Huntara, Kabar Gembira Bagi Keluarga Korban Gempa

Huntara, Kabar Gembira Bagi Keluarga Korban Gempa

SIGI (Jurnalislam.com) – Terik matahari siang itu tak membuat ratusan warga beranjak. Mereka duduk dengan tenang, menunggu peresmian Huntara yang akan diresmikan sang Bupati. Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan anak-anak memenuhi lapangan yang telah dipayungi terpal.

Hunian sementara (Huntara) yang dibangun AQL Peduli dan Berkah Bersama di Desa Mpanau, Kecamatan Biromaru, Sigi, Sulawesi Tengah, diresmikan oleh Bupati Sigi, Muhammad Nirwan Lapata dan pendiri AQL, K.H Bachtiar Natsir, Jum’at (2/11/2018).

Peresmian itu menjadi hari yang ditunggu-tunggu para pengungsi. Pasalnya, selama lebih dari sebulan mereka tinggal di dalam tenda.

“Selama sebulan kami tinggal di dalam tenda. Panas sekali kalau siang, dan dingin kalau malam,” ungkap Arman (35), calon penghuni Huntara, Komplek Berkah Bersama.

Bupati Sigi memberikan kunci Huntara secara simbolis kepada warga. FOTO: Nizar/INA

Arman pun menyampaikan ucapan terimakasih kepada para donatur di AQL Peduli dan Berkah Bersama. Arman berharap, dengan tinggal di Huntara, keluarganya bisa tidur lebih tenang sehingga dapat mengubah nasib dan kembali memiliki rumah tetap.

Sebelum bencana, Arman bekerja sebagai tukang bangunan. Namun pasca bencana, ia belum bekerja lagi, sehingga sehari-hari, untuk menghidupi istri dan kedua anaknya, ia sangat tergantung pada bantuan logistik.

Kebahagiaan yang dirasakan Arman ternyata dirasakan pula oleh keluarga Ibu Samsidar (60), penerima bantuan Huntara asal Desa Mpanau, Sigi.

Samsidar rencananya akan menempati Huntara bersama anak dan ketiga cucunya.

Samsidar mengungkapkan rasa bahagianya saat menerima simbolis kunci rumah dari K.H Bachtiar Natsir. Ia pun tidak lupa mendoakan pihak yang telah membantu.

“Rasanya senang, gembira. Dan kepada donatur dan semua yang sudah membantu, semoga diberikan rezeki dan sehat alfiat,” ungkapnya.

Samsidar tak henti mengucap syukur menerima bantuan Huntara. Sebab bantuan tersebut setidaknya mampu meringankan semua beban kesedihan yang ia alami sejak bencana terjadi.

“Saya sempat terseret tsunami, sangat takut, tapi akhirnya selamat. Kakak saya yang di Petobo meninggal tertindih bangunan. Dan saya bersama cucu harus tinggal di tenda sebulan lebih,” paparnya.

Pemilik tanah Huntara turut bahagia

Sementara itu, pemilik tanah Huntara, Bapak Ridwan (64), mengungkapkan rasa syukur karena tanahnya dipakai untuk membantu korban bencana.

“Saya bersyukur tanahnya digunakan untuk Huntara. Karena saya bisa menolong korban yang belum bisa bikin lagi rumah,” katanya.

Melalui perantara Ghazali (50) sebagai pengelola perkebunan, tanah seluas 1 Hektar miliknya menjadi wakaf pakai untuk Komplek Huntara Berkah Bersama.

Tanah yang kini dibangun Huntara itu, sebelumnya merupakan sawah dan perkebunan jagung. Namun saat sebelum gempa terjadi, tanahnya sudah kosong karena baru saja panen. Sehingga pihak AQL Peduli dan Berkah Bersama memilih tanahnya sebagai lahan Huntara.

Terakhir, Ridwan berharap tanahnya semakin berkah setelah dibangun Huntara dan Madrasah.

“Semoga semakin berkah,” pungkasnya.

Reporter: Hilman | INA

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.