Pasukan Filipina di Selatan Waspadai Ancaman Serangan Baru

FILIPINA (jurnalislam.com) – Pasukan keamanan terus bersiaga penuh di Filipina selatan, Minggu (29/6/2014) setelah intelijen militer melaporkan adanya penampakan pejuang di wilayah tersebut setelah penahanan seorang pemimpin top jaringan Al Qaeda.

Pekan lalu, satu tim prajurit dan perwira polisi menangkap Khair Mundos, ahli pembuat bom dan "pemimpin spiritual" dari faksi Abu Sayyaf, yang menjadi terkenal awal dekade terakhir setelah melakukan aksi penculikan orang asing.

Mundos dicari oleh Amerika Serikat, yang menjanjikan hadiah $ 500.000 bagi yang berhasi  menangkapnya.

"Informasi yang diterima dari sumber yang sangat terpercaya, mengungkapkan adanya kemungkinan ancaman dari faksi Abu Sayyaf, yang mengancam Daerah 11, khususnya di Davao City," Inspektur Kepala Reuben Sindac, juru bicara polisi nasional, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Semua pasukan polisi di Mindanao telah disiagakan untuk meningkatkan operasi keamanan terhadap kemungkinan infiltrasi orang yang diduga anggota kelompok yang mengatakan ancaman tersebut."

Presiden Benigno Aquino menghubungi walikota Davao City untuk menyampaikan ancaman tersebut.

Para pejabat lokal mengadakan pertemuan pada Sabtu malam dengan para pejabat keamanan untuk memeriksa keamanan di pusat-pusat perbelanjaan, taman-taman dan terminal-terminal transportasi.

Penghalang jalan didirikan di sekitar Davao City. Patroli juga ditingkatkan di General Santos, Cagayan de Oro, Kidapawan dan Koronadal.

"Kami sedang mempersiapkan munculnya kemungkinan serangan balasan dari pemberontak sebagai balasan mereka atas penangkapan Mundos," kata seorang perwira intelijen militer kepada Reuters, dan menambahkan keterangan bahwa kehadiran anggota kelompok militan dilaporkan kepada mereka di kota Davao beberapa hari yang lalu.

Abdul Basit Usman, adik ipar dari Khair Mundos, yang merupakan seorang anggota unit operasi khusus dari kelompok pejuang, terlihat berada di kota. Dia dilatih di bawah pembuat bom Malaysia dan pemimpin Jemaah Islamiyah, Zulkifli bin Hir atau Marwan, yang juga masuk dalam daftar teroris AS.

Marwan dihargai  $ 5 juta dari Departemen Luar Negeri AS untuk penangkapannya sedangkan Basit Usman dihargai $ 1 juta. Keduanya sebelumnya dilaporkan tewas dalam serangan udara tapi ternyata berhasil selamat dengan beberapa luka ringan.

"Berdasarkan informasi kami, mereka berencana untuk meledakkan bom mobil di Davao City" kata seorang pejabat intelijen militer senior yang juga menambahkan keterangan bahwa bom improvisasi sedang dirakit di sarang militanyang berada  jauh di dalam rawa di Mindanao.

Pejabat intelijen militer mengatakan militan juga menargetkan kota-kota di Iligan dan Cagayan de Oro.

Kelompok pejuang terbesar negara itu, Front Pembebasan Islam Moro (MILF) menandatangani perjanjian damai pada bulan Maret, mengakhiri konflik selama hampir lima dasawarsa yang telah menewaskan lebih dari 120.000 orang, menyebabkan 2 juta warga menjadi pengungsi dan menghambat pertumbuhan di wilayah selatan yang kaya akan sumber daya di negara penganut Katolik terbesar itu.

Namun, sebuah faksi kecil yang disebut Pejuang Kebebasan Islam (BIFF), menolak pakta perjanjian tersebut dan terus berjuang untuk mendirikan negara Islam yang terpisah dan independen. Marwan bekerja sama dengan kelompok ini. [ded412/world bulletin]

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.