IDI: 342 Tenaga Medis Wafat Karena Covid-19, Terbanyak di Jatim

IDI: 342 Tenaga Medis Wafat Karena Covid-19, Terbanyak di Jatim

JAKARTA(Jurnalislam.com) Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengumumkan data terbaru tenaga medis yang wafat akibat Covid-19. Total, per Sabtu (5/12), sebanyak 342 tenaga medis wafat dari Maret sampai Desember yang terdiri dari 192 dokter, 14 dokter gigi, dan 136 perawat.

Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 101 dokter umum (4 guru besar), 89 dokter spesialis (7 guru besar), serta dua residen yang keseluruhannya berasal dari 24 IDI Wilayah provinsi dan 85 IDI cabang kota atau kabupaten.

Berdasarkan data provinsi, paling banyak berasal dari Jawa Timur dengan total 39 dokter meninggal, 2 dokter gigi, dan 36 perawat.

Berikutnya, DKI Jakarta (31 dokter, 5 dokter gigi dan 21 perawat), Sumatra Utara (24 dokter dan 3 perawat), Jawa Barat (17 dokter, 3 dokter gigi, dan 18 perawat), Jawa Tengah (17 dokter dan 21 perawat), Sulawesi Selatan (7 dokter dan 3 perawat), Banten (7 dokter dan 2 perawat), Bali (6 dokter), DI Aceh (6 dokter dan 2 perawat), Kalimantan Timur (5 dokter dan 3 perawat), Riau (5 dokter).

Selanjutnya, DI Yogyakarta (5 dokter dan 2 perawat), Kalimantan Selatan (4 dokter, 1 dokter gigi, dan 6 perawat), Sumatra Selatan (4 dokter dan 5 perawat), Kepulauan Riau (3 dokter dan 2 perawat), Sulawesi Utara (3 dokter)

17.Nusa Tenggara Barat 2 dokter, Sumatra Barat 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat, Kalimantan Tengah 1 dokter dan 2 perawat.

Selanjutnya, Provinsi Lampung 1 dokter dan 1 perawat, Maluku Utara 1 dokter dan 1 perawat, Bengkulu 1 dokter, Sulawesi Tenggara 1 dokter dan 2 dokter gigi, Papua Barat 1 dokter dan Papua 2 perawat, Nusa Tenggara Timur 1 perawat dan Kalimantan Barat 1 perawat.Sementara itu di daerah Penugasan Luar Negeri (DPLN) dua perawat asal Indonesia meninggal di Kuwait.

Divisi Advokasi dan Hubungan Eksternal Tim Mitigasi PB IDI, dr. Eka Mulyana, SpOT(K), MKes, SH,MHKes mengatakan apapun informasi mengenai Covid-19 adalah hoaks atau hasil konspirasi, kenyataannya adalah virus ini benar-benar nyata dan telah memakan nyawa banyak dalam waktu singkat.

“Kami berharap apabila anda termasuk orang yang tidak mempercayai adanya virus ini, janganlah mengorbankan keselamatan orang lain dengan ketidakpercayaan tersebut. Tingginya lonjakan pasien Covid-19, angka kematian tenaga medis, dan tenaga kesehatan menjadi peringatan kepada kita semua untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan (3M),” kata Eka, Sabtu (5/12).

Lebih lanjut, dia mengatakan jika mengabaikan protokol kesehatan, seseorang tidak hanya mengorbankan keselamatan diri melainkan mengorbankan keselamatan keluarga dan orang terdekat termasuk orang di sekitar. Pandemi ini akan berlalu dengan kerja sama seluruh pihak.

“Kami dari tim mitigasi PB IDI secara khusus juga mengingatkan kepada para teman sejawat tenaga medis dan tenaga kesehatan untuk waspada dan tetap menjalankan SOP seperti dalam pedoman standar perlindungan dokter di saat melakukan pelayanan dan saat berada di keluarga dan komunitas,” ujar dia.

Sementara itu, Anggota Tim Pedoman dan Protokol dari Tim Mitigasi PB IDI, dr. Weny Rinawati SpPK MARS mengingatkan para tenaga kesehatan agar tidak menurunkan kualitas Alat Pelindung Diri (APD) yang dikenakan.

Sumber: republika.co.id

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.