Jamaah Didorong Tak Hanya Baca Qur’an, Tapi Juga baca Tafsir dan Terjemahnya

Jamaah Didorong Tak Hanya Baca Qur’an, Tapi Juga baca Tafsir dan Terjemahnya

JAKARTA(Jurnalislam.com)– Marpuji Ali, Ketua Takmir Masjid Kottabarat menjelaskan pengajian Nuzulul Quran diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman para jamaah tentang Al quran dan seluk beluknya sehingga menambah kecintaan terhadap Al quran.

“Dalam rangka meningkatkan pemahaman para jamaah yang setiap Ahad datang ke sini, terutama tentang Al quran dan seluk beluk yang ada padanya,” jelas Bendahara Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut dalam Pengajian Nuzulul Qur’an Masjid Kottabarat Solo, Ahad (24/11).

Marpuji mengharapkan pengajian ini dapat semakin menambah kecintaan jamaah terhadap Al quran. Ia mengimbau para jamaah agar  tidak hanya membaca atau tadarus Al quran, tetapi juga terjemahnya.

“Bahkan jemaah juga bisa membaca dan mempelajari tafsir Al quran, di kalangan Muhammadiyah bisa mempelajari kitab tafsir At Tanwir yang diterbitkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” ujarnya.

Sementara itu, hadir pula Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir. Ia menekankan pentingnya untuk mempelajari tafsir Al quran sebagai dasar untuk pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Pengajian Nuzulul Quran digelar di Masjid Kottabarat secara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan. Pengajian yang mengangkat tema “Mencerahkan Semesta Bersama Al quran” dihadiri kurang lebih 500 jemaah.

Tafsir mengapresiasi antusiasme dan semangat para jamaah yang hadir di Masjid Kottabarat untuk mengikuti pengajian Nuzulul Quran.

“Atas nama PWM Jawa Tengah, saya mengapresiasi jemaah yang sudah sedemikian tekun, rajin, dan bersemangat untuk hadir di pengajian Ahad pagi hari ini. Mudah-mudahan mereka semakin paham tentang Al quran sehingga dengan pemahaman yang ada bisa mengamalkannya,” jelasnya.

Tafsir pun mengharapkan semoga pengajian ini terus berlangsung dan menjadi sumber pencerahan, ilmu, dan keimanan serta ketakwaan masyarakat Muhammadiyah Kottabarat pada khususnya dan Solo pada umumnya.

“Masjid ini adalah sumber pencerahan, ajang mencari ilmu, dan mengamalkan Islam. Dari sinilah Islam akan terpancar,” tuturnya. (md)

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.