Kronologi Keributan di Lapas Klas II Magelang Versi Mujahidin

MAGELANG (Jurnalislam.com) – Keributan terjadi di Lapas Klas II Magelang hari Rabu (4/6/2014) lalu antara petugas dengan ikhwan mujahidin. Keributan itu dipicu oleh perkataan tidak mengenakan seorang petugas lapas kepada pembesuk narapidana terorisme. Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenhumkam Jawa Tengah Hermawan Yunianto, Jumat (6/6/2014) kepada media mengatakan bahwa narapidana terorisme (ikhwan mujahidin) melakukan pemukulan terlebih dahulu karena tidak diberi izin untuk masuk. 

“Mereka susah sekali diingatkan, wong mereka itu menganggap apa yang dilakukannya benar. Kalau kronologi keributan Rabu kemarin itu yang datang besuk ada 15 orang, kami masukkan enam pembesuk dulu, ternyata di dalam mereka (napi teroris) tidak memperbolehkan keluar (pembesuknya), yang enam lain akhirnya berusaha masuk. Petugas kami dipukuli,” kata Hermawan dikutip dari sindonews.

Berbeda dengan penuturan salah satu ikhwan disana. Ia mengatakan justru petugaslah yang memukul pertama kali setelah petugas mengeluarkan kata-kata tidak mengenakan kepada ikhwan yang besuk.

Berikut kronologi kejadian keributan di Lapas Klas II Magelang versi ihwan mujahidin

Sekitar jam 09.30, keluarga ikhwan dari Bandung, Jawa Barat masuk ke Lapas Klas II  Magelang. Mereka terdiri dari tiga akhwat dan satu sopir. 

Tidak beberapa lama, diluar Lapas datang lima ikhwan dari Jakarta yang bertujuan untuk membesuk ikhwan-ikhwan yang berada didalam. Setelah menjalani prosedur yang ditetapkan pihak Lapas, ternyata mereka sementara tidak boleh masuk. Mereka harus menunggu sampai pembesuk yang sudah didalam keluar dulu. 

Mengetahui hal ini, ikhwan-ikhwan mujahidin mengambil inisiatif untuk bernegosiasi dengan petugas di depan ruang besuk yang biasa dipakai oleh ikhwan-ikhwan mujahidin menerima pembesuk. Supaya mereka bisa segera masuk, dengan argumen bahwa mereka jauh-jauh datang dari Jakarta kasihan kalau harus menunggu lama, sementara jika keluarga ikhwan-khwan yang sudah masuk segera keluar juga kasihan karena anak-anak mereka juga masih kangen. Toh mereka tidak setiap bulan bisa bertemu karena kondisi jarak yang sangat jauh.

Diluar dugaan, petugas KPLP mengatakan perkataan yang menyinggung para ikhwan yang melakukan negosiasi saat itu. “Sebetulnya kami selalu membantu kalian, tapi kalian saja yang nggak pernah merasa dibantu,” sindir petugas itu dengan nada tinggi.

Tidak hanya itu, tiba-tiba petugas tersebut memukul kepala salah satu ikhwan yang melakukan negosiasi tersebut hingga terjatuh. Melihat hal ini, ikhwan-ikhwan yang lain tidak terima, dan terjadilah adu pukul antara ikhwan-ikhwan dengan petugas.

Melihat temannya adu pukul, para petugas yang lain ikut membantu mengeroyok ikhwan-ikhwan dengan cara “hit and run”. Akibat kejadian tersebut, dua orang ikhwan mujahidin terluka, satu terluka di bagian mata saat mencoba melerai namun malah dipukul, dan satu lagi terluka dipelipis sebelah kiri. Sedangkan dipihak petugas, empat orang terluka dan diantaranya ada yang dirawat dirumah sakit.
Pantauan sampai hari Sabtu, didepan lapas masih bersiaga aparat terdiri dari TNI dan Polisi dengan menggunakan satu mobil Dalmas dan beberapa motor.

Reporter : abu hayyan

Editor : amaif

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.