PALESTINA (jurnalislam.com) – "Rakyat Palestina akan melawan setiap upaya zionis yahudi (Israel) yang bermaksud membagi kompleks Masjid Al-Aqsa antara Muslim dan Yahudi," Syeikh Ekrema Sabri, seorang pengkhotbah Muslim di Masjid Al-Aqsa dan mantan mufti untuk wilayah Palestina, mengatakan kepada Anadolu Agency dalam sebuah wawancara.
Para pejabat Palestina telah berulang kali menuduh penjajah Israel berusaha membagi tempat suci antara Muslim dan Yahudi, meskipun Netanyahu mengatakan tidak ada rencana untuk mengubah status quo di kompleks masjid tersebut.
"Rencana penjajah Israel untuk membagi dan melakukan Yahudisasi di kompleks Masjid Al-Aqsa telah dilakukan selama bertahun-tahun, tetapi perlawanan penduduk Palestina berhasil mencegah pelaksanaannya," tambahnya.
Ketegangan meningkat di Yerusalem Timur sejak pekan lalu, ketika pemerintah penjajah Israel menyegel akses ke kompleks masjid dan membukanya kembali satu jam kemudian setelah terjadi penembakan seorang ekstrimis rabi Yahudi.
Kerusuhan berlanjut setelah pasukan penjajah Israel menewaskan seorang pria Palestina muda yang diduga menembak rabbi tersebut dalam serangan pekan lalu di rumahnya di Yerusalem Timur.
Beberapa anggota parlemen zionis Israel juga telah memasuki kompleks masjid dalam beberapa hari terakhir, membangkitkan kemarahan jamaah Muslim dan kecaman resmi dari negara-negara Arab dan Muslim.
Kelompok pemukim zionis Yahudi, juga telah memaksa masuk ke situs tersebut, menimbulkan bentrokan antara jamaah Muslim dan pasukan penjajah Israel.
Pada hari Rabu, sebanyak 60 pasukan Israel menyerbu kompleks melalui gerbang Al-Magharbeh dan Al-Silsila dan mulai menembak sembarangan ke arah jamaah Muslim, kata saksi mata.
Selama intrusi pemukim zionis yahudi tersebut, pejabat Palestina mengatakan, pasukan penjajah Israel menembakkan granat kejut di dalam Masjid Al-Qibali di kompleks tersebut, bahkan memasuki rumah ibadah dengan sepatu mereka hingga mereka mencapai Shalahuddin Minbar (Pulpit) untuk pertama kalinya sejak tahun 1967.
Namun, yang mengejutkan para pejabat Palestina adalah perkembangan situasi tersebut ditanggapi dengan ketidakpedulian oleh dunia Arab dan umat Islam di dunia.
"Sayangnya, apa yang terjadi kemarin [di kompleks masjid] tidak mengguncang negara-negara Arab dan umat Islam," kata Sabri.
"Tentara penjajah Israel menembakkan langsung menuju soket listrik utama di dalam Masjid Al-Qibali – Allah menyelamatkan kompleks Al-Aqsa dari api kedua," tambahnya, mengacu pada kebakaran di tahun 1969 yang dimulai oleh ekstremis zionis Yahudi Denis Michael Rohan yang memusnahkan sayap selatan masjid, termasuk Minbar Shalahuddin .
Sabri melanjutkan dengan hanya mengatakan bahwa kecaman berulang oleh negara-negara Arab dan umat Muslim terhadap eskalasi Israel di Yerusalem tidaklah cukup.
"Mereka harus mendukung rakyat Palestina dalam aksi nyata di lapangan untuk memperkuat ketabahan mereka dan untuk melindungi Masjid Al-Aqsa," katanya.
Selama seminggu terakhir saja, 120 tentara penjajah Israel dan 370 pemukim Yahudi telah menyerbu kompleks Al-Aqsa.
Sheikh Kamal al-Khatib, wakil kepala Gerakan Islam di Israel, juga sependapat.
Dia mengatakan bahwa Arab dan negara-negara berpenduduk Islam lainnya hanya mengambil langkah minimal untuk melindungi tempat suci, meskipun kenyataannya telah terjadi peningkatan bahaya yang ditimbulkan oleh tindakan penjajah Israel dalam beberapa tahun terakhir.
"Pelanggaran tentara Israel terhadap kompleks Al-Aqsa dengan cara memfasilitasi gangguan yang dilakukan pemukim zionis Yahudi, menyerang jamaah wanita dan mencegah umat Islam untuk berdoa di Al Aqsa menimbulkan reaksi Palestina – dan ini adalah apa yang terjadi sekarang," katanya.
"Kami merasa terhormat untuk melindungi kompleks Al-Aqsa dengan gerakan dari setiap penjuru wilayah Palestina untuk menentang tindakan Israel," tambahnya.
Namun, ia menegaskan bahwa Israel "harus dihukum atas kejahatan terhadap Yerusalem."
Al-Khatib menyatakan bahwa upaya Gerakan Islam untuk melindungi kompleks Masjid Al-Aqsa dari gangguan pemukim zionis Yahudi mengakibatkan kelompok tersebut diawasi Netanyahu (laknatullah).
Bagi umat Islam di dunia, Al-Aqsa merupakan tempat suci ketiga di dunia. Zionis yahudi mengklaim daerah tersebut sebagai "Temple Mount," dan itu adalah situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Penjajah Israel menduduki Yerusalem Timur selama Perang Timur Tengah tahun 1967 dan kemudian menganeksasi kota suci tersebut pada tahun 1980, dan mengklaimnya sebagai ibukota negara zionis Yahudi – sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Pada September 2000, kunjungan politisi Israel yang kontroversial, Ariel Sharon (laknatullah), ke lokasi memicu "Intifadhah al-Aqsha," yaitu perlawanan rakyat melawan penjajah zionis yahudi di mana ribuan warga Palestina gugur (syahid) dalam perlawanan tersebut . [ded412/ world bulletin/ AA]