Iran Ancam Israel, Siap Tembakkan 600 Rudal Sekaligus Jika Konflik Meletus

Iran Ancam Israel, Siap Tembakkan 600 Rudal Sekaligus Jika Konflik Meletus

TEHERAN (jurnalislam.com)– Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, memperingatkan bahwa Iran dapat meluncurkan hingga 600 rudal secara bersamaan ke arah pasukan Israel dan Amerika Serikat jika konflik berskala besar pecah di kawasan.

Pernyataan tersebut disampaikan Salami dalam pidato yang disiarkan televisi pada Selasa (13/5/2025).

“Jika kita menembakkan 600 rudal sekaligus, dapatkah musuh menahannya?” ujar Salami dengan nada retoris, memperingatkan potensi kekuatan militer Iran.

“Musuh kita tidak memahami konsekuensi dari ancaman mereka. Bahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu takut mengunjungi Azerbaijan,” tambahnya.

Menurut Salami, ancaman dari pihak musuh, termasuk Israel dan AS, menunjukkan ketidaksadaran mereka terhadap konsekuensi besar yang bisa terjadi. Ia bahkan menyindir Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menurutnya takut untuk mengunjungi Azerbaijan, negara yang berbatasan langsung dengan Iran.

Salami juga menegaskan bahwa posisi strategis Iran saat ini semakin kuat, dengan rasa percaya diri yang meningkat dalam menghadapi tantangan regional maupun global. Ia menyatakan bahwa konflik saat ini tidak hanya berlangsung di medan perang konvensional, namun juga merambah ke ranah media, budaya, dan ideologi.

“Gaza menunjukkan kepada dunia bahwa tekad dan keberanian bisa menandingi keunggulan militer,” katanya.

Dalam pidatonya, Salami juga menyinggung situasi di Laut Merah dan keterlibatan AS di Yaman. Ia mencatat bahwa kapal induk AS telah menghindari konfrontasi langsung, dan keputusan Washington untuk melakukan gencatan senjata sepihak menunjukkan adanya pengekangan strategis dari pihak AS.

Tak hanya itu, ia juga menyoroti tekanan internal dalam militer Amerika Serikat. Salami mengklaim bahwa kinerja angkatan udara AS menurun, dengan meningkatnya jumlah kecelakaan pesawat dalam beberapa bulan terakhir.

Pernyataan keras Salami datang di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, seiring agresi Israel yang terus berlangsung di Gaza dan keterlibatan berbagai aktor regional dalam konflik yang meluas. (Bahry)

Sumber: Shafaq

Bagikan