Israel Kerahkan Puluhan Ribu Tentara Cadangan untuk Perluas Perang, Banyak yang Menolak Bertugas

Israel Kerahkan Puluhan Ribu Tentara Cadangan untuk Perluas Perang, Banyak yang Menolak Bertugas

GAZA (jurnalislam.com)- Militer Israel mengumumkan akan mengerahkan puluhan ribu tentara cadangan guna memperluas serangan ke Jalur Gaza. Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Eyal Zamir, menyampaikan hal tersebut pada Ahad (5/5/2025), beberapa jam setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan akan melanjutkan agresi militer meski ada desakan damai dari masyarakat Israel terus menguat.

“Minggu ini kami mengirimkan puluhan ribu surat wajib militer kepada pasukan cadangan untuk meningkatkan tekanan terhadap Hamas, mengembalikan para tawanan, dan memperluas operasi militer kami di Gaza,” kata Zamir saat mengunjungi pangkalan angkatan laut Atlit di pantai utara Israel.

Zamir menegaskan, militer Israel akan bergerak di lebih banyak wilayah Gaza dan menghancurkan seluruh infrastruktur Hamas, baik di atas maupun bawah tanah.

Pernyataan ini disampaikan menjelang rapat kabinet keamanan yang dipimpin Netanyahu untuk membahas rencana eskalasi militer di Gaza. Sejak perang dimulai Oktober 2023, serangan Israel telah meluluhlantakkan wilayah Gaza, menyebabkan lebih dari 52.000 warga Palestina terbunuh dan membuat sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya terusir dari tempat tinggal mereka.

Gerakan sipil di Israel sendiri semakin gencar mendesak diakhirinya perang dan menuntut pembebasan para tawanan melalui jalur diplomatik. Bahkan, banyak tentara cadangan menolak panggilan untuk kembali bertugas.

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, dalam wawancara radio militer menyatakan ingin melihat perang diperluas secara “keras” namun ia tidak merinci lebih lanjut. Ia bahkan menyerukan serangan terhadap sumber daya penting di Gaza seperti makanan dan listrik.

Israel berdalih perluasan operasi militer bertujuan menekan Hamas agar membebaskan 59 tawanan yang tersisa. Namun para pengamat menilai langkah tersebut justru membahayakan nyawa para tawanan dan menutup jalan damai. Sebelumnya, upaya pertukaran tawanan sempat terjadi dalam gencatan senjata singkat hingga 18 Maret, namun tidak membuahkan hasil lanjutan. (Bahry)

Sumber: Al Jazeera

Bagikan