Puluhan Anak Tewas Keracunan, Trump: Pendukung Binatang Assad Harus Bertanggung Jawab

Puluhan Anak Tewas Keracunan, Trump: Pendukung Binatang Assad Harus Bertanggung Jawab

SURIAH (Jurnalislam.com) – Sebuah serangan kimia di sebuah kota yang dikuasai oposisi Suriah telah memicu kemarahan internasional.

Sedikitnya 85 orang, termasuk banyak wanita dan anak-anak, tewas di Douma pada hari Sabtu (07/04/2018), menurut pernyataan oleh petugas penyelamat dan staf medis.

Kecaman dilontarkan pada hari Ahad (8/4/2018) saat Presiden AS Donald Trump memperingatkan akan ada “harga besar sebagai balasan,” sementara Turki mengatakan: “tidak mungkin untuk membenarkan atau menerima serangan tersebut untuk alasan apapun dan dengan cara, bentuk atau wujud apapun,” lansir Aljazeera.

“Banyak yang mati, termasuk wanita dan anak-anak, dalam serangan KIMIA tanpa perasaan di Suriah,” tulis Trump di Twitter, mengecam Presiden Suriah Bashar al-Assad dan sekutunya, Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Presiden Putin, Rusia dan Iran bertanggung jawab karena mendukung Binatang Assad. Harganya besar,” katanya.

Ancaman Trump diucapkan tepat setahun dan sehari setelah tentara AS menembakkan rudal jelajah di sebuah pangkalan udara Suriah sebagai balasan atas serangan gas sarin yang mematikan di kota Khan Sheikhoun yang dikuasai oposisi.

Tom Bossert, penasihat keamanan dalam negeri Gedung Putih, mengatakan kepada stasiun televisi ABC bahwa dia “tidak akan men-tolerir lagi” ketika ditanya apakah AS dapat membalas lagi dengan serangan rudal.

Biadab, Rezim Assad Gunakan Senjata Kimia pada Posisi Jaishul Islam, 70 Warga Mati Lemas

Pemerintah Assad dan Rusia sama-sama membantah penggunaan senjata kimia dan menyebut berita tersebut sebagai “fabrikasi (palsu)”. Kementerian luar negeri Rusia menyebut laporan terbaru itu sebagai “provokasi”, dan memperingatkan bahwa “intervensi militer adalah dalih yang dibuat-buat.”

Mengomentari insiden tersebut, Uni Eropa menyerukan tanggapan internasional terhadap serangan itu.

“Bukti-buktinya mengarah pada satu lagi serangan kimia oleh rezim,” kata blok itu dalam sebuah pernyataan.

“Ini adalah masalah yang memprihatinkan bahwa senjata kimia terus digunakan, terutama pada warga sipil. Uni Eropa mengutuk dalam istilah terkuat penggunaan senjata kimia dan menyerukan tanggapan segera oleh masyarakat internasional.”

Uni Eropa juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk menetapkan kembali pemeriksaannya demi mengidentifikasi para pelaku serangan kimia dan pada Rusia dan Iran – sekutu terdekat pemerintah Suriah – untuk menggunakan pengaruh mereka terhadap al-Assad demi mencegah serangan lainnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan Prancis mengecam keras serangan dan pemboman oleh pasukan rezim pemerintah Suriah dalam 24 jam terakhir di Douma, menambahkan bahwa itu adalah “pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional.

Dia meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk bertemu secepatnya untuk memeriksa situasi dan mengatakan bahwa Perancis akan bekerja dengan sekutu untuk memverifikasi laporan bahwa senjata kimia digunakan.

Mengacu pada peringatan Presiden Emmanuel Macron bahwa Perancis dapat menyerang secara sepihak jika ada serangan kimia mematikan, Le Drian mengatakan bahwa Paris akan menanggung semua tanggung jawabnya dalam perang melawan proliferasi senjata kimia.

The White Helmets Suriah, yang merupakan responden pertama di wilayah Suriah yang dikuasai oposisi, mengatakan serangan pada Sabtu malam itu melibatkan “gas klorin beracun.”

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Suriah telah dituduh menggunakan senjata kimia sebagai alat melawan oposisi bersenjata.

Bagikan