FILIPINA (Jurnalislam.com) – Myanmar memblokir diskusi tentang keadaan Muslim Rohingya pada pertemuan anggota parlemen Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations-ASEAN) pekan depan, seorang pejabat Filipina mengatakan Senin malam (11/9/2017).
Indonesia mengusulkan memasukkan krisis Rohingya saat ini dalam diskusi anggota parlemen ASEAN namun Myanmar keberatan, penyiar ABS-CBN News melaporkan, dengan mengutip anggota parlemen Artemio Adasa, lansir Anadolu Agency.
“Myanmar keberatan … Jadi, pasti kita tidak dapat menempatkan krisis ini di antara isu-isu yang harus dibahas dalam pleno,” kata Adasa, wakil sekretaris jenderal DPR Filipina.
Dewan parlemen ASEAN akan bertemu di Manila pada hari Kamis besok (14/9//2017).
Meskipun Myanmar keberatan, Adasa mengatakan “mungkin ada beberapa kesepakatan bilateral” mengenai krisis Rohingya. Sejak 25 Agustus, lebih dari 310.000 muslim Rohingya telah menyeberang dari negara bagian Myanmar di Rakhine ke Bangladesh, menurut PBB.
Bangladesh Desak PBB dan Dunia untuk Kembalikan Pengungsi Rohingya ke Myanmar
Para pengungsi tersebut melarikan diri dari operasi militer baru di mana mereka mengatakan bahwa pasukan Budha Myanmar dan gerombolan orang-orang Budha telah membantai secara sadis pria, wanita dan anak-anak, menjarah rumah dan membakar desa Rohingya.
Menurut Bangladesh, sedikitnya 3.000 warga Muslim Rohingya tewas dalam tindakan pembantaian tersebut.
Turki telah memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingya dan Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa dia akan mengangkat isu tersebut di PBB.
Adasa mengatakan bahwa isu Rohingya adalah “keprihatinan nasional” bagi Myanmar, di mana mereka dianggap sebagai “konstituen bermasalah”.
Sekretaris Jenderal Parlemen Cesar Pareja, ketua majelis anggota parlemen ASEAN, mengatakan bahwa negara-negara anggota bebas membuat perjanjian bilateral terpisah di luar kerangka majelis.
Muslim Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai kelompok etnis yang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat atas serangan tersebut sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.
Muslim Rohingya: Jika Kalian Diam, Kalian akan Saksikan Pembantaian Srebrenica di Myanmar
Oktober lalu, setelah serangan terhadap pos-pos perbatasan di distrik Maungdaw Rakhine, pasukan Budha Myanmar melancarkan tindakan keras selama lima bulan di mana, menurut HAM, sekitar 400 orang terbunuh.
PBB mendokumentasikan perkosaan kelompok massal, pembunuhan, penyiksaan – termasuk bayi dan anak kecil – penyembelihan, pemukulan brutal dan penghilangan yang dilakukan oleh petugas militer.
Dalam sebuah laporan, penyidik PBB mengatakan bahwa pelanggaran hak asasi manusia tersebut besar kemungkinan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan berat.