Pesantren Al Ittifaq Diharap Jadi Model Kebangkitan Ekonomi Umat

Pesantren Al Ittifaq Diharap Jadi Model Kebangkitan Ekonomi Umat

BANDUNG(Jurnalislam.com)– Pesantren selain sebagai lembaga pendidikan dan dakwah, juga memiliki fungsi sebagai pemberdaya ekonomi masyarakat. Hal ini terlihat jelas pada Pondok Pesantren Al-Ittifaq di Kampung Ciburial, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat yang didirikan pada 1 Februari 1934 (16 Syawal 1302 H) oleh K.H. Mansyur. Ditambah lagi dinamika hidup sehari-hari masyarakat di lingkungan sekitar pesantren sangat dipengaruhi oleh sistem pertanian holtikultura.

Pagi ini, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menyambangi langsung kegiatan agribisnis di Ponpes Al Ittifaq yang digagas oleh almarhum K.H. Fuad Affandi sejak 1970 dan hingga kini bahkan menjadi tulang punggung kegiatan pesantren. Setelah menyaksikan langsung kegiatan agribisnis ini, Wapres pun berharap Ponpes Al Ittifaq dapat menjadi contoh dan awal kebangkitan ekonomi umat.

“Saya mengapresiasi koperasi pondok pesantren Al Ittifaq atau Kopotren Alif Mart, yang telah memberdayakan 270 petani dari 9 kelompok tani di 3 kabupaten. Jumlah petani yang bergabung di koperasi ini juga diharapkan akan semakin bertambah,” ucap Wapres dalam sambutannya pada acara Peresmian Peluncuran Digitalisasi Pertanian di Pondok Pesantren Al Ittifaq, Jl. Ciburial, Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/03/2022).

Dalam kesempatan itu, Wapres juga menginginkan pesantren selain menjadi lembaga pendidikan juga sebagai tempat untuk mendorong transformasi ekonomi masyarakat dan motor penggerak ekonomi umat.

“Ini yang kita harapkan. Jadi dia menjadi semacam dinamo yang bisa menggerakkan kehidupan ekonomi masyarakat,” pesannya.

Selain itu, Wapres juga menekankan bahwa digitalisasi dalam pertanian perlu diadopsi untuk mengembangkan berbagai inovasi pertanian berbasis teknologi.

“Ketika berbicara tentang korporasi pertanian maka bentuknya adalah pertanian modern yang tidak lepas dari penerapan digitalisasi pertanian berbasis internet,” terangnya.

Oleh karena itu, Wapres meyakini bahwa penerapan digitasilasi pada sektor pertanian akan semakin dibutuhkan. Menurutnya, hal ini selain dapat meningkatkan produktivitas dan profitabilitas, juga bermanfaat dalam mengatasi masalah lingkungan dan pengaruh perubahan iklim yang sangat memengaruhi produk pertanian seperti degradasi tanah, erosi, cuaca ekstrem, kekeringan, dan sebagainya.

“Kita ingin terus membangun sektor pertanian yang lebih tangguh dan memperkuat ketahanan pangan sekaligus mewujudkan transformasi ekonomi yang berkelanjutan,” tekadnya.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan dukungannya terhadap pembangunan ekosistem pertanian sebagai bentuk perwujudan pembentukan korporat farming dalam bentuk koperasi.

“Kita harus membangun korporat farming dalam bentuk koperasi. Jadi kita membangun ekosistem pertanian, mulai dari pembiayaan, proses produksi, hingga pemasaran yang terintegrasi,” ungkap Teten.

Ditempat yang sama, Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil juga melaporkan bahwa berdasarkan hasil survei yang dilakukan, tanah Jawa Barat termasuk ke dalam 1 dari 10 tanah tersubur di dunia. Ia juga menyampaikan bahwa hasil analisis yang dilakukan oleh jajarannya, sektor pangan adalah salah satu sektor yang tidak terpengaruh oleh keadaan krisis. Untuk itu, Ridwan meyakini bahwa perpaduan antara pangan dan teknologi, merupakan kolaborasi yang baik dan dapat memberi dampak berkelanjutan.

“Pangan adalah ekonomi yang tidak terpengaruh oleh pandemi. Jadi selama 2 tahun kajian kami, hampir semua ekonomi turun kecuali pangan dan digital. Jadi kalau dua ini digabung yaitu pangan dengan teknologi kami meyakini inilah masa depan,” lapor RIdwan.

Usai meresmikan, Wapres meninjau green hause yang berisi tanaman buah Jeruk, Melon, Stroberi, serta memetiknya.

Menutup kegiatannya, Wapres beranjak ke Kantor Bupati Bandung untuk mengecek penerapan Mall Pelayanan Publik (MPP) di Kabupaten Bandung. Di sini Wapres melihat langsung jenis pelayanan publik yang tersedia dan berdialog dengan petugas salah satu stand perijinan di MPP.

Selain Gubernur Jawa Barat dan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, hadir pula segenap Forkopimda Provinsi Jawa Barat, Bupati Bandung Dadang Supriatna, dan jajaran pengurus Pondok Pesantren Al Ittifaq.

Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas, Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan Lukmanul Hakim, Tim Ahli Wapres Farhat Brachma, Kepala Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Noor Achmad, serta Pimpinan Baznas Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.