Izzuddin al Qassam Peringatakan Israel untuk Tanggapi Tuntutan Mogok Makan

Izzuddin al Qassam Peringatakan Israel untuk Tanggapi Tuntutan Mogok Makan

GAZA (Jurnalislam.com) – Pimpinan Sayap bersenjata Kelompok Hamas Brigade Izzuddin al Qassam memberi waktu 24 jam untuk menanggapi tuntutan mogok makan di dalam penjara zionis.

“Kami memperingatkan musuh Israel untuk tidak mengabaikan tuntutan yang benar dan sah dari tahanan kami,” Abu Ubaida, juru bicara Brigade al-Qassam, mengatakan dalam sebuah rekaman pidato yang disiarkan oleh televisi Al-Aqsha yang dikelola oleh Hamas pada Selasa malam (2/5/2017), lansir Anadolu Agency.

“Jika musuh tidak menanggapi tuntutan narapidana, kami akan memperbarui daftar kesepakatan pertukaran narapidana, dengan menambahkan 30 tahanan pada daftar untuk setiap hari penundaan,” tambahnya.

Abu Ubaida tidak mengungkapkan rincian kesepakatan pertukaran tahanan yang dia sebutkan dalam pidatonya.

Pada bulan April tahun lalu, Brigade al-Qassam merilis foto empat tentara zionis yang diyakini telah ditangkap oleh kelompok perlawanan tersebut.

Namun Hamas menahan diri untuk tidak mengungkapkan apakah tentara yang diperlihatkan di foto tersebut telah meninggal atau masih hidup.

Hamas secara konsisten menolak memberikan informasi apapun tentang orang Israel yang tertawan tanpa terlebih dahulu menuntut harga untuk itu (imbal balik).

Pada tahun 2011, Hamas dan Israel melakukan pertukaran tahanan dimana Hamas membebaskan tentara Israel Gilad Shalit sebagai imbalan atas pembebasan 1.027 tahanan Palestina.

Abu Ubaida juga meminta warga Tepi Barat “turun ke jalan pada hari Rabu untuk menunjukkan solidaritas dengan aksi mogok makan di penjara Israel”.

Pada tanggal 17 April, lebih dari 1.000 tahanan Palestina yang ditawan oleh Israel memulai mogok makan terbuka untuk menuntut lebih banyak kunjungan ke penjara, perawatan medis yang lebih baik dan perawatan yang lebih baik untuk narapidana perempuan.

Aksi mogok makan tersebut dipelopori oleh tahanan Palestina Marwan Barghouti yang telah ditahan selama lebih dari satu dekade.

Menurut angka Palestina, Israel saat ini memiliki lebih dari 6.000 warga Palestina – termasuk 57 perempuan dan 300 anak – di 24 pusat penahanan di seluruh negeri Palestina yang terjajah.

Bagikan