Omicron Menjadi Pemicu Gelombang Baru

Omicron Menjadi Pemicu Gelombang Baru
Oleh : Tsabilla Noer
Setelah 2 tahun lebih, seluruh dunia dilanda virus yang mematikan, yang bahkan seluruh dunia masih belum aman dengan virus yang menyebar dengan cepat ini. Virus yang berada pertama kali di China ini, membuat semua sistem di seluruh dunia menjadi berubah.
Seperti sekolah yang tatap muka, menjadi kelas daring, banyaknya orang yang di PHK, sulitnya mencari pekerjaan karena banyak pedagang yang gulung tikar, hingga jarangnya bertemu satu sama lain.
Bahkan hingga sekarang dunia masih belum benar-benar aman dengan virus ini. Walaupun sedikit mereda. Tapi semua orang tetap merasa waspada karena virus ini belum menghilang secara total.
Dan setelah mulai mereda, virus corona atau covid-19. Di berbagai belahan dunia ini ternyata bermutasi dengan virus baru.
Yang dimana ada varian pertama yaitu varian delta, varian ini terjadi pertama kali di India, dan menjadi gelombang kedua di India setelah di landa virus Corona sebelumnya.
Gejala yang ditimbulkannya yaitu sakit kelapa, sakit tenggorokan, pilek atau demam. Dan bahkan di Indonesia sudah terdapat 398 kasus orang yang terkena varian delta ini (per 04/07/2021). Yang dimana varian delta ini masuk ke Indonesia pada 03 Mei 2021.
Dan pada Juni 2021, Varian delta ini bisa di atasi dengan melakukan Vaksinasi, setelah melakukan dua dosis Vaksin, yaitu Vaksin Pfizer-BioNTech dan Oxford-AstraZeneca.
Setelah Varian delta, Virus yang bermutasi dari Virus Corona yang pertama ini sudah bisa ditangani dengan dua dosis Vaksin yang berbeda.
Muncul Varian mutasi baru dari Virus Corona yang terjadi saat ini. Varian ini disebut dengan Varian Omicron. Dimana Varian Omicron ini muncul pertama kali, di Afrika Selatan. Lalu terjadi di Hongkong, dan terjadi juga di Belgia.
Dimana pada tanggal 24 November 2021, Varian Omicron ini pertama kali di temukan di Afrika Selatan, dan segera di laporkan ke WHO. Hingga saat ini pun diketahui bahwa Varian Omicron menyebar ke berbagai belahan dunia dengan sangat cepat.
Varian Omicron ini sudah masuk ke Indonesia, kasus yang pertama kali ditemukan berada di wisma atlet, dimana ada seorang pekerja kebersihan wisma atlet, yang terjangkit Varian Omicron.
Setelah kasus yang pertama oleh pekerja kebersihan, terjadi kasus ke dua dimana ada dua orang yang terjangkit, dan kedua orang yang terjangkit tersebut mempunyai riwayat pernah ke luar negeri yakni ke Amerika Selatan dan Inggris.
Adapun gejala yang diderita para pasien yang terjangkit Varian Omicron ini terbilang cukup ringan dibandingkan dengan Varian delta yang sebelumnya, seperti yang dikutip dari health.detik.com menurut kepala asosiasi medis Afsel,  dokter Angelique Coetzee, ia menyebut gejala Varian Omicron mirip dengan gejala pilek atau flu, yaitu sakit kepala, nyeri tubuh, dan tenggorokan gatal.
Dan menurut pusat pencegahan dan pengendalian penyakit Amerika serikat (CDC) mengatakan beberapa gejala umum yang terdeteksi yaitu batuk kering, letih, hidung tersumbat, demam, mual, napas pendek atau kesulitan bernapas, dan diare.
Dengan cepatnya dalam menularkan Varian Omicron ini dari orang ke orang yang lain, dapat memungkinkan adanya gelombang baru yang terjadi, apalagi terdapat banyaknya negara yang sudah terjangkit.
Dan dalam hal ini Ketika sebuah negara tidak melakukan lockdown, untuk menutup rantai penyebaran. Maka tidak akan cepat hilangnya sebuah Virus di suatu wilayah.
Padahal dulu, pada zaman Rasulullah Saw. Pernah terjadi suatu wabah di suatu wilayah, dan Rasulullah  Memerintahkan untuk mendirikan tembok di sekitar daerah yang terjangkit oleh wabah, agar tidak tersebar luas.
 Seperti dalam Hadist, Rasulullah Saw. Bersabda
“Jika kalian mendengarkan wabah di suatu negeri, maka jangan memasuki tempat itu, tapi jika terjadi wabah sedangkan kamu sedang berada di tempat itu maka jangan keluar darinya” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Dalam hal ini, Islam mengatur dengan benar tentang suatu wabah agar tidak terjadi terus-menerus seperti saat ini.
Ketika dilockdown pun, negara Islam akan menjamin kebutuhan warganya dengan gratis. Dan Islam menangani orang sakit yang terpapar virus agar tidak menulari orang yang sehat yakni dengan memisahkan keduanya.
Yaitu dengan cara mengisolasi orang yang terjangkit wabah, di tempat khusus yang jauh dari pemukiman penduduk. Dan orang yang terkena wabah akan diperiksa dengan teratur, dan melakukan langkah-langkah pengobatan dengan pantauan ketat dan para penderita yang terjangkit wabah baru bisa keluar dari ruang isolasi ketika dinyatakan sudah sembuh total.
Dan meski demikian, orang-orang yang terjangkit oleh wabah akan ditangani dengan pelayanan terbaik oleh negara Islam secara gratis tanpa biaya sepeserpun.
Begitulah ketika aturan Islam diterapkan dalam suatu negara, maka suatu masalah tentang wabah akan terselesaikan. Karena semua ini didukung oleh prinsip Islam dalam menjaga nyawa rakyatnya.
Bukan sistem kapitalisme yang didorong oleh prinsip untuk menjaga eksistensi ekonomi para kapital yang hanya melihat sesuatu hanya karena uang.
Tsabilla Noer, Penulis opini dan cerpen, Penggiat Komunitas Remaja move on Karawang
Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.