Hadapi Ancaman Donald Trump, China Bangun lebih Banyak Senjata Nuklir

Hadapi Ancaman Donald Trump, China Bangun lebih Banyak Senjata Nuklir

CHINA (Jurnalislam.com) – China “secara signifikan” harus meningkatkan pengeluaran militer dan membangun lebih banyak senjata nuklir sebagai respon terhadap Presiden terpilih AS Donald Trump, sebuah editorial di koran Global Times yang nasionalistik mengatakan pada hari Kamis (08/12/2016), lansir World Bulletin.

“Pengeluaran militer China pada 2017 harus ditambah secara signifikan,” tambahnya dalam artikel yang dicetak dalam bahasa Inggris dan Cina.

Koran itu bukan bagian dari media resmi negara, namun memiliki hubungan dekat dengan Partai Komunis yang berkuasa.

Pejabat China kadang-kadang menggunakan Global Times sebagai palu retorika mereka, tetapi juga memperingatkan bahasa Global Times yang sering kali bernada bombastis.

Presiden terpilih AS tersebut sering kejam terhadap China dalam kampanyenya, bahkan menyebut China sebagai musuh Amerika dan berjanji untuk berdiri melawan negara yang katanya memandang AS sebagai penurut.

Tapi ia juga mengindikasikan bahwa ia tidak tertarik memproyeksikan kekuatan AS jauh dari tanah air, mengatakan Amerika tidak ingin lagi membela sekutu seperti Jepang dan Korea Selatan – bahkan menyarankan mereka harus mengembangkan senjata nuklir mereka sendiri.

Editorial mengikuti omelan Twitter Trump awal minggu ini mengecam perdagangan dan kebijakan luar negeri China, serta keputusan China yang menghancurkan protokol saat Trump menerima panggilan telepon ucapan selamat dari pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen.

Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsi nakal yang menunggu penyatuan.

Dalam editorial, Global Times mengatakan: “Kita harus lebih siap secara militer menghadapi pertanyaan Taiwan untuk memastikan bahwa mereka yang menganjurkan kemerdekaan Taiwan akan dihukum, dan mengambil tindakan pencegahan dalam kasus provokasi AS di Laut Cina Selatan.”

Pada hari Rabu, Trump memilih Gubernur Iowa Terry Branstad, yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden China Xi Jinping pada pertengahan 1980-an, sebagai duta besar untuk Cina – berpotensi sebagai berita baik bagi Beijing, yang menyebutnya sebagai “teman lama” setelah menerima laporan pencalonannya.

Namun demikian, surat kabar China Daily milik negara tetap pesimis tentang masa depan hubungan China dengan AS.

Sebuah editorial hari Kamis mengatakan bahwa meskipun raksasa Asia tersebut sejauh ini merespons Trump dengan “pujian yang penuh kehati-hatian,” provokasi lebih lanjut dari politisi yang tak terduga akan membahayakan hubungan Sino-AS.

“China harus bersiap untuk yang terburuk,” katanya. “Apa yang telah terjadi selama beberapa pekan terakhir cenderung menunjukkan bahwa hubungan Sino-AS menghadapi ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya, saat kata-kata Trump tidak selalu lebih keras dari gigitan.”

Bagikan