DAMASKUS (jurnalislam.com)- Direktur Asosiasi Suriah untuk Martabat Warga, Labib Nahhas, menyebut serangan militer Israel ke wilayah Suriah bukan semata untuk melindungi komunitas Druze, melainkan bagian dari rencana jangka panjang Israel untuk menguasai dan melemahkan negara-negara di kawasan.
Dalam wawancara dengan Al Jazeera pada Ahad (4/5/2025), Nahhas menyatakan bahwa alasan perlindungan terhadap komunitas Druze yang disampaikan Israel hanyalah “dalih palsu”.
Israel mengklaim melindungi komunitas Druze, padahal di dalam negerinya sendiri mereka diperlakukan sebagai warga negara kelas dua. Jadi sangat tidak logis bila mereka benar-benar ingin melindungi Druze di Suriah, kata Nahhas.
Ia menambahkan bahwa sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok pejuang Palestina yang dipimpin Hamas, Israel menunjukkan wajah baru yang lebih agresif dan ekspansionis.
Yang kita lihat saat ini adalah Israel baru, yang paling ekspansionis, agresif, dan bermusuhan sejak 1967. Mereka menyatakan tidak akan menghentikan perang sampai Suriah terpecah dan membangun zona penyangga mereka sendiri tanpa keterlibatan militer Suriah, tegasnya.
Nahhas menyebut langkah-langkah militer tersebut sebagai bagian dari strategi jangka panjang Israel untuk membentuk ulang peta geopolitik regional sesuai kepentingannya.
Israel ingin Suriah tetap lemah, terdesentralisasi, dan tidak berdaya. Semua ini dilakukan demi kepentingan strategis Israel dalam membangun dominasi baru di Timur Tengah, pungkasnya. (Bahry)
Sumber: Al Jazeera