Jangan Menjadi Penghalang Dakwah

Jangan Menjadi Penghalang Dakwah

Oleh: Hamzah Baya S.Pd.I

MELAKSANAKAN tugas dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Setiap pribadi muslim yang telah baligh dan berakal, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kewajiban untuk mengemban tugas tersebut. Setiap individu dari umat Islam dianggap sebagai penyambung tugas Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam untuk menyampaikan dakwah.

Di mata Allah Subhanahu Wata’ala berdakwah adalah tugas mulia. Dengan dakwah, Allah Allah Subhanu Wata’ala menyematkan predikat khoiru ummah (sebaik-baik umat) kepada umat Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam.

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS: Ali Imron 110)

Di dalam ayat ini terkandung dua hal; pertama, mulianya umat Islam adalah dengan dakwah. Kedua, tegak dan eksisnya umat Islam adalah dengan menjalankan konsep amar ma’ruf nahi munkar.

Apapun profesi dan pekerjaan seorang muslim, tugas dakwah tidak boleh dia tinggalkan. Setiap muslim berkewajiban untuk menyampaikan dakwah sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa dakwah adalah jalan hidup seorang mukmin yang senantiasa mewarnai setiap perilaku dan aktifitasnya. Allah Subhanu Wata’ala berfirman,

“Katakanlah: “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS:Yusuf : 108)

Dalam ayat di atas, seorang mukmin mengikuti tuntunan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam atas dasar bashirah yaitu ilmu dan keyakinan. Ini artinya dakwah merupakan tuntutan iman, yang jika seorang mukmin meninggalkan kewajiban dakwah berarti ada masalah dengan keimanannya.

Tentang ayat ini Imam Ibnu Katsir mengatakan dalam tafsirnya; Allah Subhanu Wata’ala berkata kepada Rasulnya agar memberitahu umat manusia bahwa ini adalah jalannya, tempat berpijak dan sunnahnya, yaitu mendakwahkan tauhid bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan menyeru kepada Allah diatas ilmu dan keyakinan.

Apakah dakwah hanya kewajiban para ulama dan muballigh saja? Tentu tidak, karena dakwah adalah kewajiban atas setiap individu muslim dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing. Adapun para ulama dengan keilmuan yang dimiliki bertugas menyampaikan dan menjelaskan secara rinci tentang hukum-hukum dan permasalahan seputar agama.

Di dalam sebuah hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam memerintahkan setiap muslim untuk menghilangkan kemunkaran sesuai dengan kemampuannya;

“Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemunkaran, hendaknya dia merubah dengan tangannya, kalau tidak bisa hendaknya merubah dengan lisannya, kalau tidak bisa maka dengan hatinya, dan yang demikian adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)

Tidak ada batasan dalam berdakwah ataupun larangan dalam menjelaskan ayat-ayat Allah kepada umat ini untuk berpegang teguh dengan syariat Allah agar umat ini selamat di dunia dan akhirat. Bahkan kita diperintahkan untuk mencegah kemungkaran yang nampak di depan mata kita dengan apa saja yang kita mampu. Kalau ada manusia yang membatasi dalam berdakwah atau melarang berbicara satu ayat saja yang Allah cantumkan dalam Al Quranul Kariim maka mereka telah menghalang-halangi manusia dari jalan Allah Subhanau wata’ala. Allah berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidilharam yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih”. (Q.S Al Hajj:25)

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan”.(Q.S Luqman:6)

Siapapun dia, tidak ada yang berhak melarang dakwah dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar di muka bumi ini meskipun dia memiliki kekuasaan kecuali Allah Robbul ‘alamin yang berkuasa di muka bumi ini yang berhak mengatur seluruh alam. Orang-orang kafir tidak akan pernah senang dengan dakwah kita dan yang demikian itu sudah menjadi sunnatullah yang berlaku sejak para nabi dan rasul diutus ke muka bumi ini untuk menyampaikan risalah ilahi. Itulah watak dari orang kafir akan terus menghalangi dakwah ini sampai hari kiamat dan Allah berikan balasan kepada mereka sebagaimana yang telah Allah jelaskan di dalam firman-Nya:

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka, kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”. (Q.S Annisa’:167-169)

Janganlah menjadi penghalang di jalan dakwah ini karena dakwah akan terus berlangsung hingga hari kiamat dan akan selalu dijaga dan terus ditolong oleh Allah Ta’ala sampai kemenangan Islam dan kemuliaan hanya milik Allah semata.

Wallahua’lam bisshowab

Penulis adalah Ketua Umum Mimbar Syari’ah

Bagikan