Hotel di China Tidak Terima Tamu dari 5 Negara Mayoritas Muslim Termasuk Turki

Hotel di China Tidak Terima Tamu dari 5 Negara Mayoritas Muslim Termasuk Turki

CHINA (Jurnalislam.com) – Polisi di China dilaporkan telah memerintahkan hotel untuk menolak tamu dari lima negara mayoritas Muslim, lansir World Bulletin Selasa (30/08/2016).

Hotel budget di kota selatan Guangzhou mengatakan mereka telah menerima pemberitahuan dari polisi pada awal bulan Maret, memerintahkan mereka untuk menolak tamu dari Pakistan, Suriah, Irak, Turki, dan Afghanistan.

Kementerian luar negeri China mengatakan belum pernah mendengar tentang kebijakan tersebut, namun beberapa pekerja hotel telah menguatkan laporan tentang larangan itu.

Seorang pekerja hotel mengatakan kepada South China Morning Post bahwa polisi setempat mengatakan bahwa mereka harus menolak tamu dari lima negara sampai 10 September, tetapi tidak menjelaskan mengapa.

“Aku tidak jelas alasannya. Kami hanya tidak bisa menerima mereka,” seorang pekerja di hotel lain mengatakan.

Menurut laporan larangan itu tidak berlaku untuk hotel kelas atas, atau hotel budget milik rantai internasional maupun domestik. Tiga hotel yang diidentifikasi oleh Reuters semuanya independen dan mengenakan biaya sekitar $ 23 per malam.

Aturan tersebut bertepatan dengan forum pengembangan yang diadakan di Guangzhou pada 25 dan 26 Agustus, dan akan diperpanjang sampai setelah KTT G20 yang akan bertempat di Hangzhou, 620 mil jauhnya dari Guangzhou, pada 4 dan 5 September.

Meskipun terbentang jarak yang besar antara dua kota tersebut, media China berspekulasi larangan tersebut adalah upaya keamanan yang berhubungan dengan acara, yang akan dihadiri oleh profil tinggi para pemimpin dunia termasuk Presiden AS Barack Obama.

Menurut media China, para pejabat sangat prihatin tentang ekstremisme selama acara, dan mungkin takut akan adanya serangan oleh ekstrimis.

Hangzhou sendiri memiliki langkah-langkah keamanan yang ketat, dengan mengontrol ketat lalu lintas yang dilaporkan menyebabkan kemacetan lalu lintas dan pemeriksaan di pos sehingga menunda perjalanan warga. Kota ini pada dasarnya akan ditutup selama berlangsungnya acara, semua bisnis ditutup dan penduduk lokal diberi cuti dan dihimbau untuk meninggalkan kota sementara.

Selain pihak berwenang China melihat Guangzhou sebagai jalur akses menuju Guangzhou, beberapa delegasi diharapkan untuk mengunjungi Guangzhou sendiri sebelum atau setelah acara karena kota pesisir tersebut merupakan pusat industri penting, dengan populasi asing yang cukup besar.

 

Deddy | World Bulletin | Jurnalislam

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.