mengepung Ghouta Timur selama lebih dari empat tahun.

Di dua zona aman yang diusulkan lainnya, Rudskoi mengatakan bahwa untuk sementara batas-batasnya ditetapkan di utara provinsi Homs, belum disepakati zona aman di Idlib di perbatasan dengan Turki.

Diskusi lebih lanjut untuk memilah-milah rincian kedua zona tersebut akan diadakan pada babak baru perundingan lanjutan di Kazakhstan pada akhir Agustus.

Bagikan