AL QUDS (Jurnalislam.com) – Kota Yerusalem telah menyetujui rencana untuk memperluas area ritual multi-gender di Tembok Barat Yerusalem, harian Israel Haaretz melaporkan Senin (27/8/2018), lansir Anadolu Agency.
Rencana itu disetujui oleh pejabat kota setelah mendapat tekanan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Menurut Haaretz, skema ini memperoleh persetujuan di bawah peraturan khusus menciptakan proses jalur cepat yang memberi wewenang kepada insinyur kota untuk menyetujui pekerjaan membuat situs yang dapat diakses oleh penyandang cacat.
Rencana itu juga mencakup perluasan area ritual multi-gender (bercampurnya pengunjung laki-laki dan perempuan) dan pintu masuknya.
Area doa multi-gender berada di dalam kompleks Masjid Al-Aqsha, di mana laki-laki dan perempuan Yahudi melakukan ritual bersama, sebuah langkah yang ditentang oleh Yahudi Ultra-Ortodoks.
Polisi Zionis Tutup Masjid Al Aqsha
Rencana ekspansi tersebut dengan cepat mengundang kecaman dari Wakaf Islam Yerusalem (the Jerusalem Islamic Waqf), sebuah organisasi yang dikelola Yordania yang bertanggung jawab untuk mengawasi situs-situs Islam kota itu.
“Ini adalah serangan terang-terangan terhadap Muslim,” katanya dalam sebuah pernyataan, selanjutnya menyerukan UNESCO untuk campur tangan untuk menghentikan langkah-langkah Yahudisasi Israel di daerah itu.
“Ini membuktikan bahwa proyek-proyek Yahudisasi ini … dimaksudkan untuk secara drastis mengubah status quo agama dan historis di Yerusalem,” katanya memperingatkan.
Bagi Muslim, Al-Aqsha mewakili situs tersuci ketiga di dunia setelah Mekkah dan Madinah. Sedangkan zionis Yahudi mengatakan daerah itu sebagai “Gunung Bait Suci”, mengklaimnya sebagai situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Astaghfirullah, Tembok Al Buraq Masjid Al Aqsha Runtuh
Israel menduduki Yerusalem Timur – di mana Al-Aqsha berada – selama Perang Arab-Israel 1967, mencaplok seluruh kota 13 tahun kemudian dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Pada akhir tahun 2000, kunjungan ke Al-Aqsha oleh politisi kontroversial Israel Ariel Sharon memicu pemberontakan rakyat Palestina selama bertahun-tahun melawan pendudukan Israel selama puluhan tahun di mana ribuan orang Palestina kehilangan nyawa mereka.
2 thoughts on “PM Zionis Netanyahu Setujui Ritual Multi Gender di Komplek Al Aqsha”