Pemuda Indonesia Harus Jadi Role Model Generasi Muslim Global

Pemuda Indonesia Harus Jadi Role Model Generasi Muslim Global

JAKARTA(Jurnalislam.com)– Pemuda adalah calon pemimpin masa depan bangsa Indonesia, bahkan dunia. Di tengah arus globalisasi dan digitalisasi yang kian deras, berbagai tantangan dan peluang baru perlu disikapi dengan cara yang tidak biasa. Melalui kemampuan teoretis dan praktis di lapangan, pemuda Indonesia tanpa kecuali generasi muda muslimnya, diharapkan dapat berkompetisi global sebagai pelaku yang memberikan teladan, bukan hanya sekedar menjadi penonton.

“Pemuda-pemudi Islam Indonesia harus menjadi role model bagi generasi muslim dunia, yaitu generasi muda muslim yang moderat, toleran, berdaya saing global, dan maju,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat menghadiri secara daring Wisuda VIII Institut Agama Islam Bani Fattah (IAIBAFA) Jombang Tahun Akademik 2021/2022, dari Kediaman Resmi Wapres Jakarta, Sabtu (12/02/2022).

Lebih jauh, Wapres menguraikan poin-poin yang perlu diperhatikan generasi muda dalam berkiprah di masyarakat. Poin pertama yang ditekankan Wapres bahwa nilai-nilai toleransi harus dipegang sebagai kunci kehidupan harmonis bangsa Indonesia di tengah pluralitasnya.

“Oleh karena itu, nilai ini harus terus Saudara implementasikan dalam kehidupan Saudara. Jangan tinggalkan nilai-nilai kebangsaan kita, karena itulah jati diri kita sebagai bangsa Indonesia,” tandasnya.

Disamping itu, tambah Wapres, perkembangan global perlu dipelajari dalam merumuskan suatu kebijakan di dalam negeri. Sebab, unifikasi dunia semakin mengaburkan batas-batas negara. Permasalahan dalam suatu negara dapat berdampak terhadap negara lain dalam waktu singkat.

“Isu domestik dan isu global adalah tandem yang harus kalian kuasai,” pesan Wapres.

Selanjutnya, Wapres berharap generasi muda tidak pantang menyerah dalam menuntut ilmu, karena pemimpin berkualitas lahir dari tempaan dan pembelajaran yang tak kenal lelah. Namun, semua hal tersebut tetap perlu dilengkapi dengan akhlak mulia.

“Jangan berhenti menuntut ilmu. Pada kenyataannya, menuntut ilmu adalah pekerjaan seumur hidup, tidak berhenti di bangku sekolah dan kuliah saja,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wapres juga mendorong para lulusan IAIBAFA untuk dapat berwirausaha.

“Saya mendorong Saudara untuk menjadi wirausaha, sehingga dapat membuka lapangan kerja untuk saudara-saudara sebangsa,” Wapres menambahkan.

Hal ini sejalan dengan prioritas pemerintah dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah demi mewujudkan kesejahteraan secara adil dan inklusif. Untuk itu, dibutuhkan banyak ahli di bidang tersebut. Terlebih dalam fikih muamalah, Wapres mengemukakan bahwa terbuka ruang sangat luas untuk berbagai ijtihad sesuai dengan tantangan yang terus berkembang.

“Ini adalah kesempatan yang sangat baik bagi Saudara untuk berkontribusi sebesar-besarnya di bidang ekonomi dan keuangan syariah, utamanya untuk mengembangkan fikih-fikih yang berwawasan kontemporer di masa depan,” paparnya.

Mengakhiri sambutannya, Wapres tidak lupa mengingatkan civitas academica IAIBAFA untuk terus berdisiplin menerapkan protokol kesehatan, mengingat bangsa Indonesia saat ini tengah memasuki gelombang ketiga pandemi Covid-19.

“Menjaga protokol kesehatan adalah bagian dari upaya menjaga keselamatan jiwa, hifdzun nafs, sebagaimana diajarkan dalam agama Islam, dan hifdzun nafs merupakan salah satu tujuan besar dari tujuan syariat Islam,” pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan paparannya terkait urgensi penerapan jaminan produk halal dalam menangkap peluang-peluang besar bangsa Indonesia. Peluang luar biasa ini harus dapat ditangkap oleh IAIBAFA, terutama Program Studi Ekonomi Syariah.

“Urgensi jaminan produk halal, nanti saya mohon bisa dijadikan program prioritas di IAIBAFA bagaimana menyiapkan halal center,” ucap Khofifah.

Sebelumnya, Ketua Yayasan Bani Abdul Fattah Mohammad Idris menggarisbawahi tantangan pendidikan pesantren di tengah pandemi COVID-19 yang mau tidak mau mengedepankan information technology (IT).

“Yang namanya IT sekarang sudah tidak bisa dibendung lagi. Memang sekarang kita harus berpikir bagaimana menerapkan dan mencari terobosan pendidikan pesantren di zaman IT seperti ini,” ujar Idris.

Selain Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, acara Wisuda VIII IAIBAFA yang berlangsung secara luring dan daring ini dihadiri pula Bupati Jombang Mundjidah Wahab, Koordinator Kopertis Wilayah IV Surabaya Masdar Hilmy, beserta segenap civitas academica dan wisudawan IAIBAFA.

Sementara, Wapres didampingi oleh Plt. Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika serta Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi dan Bambang Widianto.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.