Sekelompok ulama dan tokoh di Yordania mengeluarkan pernyataan yang mereka tandatangani, menolak serangan internasional yang dipimpin oleh Amerika di kawasan ini dan menganggapnya sebagai serangan terhadap Islam dan hak rakyat untuk hidup merdeka dan mulia dengan kedok memerangi tanzhim daulah (IS). Dalam pernyataan ini juga mereka mengharamkan bantuan terhadap serangan ini dengan bentuk apa pun. Mereka menegaskan untuk berdiri di samping rakyat Suriah dan Irak di tengah penderitaan mereka. Mereka memberi catatan bahwa orang-orang yang ikut tanda tangan berasal dari latar belakang intelektual yang berbeda-beda.
Pernyataan Yang Dikeluarkan Oleh Sekelompok Ulama, Da’i, Dan Tokoh-Tokoh Di Yordania Tentang Aliansi Internasional
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kalian menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. (QS Al-Maidah: 8)
Dalam rangka membenarkan kebenaran dan menunaikan amanah ilmu dan dakwah maka inilah pernyataan untuk menjelaskan sikap syar’i terhadap Aliansi Internasional yang dipimpin oleh Amerika di kawasan ini:
Sungguh negara-negara Barat telah menyaksikan dengan mata kepalanya kejahatan rezim Suriah dan milisi-milisinya yang ditugaskan untuk melakukan pembunuhan, penyiksaan, pemerkosaan, pembakaran, perampokan, penyekapan di dalam penjara-penjara bawah tanah, pengusiran, pemboman, penghancuran, penenggelaman orang-orang yang hijrah meninggalkan Suriah ke laut. Mereka betul-betul telah menyaksikan semua itu dan mereka diam seribu bahasa, bahkan mereka memberikan dukungan secara langsung dan tidak langsung selama tiga setengah tahun ini. Mereka juga telah menyaksikan dengan mata kepala hal-hal yang sama seperti itu terjadi pada Ahlussunnah di Irak setelah mereka menancapkan hukum sektarian di sana.
Setelah semua ini terjadi, datanglah negara-negara Barat untuk campur tangan di kawasan tersebut. Awalnya mereka mengklaim serangan terhadap tanzhim daulah (IS) dengan benar-benar melupakan pokok masalah yaitu kejahatan rezim penguasa terhadap umat Islam yang tidak bersenjata. Kemudian, ternyata serangan ini hanya menambahkan kehancuran dan penderitaan kepada rakyat Suriah dan Irak. Mereka mengebom beberapa faksi Sunni. Sementara yang lain diposisikan pada daftar teroris sebagai langkah awal untuk memeranginya. Bahkan, mereka membunuh puluhan warga sipil tidak bersenjata dan menghancurkan rumah mereka untuk memastikan dua rezim Suriah dan Irak tetap melanjutkan penjajahan terhadap wilayah-wilayah yang rapuh dan tetap mempraktekkan kekejaman di dalamnya. Bahkan, dua rezim ini menyambut serangan Amerika dan sekutunya dan menganggap bahwa mereka berada dalam satu parit dengan Amerika dan sekutunya melawan “terorisme”.
Timbul masalah tentang perang melawan “terorisme” dengan pengertian versi Amerika yang prakteknya adalah memerangi Ahlussunnah yang berperang secara umum dan tidak terkait dengan tentara-tentara Amerika. New York Times, koran ternama di Amerika mengeluarkan berita di halaman depan pada hari Rabu, 24 September 2014 dengan judul “Serangan Udara Amerika dan Sekutunya Mengenai Milisi Sunni”!
Bahkan, bersamaan dengan itu muncul pernyataan Presiden AS bahwa dia tidak akan mentolerir umat Islam yang mendakwahkan kebencian terhadap agama lain! Pernyataan ini mengandung isyarat bahwa tujuan utama serangan yang keluar untuk menghadapi kelompok-kelompok bersenjata adalah untuk memerangi identitas Islam sesuai dengan kebijakan politik Amerika dan para pengekornya di kawasan ini dan memerangi siapa pun yang ingin membebaskan negerinya dari ketergantungan terhadap Barat yang memperbudak umat Islam. Serangan ini telah menghancurkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan mereka seperti instalasi pengolahan gandum, minyak, dan gas yang mengancam bencana kemanusiaan bagi masyarakat di kedua negeri.
Dengan kondisi seperti ini, Barat sangat ingin memasukkan dalam Aliansi tentara dari negeri-negeri sunni untuk menutupi kenyataan bahwa perang ini adalah perang terhadap Islam dan hak rakyat untuk hidup merdeka dan mulia. Bahkan tentara-tentara ini membawa kerusakan di manapun perang itu berlangsung.
Atas dasar ini, kami berpendapat bahwa serangan yang di pimpin oleh Amerika hakikatnya adalah serangan terhadap Islam dan untuk menutupi kedoknya dan sebagai alasan pembenaran, Amerika menyebutnya sebagai perang melawan tanzhim daulah (IS). Kami menyatakan penolakan terhadap keterlibatan dunia internasional dan haram hukumnya bersekutu di dalamnya serta memberikan bantuan dengan bentuk apa pun. Kami mendukung sikap lembaga-lembaga syar’i yang menolak serangan ini.
Kami sangat ingin negeri ini kembali menjadi aman. Kami berharap jangan sampai ada setetes darah umat Islam yang ditumpahkan (dibunuh) dengan cara apa pun. Tetapi ini tidak mungkin terwujud dengan dukungan Barat dalam peperangan yang keadaannya telah kami jelaskan.
