GAZA (jurnalislam.com)– Israel pada Sabtu (6/8/2025) menghancurkan Menara Al-Soussi setinggi 15 lantai di lingkungan Al-Sinaa, bagian barat Kota Gaza. Gedung yang menjadi tempat berlindung bagi puluhan keluarga pengungsi itu berisi lebih dari 100 apartemen dan dibangun pada masa Otoritas Palestina menguasai Gaza (1993–2007).
Penghancuran ini terjadi sehari setelah Israel meruntuhkan Menara Mushtaha di kawasan Al-Rimal. Kedua bangunan tinggi itu menjadi target serangan dengan dalih digunakan pejuang Hamas. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, merayakan serangan tersebut melalui unggahan di X dengan pernyataan singkat: “Kami akan melanjutkan.”
Koresponden The New Arab melaporkan, Israel telah memperingatkan warga Gaza bahwa Menara Al-Roya juga akan menjadi target berikutnya. Tentara Israel mengancam akan menghancurkan lebih banyak menara hunian di Kota Gaza, yang menampung puluhan ribu warga sipil.
Rekaman AFP menunjukkan Menara Mushtaha runtuh dengan ledakan besar, disertai asap pekat yang membubung ke langit. Sejumlah warga berusaha menyelamatkan barang-barang sebelum gedung itu dihancurkan.
“Kurang dari setengah jam setelah perintah evakuasi, menara itu dibom,” kata Areej Ahmed (50), seorang pengungsi Palestina, kepada AFP.
Serangan udara Israel secara keseluruhan menewaskan sedikitnya 68 orang di seluruh Jalur Gaza pada Jumat, dan 21 orang lainnya pada Sabtu. Tidak diketahui apakah korban tewas berasal dari penghancuran dua menara tersebut.
Israel mengklaim telah menetapkan kawasan Mawasi sebagai “zona aman” dan memerintahkan warga Kota Gaza mengungsi ke wilayah itu. Namun, banyak penduduk menolak, mengingat serangan mematikan sebelumnya juga terjadi di sana.
“Ke mana pun kami pergi, kematian mengejar kami, entah karena pengeboman atau kelaparan,” kata Samia Mushtaha (20), warga Gaza yang kini mengungsi di tenda di kawasan Rimal.
PBB memperkirakan hampir satu juta orang masih berada di Kota Gaza dan sekitarnya, wilayah yang bulan lalu dinyatakan mengalami bencana kelaparan. Badan dunia itu memperingatkan akan adanya “bencana” lebih besar jika serangan berlanjut.
Sejak dimulainya agresi Israel, lebih dari 64.368 orang di Gaza tewas—kebanyakan perempuan dan anak-anak menurut otoritas kesehatan setempat. Jumlah sebenarnya diperkirakan lebih tinggi karena ribuan korban masih terperangkap di bawah reruntuhan bangunan. (Bahry)
Sumber: TNA