Infokom MUI Ajak Generasi Milenial Bantu Orang Tuanya Cegah Hoaks

Infokom MUI Ajak Generasi Milenial Bantu Orang Tuanya Cegah Hoaks

JAKARTA (Jurnalislam.com)— Meskipun banyak seminar mengenai penangkalan hoaks untuk kalangan milenial, namun yang jarang dibahas adalah hoaks di kalangan orang tua. Akhir-akhir ini sudah banyak dirasakan, sumber-sumber hoaks justru berasal dari keluarga dengan asal meneruskan pesan.

Merespons fenomena sosial itu, Wakil Ketua Komisi Infokom MUI Pusat, Ismail Fahmi, Ph.D memberikan saran khusus agar kalangan anak muda meningkatkan kemampuan literasi media sosialnya untuk membantu orang tua melakukan verifikasi informasi.

Direktur Drone Emprit ini menyampaikan, dirinya pun selama ini terus mengawal orang tuanya di sosial media. Saat ini, sang ayah kerap bertanya terlebih dahulu informasi yang disebarkan di grup sebelum kemudian memforwardkan ke grup lain.

“Tolong dibantu orang tua kita. Mereka itu tidak mampu melakukan verifikasi,” ujarnya saat menyampaikan materi, Sabtu (04/09) dalam Webinar “Literasi Pandemi dan Pemulihan Ekonomi di Kalangan Milenial Muslim” secara virtual.

Dalam acara Kerjasama Infokom MUI dengan Kementerian Kominfo itu, dia menyampaikan bahwa sebagai pihak yang mengajari orang tua melakukan saring sebelum sharing, maka anak muda harus mengetahui beberapa tips untuk menyangkal hoaks.

Dikatakan Ismail Fahmi, cara paling mudah adalah dengan langsung mengakses Google dan menambahkan kata hoaks di dalam kotak pencarian.

“Saya langsung dari Google saja. Misalnya saya pernah dikirimi bapak saya, video hoaks tentang sebuah ada video pesawat chemtrails (hoaks menyebarkan virus Covid-19 di langit pantura), cari saja kata Chemtrails di Google kemudian tambahkan kata hoaks, nanti akan keluar hasil verifikasinya,” jelasnya.

 

Dia melanjutkan, dengan semakin banyaknya video pendek atau gambar yang dipelintir, ada beberapa cara untuk melakukan verifikasi. Pertama, bisa melalui search engine bikinan Rusia yaitu Yandex. Kita tinggal memfoto layar (screen-capture) gambar yang kita inginkan, kemudian upload di kotak pencarian Yandex.

Cara lainnya adalah mengupload hasil screen capture tersebut di Google Image. Google Image nanti akan menjabarkan beberapa gambar yang mirip dengan pencarian kita. Setelah itu, Google juga akan memberitahukan sumber asli video/gambar tersebut darimana.

Dari proses itu, kemudian kita akan tahu kebenaran video tersebut apakah sudah lama, terkait atau apa.

“Upload di Yandex atau upload di Google Image, nanti akan muncul gambar-gambar ini asalnya darimana. Oh dari youtube ternyata banyak ini, begitu. Misalnya, narasi Covid-19 sembuh dari vitamin C doang benar tidak sih? Terus kita cek aslinya, Oh ada di youtube, vitamin C ternyata untuk meningkatkan sistem imun. Jadi bukan untuk menyembuhkan Covid-19. Kemudian lihat di youtube secara utuh dan lihat aslinya, ternyata videonya beda banget dengan narasinya, ” ujarnya.  (mui)

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.