Kami tegaskan bahwa dengan semua penjelasan ini tidak berarti kami mengakui jalan yang ditempuh oleh tanzhim daulah (IS). Sesungguhnya yang menghalangi kami untuk menjelaskan secara rinci tentang sikap kami terhadap tanzhim daulah (IS) di kesempatan ini karena khawatir mereka mengeksploitasi kata-kata dalam pernyataan kami dengan tujuan untuk menambah data pembenaran perang mereka terhadap Islam dengan alasan tanzhim itu.
Kami mengakui hak umat Islam untuk membela diri dari kezhaliman pihak mana pun, walaupun pihak tersebut dari umat Islam. Akan tetapi pembelaan diri ini wajib bersumber dari internal barisan umat Islam dengan menjaga batasan-batasan syar’i dalam menghadapi penyerang yang muslim, bukan bersumber dari rezim internasional yang terbukti dengan jelas bahwa dia tidak campur tangan kecuali untuk menambah penderitaan pada umat Islam!
Kami mengajak semua orang yang bersegera pada sikap ghuluw (berlebihan), memvonis khianat, dan penumpahan darah umat Islam atas dasar zhan (dugaan) dan syubhat (kesamaran) untuk merenungkan keadaan fraksi-fraksi yang dia vonis khianat dan dia berburuk sangka padanya. Lihatlah hari ini mereka menolak untuk bergabung dalam serangan internasional terhadap Islam, sehingga Amerika berusaha mencari elemen-elemen lain yang bisa dilatih sebagai penggantinya. Apakah ini tidak menjadi penyebab untuk introspeksi diri dan bertaubat kepada Allah dari dosa menuduh umat Islam dengan sesuatu yang tidak mereka lakukan dan menahan tangan dari membunuh mereka?
Sebagai penutup, kami tegaskan bahwa serangan ini tidak mendatangkan manfaat kecuali pada Barat dan rezim Iran dengan proyeknya serta eksistensi Zionis yang sedang menyiapkan lingkungan yang aman dari negeri yang telah hancur. Kami ingatkan bahwa Barat yang mengklaim penyelamat umat manusia tidak akan pernah bergerak untuk menyelamatkan umat Islam di Burma, Gaza, dan Afrika Tengah. Mereka tidak akan pernah bergerak untuk menghentikan pelanggaran Zionis terhadap Masjid Al-Aqsa. Kami tegaskan bahwa kami berdiri di sisi saudara-saudara kami di Syam dan Irak di antara penderitaan mereka yang pada hakikatnya adalah penderitaan untuk Islam dan para pemeluknya.
Kami memohon kepada Allah ‘azza wa jalla agar memberikan kasih sayangnya pada umat Islam, menolong mereka untuk mengalahkan musuh-musuh mereka, dan menyelamatkan mereka dari rencana jahat musuh dengan karunia dan kemuliaan-Nya.
Yang bertanda tangan dalam pernyataan ini:
1. Dr. Shalah Abdul Fattah Al-Khalidi – Doktor di bidang Tafsir dan Ulumul Qur’an.
2. Syaikh Ibrahim Ahmad Al-‘As’asa’.
3. Dr. Marwan Ibrahim Al-Qayyisi – Dulu sebagai dosen Aqidah dan Dirasah Islamiyah di Universitas Al-Yarmuk.
4. Dr. Ahmad Isa Al-Balasamah – Ketua Ahli Farmasi Yordania.
5. Dr. Jamal bin Muhammad Al-Basya – Doktor di bidang As-Siyasah Asy-Syar’iyah (politik Islam) dan anggota Ikatan Ulama Ahlussunnah.
6. Syaikh Usamah Fathi Abu Bakar – anggota Ikatan Ulama Ahlussunnah.
7. Dr. Iyad Abdul Hafizh Qunaibi – muballigh dan dosen di universitas dalam bidang farmasi.
8. Dr. Muhammad bin Yusuf Al-Jaurani – Doktor di bidang Tafsir dan Ulumul Qur’an dan anggota Ikatan Ulama Ahlussunnah.
9. Dr. Muhammad Mahmud Ath-Tharayarah – Doktor di bidang Fiqih Islam dan Ushul Fiqih.
10. Ust. Wa’il Ali Al-Butairi – penulis dan wartawan.
11. Dr. Ahmad Sulaiman Ar-Raqab – Dosen Tafsir dan Ulumul Qur’an.
12. Dr. Iyad Abdul Hamid Namar – Dosen Fiqih dan Ushul Fiqih.
13. Dr. Abdus Salam ‘Athwah Al-Fanadi – Dosen Hadits dan Ulumul Hadits.
14. Syaikh Ahmad Dhaifullah Al-Hunaithi – Khatib dan Imam.
15. Dr. Majid Amin Al-‘Amari – Doktor di bidang Fiqih dan Ushul Fiqih.
16. Syaikh Husain Salim Hamdan Bani Shakher.
17. Syaikh Ahmad Muhammad Barhum – Magister Hadits dan Ulumul Hadits dan anggota Persatuan Ulama Umat Islam.
18. Haitsam Abdul Ghafur Ar-Rifa’i – Magister Hadits.
19. Syaikh Jamal Mahmud Abu Khadijah – Khatib dan Imam.
20. Syaikh Abdullah Muhammad ‘Ied – Khatib dan Imam.
21. Nashir ‘Audah Sulaiman Ad-Da’jah – Magister di bidang Tafsir dan Ulumul Qur’an.
22. Dr. Ma’mun Falah Al-Khalil – Doktor di bidang Hadits dan anggota Lembaga Umum Asosiasi Hadits.
23. Dr. Imaduddin bin Mahmud – Doktor di bidang Tafsir Al-Qur’an.
24. ‘Ubadah ‘Iqab ‘Awad – Doktor di bidang Tafsir dan Ulumul Qur’an di Universitas Al-Yarmuk.