Pemilu AS untuk Presiden Baru, Ini Ulasannya

Pemilu AS untuk Presiden Baru, Ini Ulasannya

WASHINGTON (Jurnalislam.com) – Jutaan orang Amerika di seluruh AS mulai memberikan suara untuk presiden negara itu berikutnya Selasa pagi (08/11/2016), Anadolu Agency melaporkan.

Kira-kira 90 juta orang Amerika diharapkan untuk memilih selain jutaan orang lain yang memberikan suara lebih awal.

Gelombang pemilih bergerak menuju TPS di seluruh Amerika Serikat saat waktu menunjukkan pukul 06:00 atau 07:00 tergantung peraturan masing-masing negara bagian. Voting akan berakhir pukul 18:00-21:00 waktu setempat di setiap negara.

Menuju Hari Pemilu, sebagian besar jajak pendapat melaporkan bahwa calon Demokrat Hillary Clinton memimpin di depan calon Republik Donald Trump dengan marjin tipis tiga hingga lima poin.

Tapi dua jajak pendapat awal Selasa menunjukkan Trump memimpin di depan Clinton masing-masing sebanyak dua dan tiga poin, menyoroti adanya ketidakpastian hasul akhir pemilihan ini.

Pemilu kali ini telah mencatatkan rekor sebagai salah satu yang paling memecah belah dengan pendukung dari salah satu calon partai besar tetap membela pilihan mereka.

Di lingkungan Eastern Market di Washington, DC, Laura Babinski, penduduk berusia 29 tahun dari ibukota negara tersebut memilih Clinton karena dia “bersemangat untuk melihat presiden wanita pertama.”

“Selain itu saya menghormatinya dan menghormati pekerjaan yang dia lakukan sepanjang hidupnya dan saya suka dengan kebijakannya,” katanya kepada Anadolu Agency.

Bagi Max Charnley, yang juga warga Eastern Market berusia 29 tahun, dukungannya untuk calon Partai Demokrat itu bersifat pribadi.

“Saya merasa sepertinya dia mewakili kepentingan saya sebagai orang dari komunitas LGBT, serta orang yang menghargai imigran di negara ini,” katanya. “Saya menemukan bahwa setiap bentuk penerimaan dan toleransi adalah pilihan penting bagi presiden yang terpilih.”

Tapi di luar DC di pinggiran Leesburg, Virginia, para pemilih berpandangan jauh berbeda.

“Clinton adalah musuh rakyat Amerika,” kata Ron Kokinda, penduduk berusia 67 tahun yang tidak mengungkapkan pilihan suaranya.

“Saya menentang Hillary Clinton terutama karena ada bahaya Perang Dunia III dengan kebijakannya,” katanya. “Apa yang dia usulkan di Suriah, atau zona larangan terbang, akan menyebabkan Perang Dunia III sangat cepat dengan Rusia.”

Barbara Boyd, juga berusia 67 tahun, menggemakan sentimen setelah dia memberikan suaranya untuk calon Partai Hijau Jill Stein.

“Jika Anda memilih Clinton Anda akan perang dengan Rusia di Timur Tengah,” katanya.

“Clinton mengikuti kebijakan Obama dan itu akan berakhir dalam perang. Ini sangat, sangat sederhana,” tambahnya.

Hasil awal akan mulai bergulir Selasa malam saat warga Amerika di seluruh negeri mempersiapkan diri mencari tahu siapa yang akan duduk di kantor tertinggi negara untuk empat tahun ke depan.

Bagikan