Ini Alasannya, Mengapa Puluhan Negara Serentak Usir Diplomat Rusia

Ini Alasannya, Mengapa Puluhan Negara Serentak Usir Diplomat Rusia

LONDON (Jurnalislam.com) – Puluhan negara telah memerintahkan pengusiran lebih dari 100 diplomat Rusia saat meningkatnya sengketa diplomatik besar antara Rusia dan Inggris karena kasus serangan zat beracun, Aljazeera melaporkan Selasa (27/3/2018).

Australia, Kanada, Amerika Serikat dan 23 negara Eropa pada hari Senin dan Selasa mengumumkan bahwa mereka akan mengusir 121 diplomat Rusia selama pekan mendatang.

Pengumuman itu muncul beberapa hari setelah Inggris mengusir 23 pejabat Rusia karena menuduh Rusia atas dugaan serangan terhadap mantan agen ganda Sergei Skripal dan putrinya, Yulia.

Keduanya sakit kritis di sebuah rumah sakit di Inggris setelah diracuni oleh gas saraf kelas militer di kota Salisbury, Inggris selatan bulan lalu.

Rusia membantah terlibat dalam kasus ini.

Pada 4 Maret, Skripal dan putrinya ditemukan pingsan di bangku dekat pusat perbelanjaan di Salisbury, 120km barat daya ibukota Inggris, London.

Skripal adalah mantan perwira intelijen militer Rusia yang dituduh memata-matai Rusia untuk Inggris.

Ia dipenjara pada tahun 2006 dan kemudian ditukar dengan warga Rusia yang dituduh melakukan spionase di AS.

Ketegangan dalam hubungan Inggris-Rusia meningkat setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May menuduh bahwa Rusia “sangat mungkin” berada di balik percobaan pembunuhan Skripal dan putrinya.

May memberi Rusia batas waktu hingga 13 Mei untuk menjelaskan bagaimana sebuah gas saraf era Soviet bisa berada di Salisbury, Inggris bagian selatan.

“Mereka telah memperlakukan penggunaan gas saraf kelas militer di Eropa dengan sarkasme, penghinaan dan pembangkangan,” kata May di parlemen, sebelum memerintahkan pengusiran para diplomat Rusia.

Perdana menteri Inggris juga membatalkan undangan bagi Sergey Lavrov, menteri luar negeri Rusia, untuk mengunjungi Inggris.

Di antara berbagai respon, menteri kabinet dan anggota keluarga kerajaan juga tidak akan menghadiri Piala Dunia di Rusia musim panas ini.

Kementerian luar negeri Rusia menyanggah tuduhan Inggris, menyebut bahwa tuduhan tersebut bermotif politik dan merupakan “pertunjukan sirkus”.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Inggris harus menyelidiki apa yang terjadi sebelum melemparkan tuduhan terhadap Rusia.

“Anda pertama-tama harus sampai ke hal-hal mendasar di sana, dan setelah itu, kita bisa mendiskusikannya,” kata Putin seperti dikutip.

Sebagai langkah balasan, Moskow memerintahkan pengusiran 23 diplomat Inggris dan menutup konsulat Inggris di St Petersburg dan badan kebudayaan British Council.

Duta besar Rusia untuk AS juga menyatakan keprihatinannya atas keputusan Washington untuk mengusir Rusia.

“Apa yang dilakukan Amerika Serikat hari ini, mereka menghancurkan yang masih tersisa dari hubungan AS-Rusia,” kata Anatoly Antonov.

“Saya menambahkan bahwa semua tanggung jawab atas hancurnya hubungan Rusia-Amerika ada di AS.”

Tanggapi Serangan Zat Beracun di Inggris, AS Usir 60 Diplomat Rusia dari Negaranya

Dalam solidaritas dengan Inggris, sejauh ini, 23 negara Eropa – 18 negara anggota Uni Eropa dan lima negara non-UE – telah mengumumkan bahwa mereka akan mengusir 55 diplomat Rusia selama pekan mendatang.

Negara-negara UE termasuk: Prancis (4), Polandia (4), Jerman (4), Lituania (3), Republik Ceko (3), Denmark (2), Italia (2), Spanyol (2), Belanda (2) , Estonia (1), Latvia (1), Swedia (1), Finlandia (1), Rumania (1), Kroasia (1), Hongaria (1), Irlandia (1) dan Belgia (1).

Negara-negara Eropa Non-UE adalah: Ukraina (13), Moldova (3), Albania (2), Norwegia (1) dan Makedonia (1).

Sementara itu, sekutu NATO – AS dan Kanada – juga telah memutuskan untuk mengambil tindakan.

Pada hari Senin, Presiden AS Donald Trump memerintahkan pengusiran 60 warga Rusia, termasuk 12 perwira intelijen dari misi Rusia untuk markas PBB di New York.

AS mengatakan pihaknya juga menutup konsulat Rusia di Seattle.

Kanada mengusir empat warga Rusia yang diduga bekerja sebagai mata-mata atau mencampuri urusan Kanada di bawah perlindungan diplomatik.

NATO juga bergabung dengan paduan suara negara-negara yang menghukum Rusia.

Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg mengatakan pada hari Selasa bahwa NATO akan mengurangi misi NATO di Rusia dari 30 menjadi 20.

Pada 19 Maret, perwakilan badan PBB Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (the Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons-OPCW), , mengumpulkan sampel dari gas saraf Novichok yang digunakan untuk meracuni Skripal.

Hasil mereka diharapkan akan dirilis dalam sepekan.

Ada kekhawatiran krisis diplomatik dapat memburuk jika hasil investigasi OPCW menunjukkan keterkaitan dengan Rusia.

“Moskow sekarang akan mencoba membagi Uni Eropa menjadi dua kubu – kubu pro-Inggris radikal dan orang-orang yang mereka pikir akan mengikuti Uni Eropa karena tuntutan solidaritas daripada karena keyakinan,” Konstantin Eggert, seorang analis dan wartawan Rusia, kepada Al Jazeera.

Menurutnya, Inggris juga akan meningkatkan tindakannya secara bertahap terhadap Rusia.

“Menurut saya sangat mungkin bahwa sebentar lagi akan ada Hukum Magnitsky versi Inggris dan tampaknya keinginan untuk menekan kejayaan Rusia di Inggris adalah yang paling serius dari semua pihak lain selama 15-17 tahun terakhir,” katanya.

Bagikan