Belum Berhenti, Aksi Umat Islam Memprotes Pembakaran Al-Qur’an Juga Digelar di Semarang

Belum Berhenti, Aksi Umat Islam Memprotes Pembakaran Al-Qur’an Juga Digelar di Semarang

SEMARANG (Jurnalislam.com) – Aksi umat Islam mengecam pembakaran Al-Qur’an juga digelar di Jalan Pahlawan Semarang pada Ahad (29/1/2023). Aksi yang digagas oleh Forum Umat Islam Semarang (FUIS) ini menyampaikan tuntutan senada dengan aksi-aksi umat Islam di daerah lainnya.

“Umat Islam yang memiliki keimanan akan timbul pembelaannya, maka kami dari Forum Umat Islam Semarang mengadakan aksi damai untuk bela Alquran,” katanya Koordinator aksi, Agus Triyanto dalam orasinya.

“Di dunia ini kita membela Al-Quran, kita memperjuangkan Al-Quran, Insya Allah Al-Quran akan pada hari kiamat kelak untuk menolong kita,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Jamaah Ansharu Syariah Semarang, Ustadz Danang mengatakan, aksi protes tersebut sebagai bentuk pembelannya kepada Al-Qur’an. 

“Disini kita berdiri menjaga Agama Allah, persaksikan kami disini untuk menjaga agama kami, semoga kelak menjadi hujjah di hadapanMU Ya Rabb,” tegasnya.

“Bukan penghafal Aquran ketika mereka diam melihat hafalan Al-Qurannya dilecehkan dan dihina dihadapannya,” sambung Danang.

Ia juga menyampaikan, pelecehan terhadap agama akhir-akhir ini disebabkan umat Islam telah disibukkan dengan urusan duniawi. 

“Kaum muslimin disibukkan urusan dunia, bukakan hidayah atas mereka ya Rabb, karena larut terhadap dunia, sehingga hari ini islam dilecehkan,” ucapnya

Salah satu orator juga menyampaikan pesannya dengan berbahasa Inggris. Ia menyampaikan agar para islamifobis berhenti menterorisasi Al-Qur’an.

“If you don’t want us, if you don’t want the muslims, if you don’t our people to be terrorist , so do not terrorize our Qur’an, do not terrorize the muslims,” ucapnya.

“To Allah Subhanahu Wa Ta’ala for giving any guidance to the people insulting His verses. But if they do not repent, hopefully Allah Subhanahu Wa Ta’ala destroys and gives them worthy revenge,” tambahnya.

Aksi yang dihadiri oleh perwakilan ormas Islam dari berbagai kota di Jawa Tengah itu juga diisi dengan aksi teatrikal menginjak dan membakar foto Rasmus Paludan.

Bagikan