GAZA (jurnalislam.com)- Rumah sakit di Gaza utara kini benar-benar lumpuh total, menurut Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera pada hari Selasa (21/11/2023) bahwa tingkat okupansi di rumah sakit di utara Gaza telah mencapai 100 persen.
“Israel membom dan menghancurkan sebagian Rumah Sakit al-Shifa, yang merupakan rumah sakit terbesar di kawasan Gaza, di mana lebih dari 700 orang masih ditawan di bawah pengepungan tentara Israel,” terang al-Qudra.
Pekan lalu, pasukan Zionis Israel menyita rumah sakit tersebut untuk mencari apa yang mereka tuduhkan adanya jaringan terowongan Hamas dan pusat komando yang dibangun di bawah kompleks rumah sakit tersebut. Namun Hamas telah membantah tuduhan tersebut.
Menurut otoritas Palestina dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada hari Senin, sebanyak 28 bayi prematur telah berhasil dievakuasi dari Rumah Sakit al-Shifa ke Mesir untuk menerima perawatan.
Al-Qudra juga melaporkan bahwa sekitar 120 orang juga dievakuasi dari Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara ke Kompleks Medis Nasser di wilayah selatan Jalur Gaza.
“Masih ada lebih dari 400 orang yang terluka di dalam Rumah Sakit Indonesia, selain sekitar 200 staf medis dan lebih dari 2.000 lainnya adalah warga yang mengungsi,” katanya.
“Tentara Israel telah menempatkan mereka yang berada di dalam rumah sakit dalam lingkaran kematian, menargetkan siapa saja yang bergerak di sekitar rumah sakit atau di dalamnya,” kata al-Qudra.
Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada hari Senin bahwa setidaknya 12 warga Palestina terbunuh dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan terhadap rumah sakit Indonesia, yang hingga saat ini masih dikepung oleh tank-tank Israel.
Rumah sakit di Gaza utara dan Kota Gaza masih menghadapi serangan brutal zionis Israel dan mengalami pemadaman listrik karena kekurangan bahan bakar.
Mereka juga menghadapi kekurangan air, obat-obatan dan pasokan penting ketika Israel terus melakukan operasi darat dan serangan udara di daerah tersebut.
WHO menyatakan telah mencatat 335 serangan terhadap kompleks kesehatan di wilayah pendudukan Palestina sejak 7 Oktober, awal perang Gaza, termasuk 164 serangan di Jalur Gaza dan 171 serangan di Tepi Barat.
Serangan-serangan ini mengakibatkan evakuasi massal secara paksa dari rumah sakit, dan banyak korban jiwa termasuk korban jiwa di antara pasien, teman mereka, dan pengungsi yang mengungsi di sana, kata WHO.
Laporan Kementrian Kesehatan Gaza pada Selasa (21/11), menyatakan korban terbunuh akibat serangan Israel di Jalur Gaza melonjak menjadi 14.128 jiwa, termasuk lebih dari 5.840 anak-anak dan 3920 wanita.
Sumber: Al Jazeera
Reporter: Samsul